Pulau Sumatra adalah salah satu pulau terbesar di Indonesia yang memiliki peranan penting dalam sejarah nusantara. Letaknya yang strategis di jalur perdagangan internasional menjadikan Sumatra sebagai pusat kebudayaan dan kekuasaan sejak masa lampau. Di pulau ini, pernah berdiri berbagai kerajaan besar yang memiliki pengaruh luas, baik secara politik, ekonomi, maupun kebudayaan. Artikel ini akan mengulas daftar kerajaan-kerajaan besar di Sumatra beserta sejarah singkat masing-masing.
1. Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Singkat
Salah satu daftar kerajaan-kerajaan besar di Sumatra, Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang berdiri sekitar abad ke-7 Masehi dan berpusat di Palembang, Sumatra Selatan. Kerajaan ini dikenal sebagai pusat perdagangan dan penyebaran agama Buddha Mahayana di Asia Tenggara. Bukti sejarah Kerajaan Sriwijaya ditemukan melalui Prasasti Kedukan Bukit (683 M), serta catatan musafir Tiongkok, I-Tsing.
Sriwijaya menguasai jalur perdagangan Selat Malaka dan berhasil menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok, India, dan kerajaan-kerajaan di Semenanjung Melayu. Kejayaan Sriwijaya mulai surut pada abad ke-11 akibat serangan dari Kerajaan Chola (India Selatan) dan persaingan dagang dari kerajaan lain.
Ciri Khas:
- Kerajaan maritim dan pusat studi agama Buddha
- Menguasai jalur perdagangan laut internasional
- Prasasti dalam bahasa Melayu Kuno dan aksara Pallawa
2. Kerajaan Melayu Dharmasraya
Sejarah Singkat
Setelah Sriwijaya mengalami kemunduran, muncul Kerajaan Melayu Dharmasraya di Jambi sekitar abad ke-12. Kerajaan ini sering disebut sebagai kelanjutan dari Sriwijaya dalam konteks politik dan budaya. Informasi tentang Dharmasraya banyak ditemukan dalam Prasasti Grahi dan Prasasti Padang Roco.
Kerajaan ini dikenal karena menerima pengaruh kuat dari India, terutama dalam hal sistem pemerintahan dan agama Hindu-Buddha. Pada abad ke-14, Dharmasraya mulai melemah akibat ekspansi Kerajaan Majapahit ke wilayah Sumatra.
Ciri Khas:
- Melanjutkan tradisi politik Sriwijaya
- Dipengaruhi kebudayaan India
- Menjalin hubungan dagang dengan Tiongkok dan India
3. Kerajaan Pagaruyung
Sejarah Singkat
Kerajaan Pagaruyung berdiri pada abad ke-14 di wilayah Minangkabau, Sumatra Barat. Awalnya kerajaan ini bercorak Hindu-Buddha, tetapi kemudian berubah menjadi kerajaan Islam setelah kedatangan pedagang dan ulama dari Timur Tengah dan Gujarat.
Pagaruyung dikenal sebagai pusat kebudayaan Minangkabau dan memiliki sistem kekerabatan matrilineal yang unik. Kerajaan ini berperan penting dalam penyebaran Islam di pedalaman Sumatra. Kejayaan Pagaruyung berakhir setelah konflik internal dan campur tangan Belanda pada abad ke-19.
Ciri Khas:
- Sistem adat Minangkabau yang kuat
- Perpaduan budaya lokal dan Islam
- Pusat pendidikan dan penyebaran agama Islam
4. Kesultanan Aceh Darussalam
Sejarah Singkat
Kesultanan Aceh Darussalam berdiri pada awal abad ke-16 dan berpusat di Banda Aceh. Kesultanan ini menjadi salah satu kerajaan Islam paling berpengaruh di Asia Tenggara. Di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607–1636), Aceh mencapai puncak kejayaan dengan wilayah kekuasaan yang luas dan kekuatan militer yang tangguh.
Kesultanan Aceh terkenal dengan kegiatan diplomatik dan perdagangan yang aktif, serta memiliki hubungan dengan Kekhalifahan Utsmaniyah. Selain itu, Aceh menjadi pusat pendidikan Islam yang penting di Nusantara.
Ciri Khas:
- Pusat kekuatan Islam di Sumatra
- Berperan besar dalam perlawanan terhadap Portugis dan Belanda
- Mengembangkan pendidikan Islam dan tasawuf
5. Kesultanan Siak Sri Indrapura
Sejarah Singkat
Kesultanan Siak Sri Indrapura berdiri pada abad ke-18 dan berlokasi di Provinsi Riau saat ini. Didirikan oleh Raja Kecil dari Pagaruyung, kesultanan ini menjadi salah satu kekuatan politik dan ekonomi penting di wilayah timur Sumatra. Kesultanan Siak dikenal dengan pelabuhan dagangnya yang strategis dan pemerintahan yang efisien.
Kesultanan Siak juga aktif menjalin hubungan dengan kerajaan Melayu lainnya serta menghadapi tekanan dari kolonial Belanda. Pada tahun 1946, kesultanan ini bergabung ke dalam Republik Indonesia.
Ciri Khas:
- Berasal dari keturunan Pagaruyung
- Pusat perdagangan dan budaya Melayu
- Perlawanan terhadap kolonialisme Belanda
6. Kesultanan Deli
Sejarah Singkat
Kesultanan Deli berdiri pada abad ke-17 di wilayah Sumatra Utara, dengan pusat pemerintahan di Medan. Kesultanan ini berkembang pesat karena produksi dan ekspor tembakau Deli yang terkenal di dunia.
Kesultanan Deli menjadi salah satu kerajaan kaya di Sumatra berkat hubungan dagang yang erat dengan Eropa, khususnya Belanda. Meskipun dalam pengaruh kolonial, Deli tetap mempertahankan identitas Melayu dan keislamannya.
Ciri Khas:
- Perdagangan tembakau sebagai andalan ekonomi
- Pusat budaya Melayu di Sumatra Utara
- Berperan dalam pelestarian adat dan seni Melayu
Baca juga: Warisan 350 Tahun Penjajahan Belanda di Indonesia: Pengaruh dalam Budaya dan Hukum
Kesimpulan
Sumatra adalah pulau yang kaya akan sejarah dan kebudayaan. Daftar Kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya, Aceh, Pagaruyung, hingga Siak memiliki peran penting dalam membentuk identitas masyarakat Sumatra dan Nusantara secara keseluruhan. Warisan sejarah ini tidak hanya terlihat dalam bentuk prasasti atau bangunan, tetapi juga dalam nilai-nilai budaya, bahasa, dan agama yang masih hidup hingga kini.
Mempelajari sejarah kerajaan-kerajaan di Sumatra membuka wawasan kita tentang bagaimana interaksi antarbudaya, perdagangan internasional, dan kekuatan politik membentuk peradaban di wilayah ini. Oleh karena itu, pelestarian warisan sejarah ini sangat penting sebagai bagian dari jati diri bangsa Indonesia yang tertuang dalam daftar kerajaan-kerajaan besar di Sumatra.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa kerajaan tertua di Sumatra?
Kerajaan tertua di Sumatra adalah Kerajaan Sriwijaya yang berdiri pada abad ke-7 Masehi.
2. Apakah semua kerajaan di Sumatra bercorak Islam?
Tidak. Beberapa kerajaan awal seperti Sriwijaya dan Dharmasraya bercorak Hindu-Buddha, kemudian diikuti oleh kerajaan bercorak Islam seperti Aceh dan Siak.
3. Mengapa Sriwijaya disebut kerajaan maritim?
Karena Sriwijaya mengandalkan kekuatan laut, menguasai jalur perdagangan internasional, dan memiliki armada laut yang kuat.
4. Apa peninggalan sejarah dari Kesultanan Aceh?
Beberapa peninggalan penting adalah Masjid Raya Baiturrahman, naskah-naskah keagamaan, dan karya-karya ulama Aceh seperti Hamzah Fansuri.
5. Apa hubungan antara Pagaruyung dan Siak?
Kesultanan Siak didirikan oleh Raja Kecil, yang mengaku sebagai keturunan dari Kerajaan Pagaruyung.
Referensi
- Coedès, George. The Indianized States of Southeast Asia. University of Hawaii Press, 1968.
- M. Yamin. 6000 Tahun Sang Merah Putih. Jakarta: Pustaka Rakyat, 1951.
- Ricklefs, M.C. A History of Modern Indonesia Since c. 1300. Stanford University Press, 1993.
- https://kebudayaan.kemdikbud.go.id
- https://www.perpusnas.go.id
- https://www.britannica.com/place/Srivijaya-empire
- https://repositori.kemdikbud.go.id