Interaksi sosial adalah dasar dari semua hubungan manusia, termasuk di sekolah, dunia usaha, dan masyarakat luas. Dalam kajian sosiologi, interaksi sosial memiliki berbagai bentuk, salah satunya interaksi sosial diagonal. Meski tidak sepopuler interaksi horizontal atau vertikal, interaksi diagonal memiliki peran penting dalam memastikan kelancaran koordinasi antara pihak-pihak yang tidak berada dalam struktur hierarki langsung, tetapi tetap perlu bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Apa Contoh Interaksi Sosial Secara Diagonal di Sekolah, Dunia Usaha, dan Masyarakat?
Artikel ini membahas secara lengkap pengertian interaksi sosial diagonal, ciri-cirinya, serta contoh nyata di sekolah, dunia usaha, dan masyarakat. Artikel juga dilengkapi dengan FAQ, referensi, dan tag WordPress SEO-friendly.
Apa Itu Interaksi Sosial Diagonal?
Interaksi sosial diagonal adalah interaksi yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang berbeda status atau peran, tetapi tidak berada dalam hubungan langsung atasan-bawahan (vertikal) dan tidak pula dalam kedudukan sejajar (horizontal). Dengan kata lain, interaksi diagonal adalah hubungan yang terjadi lintas bidang, lintas unit, atau lintas jabatan, tetapi tetap saling membutuhkan dalam menjalankan fungsi sosial atau pekerjaan tertentu.
Bentuk interaksi ini umum terjadi dalam organisasi seperti sekolah, perusahaan, ataupun lingkungan masyarakat di mana koordinasi lintas bagian menjadi hal penting.
Ciri-Ciri Interaksi Sosial Diagonal
Agar mudah mengenali interaksi diagonal, berikut ciri utamanya:
1. Melibatkan Pihak Berbeda Status tetapi Tidak Dalam Lini Komando
Interaksi terjadi antara pihak yang berbeda jabatan, tetapi bukan atasan dan bawahan langsung.
2. Terjadi Lintas Bagian atau Unit
Pihak yang berinteraksi biasanya berasal dari unit berbeda yang harus bekerja sama.
3. Komunikasi Bisa Formal ataupun Informal
Interaksi dapat berbentuk rapat resmi, surat tugas, pesan singkat, atau koordinasi lapangan.
4. Tujuan Bersifat Fungsional
Interaksi diagonal terjadi karena kebutuhan pekerjaan, bukan hubungan personal.
5. Menjembatani Struktur Sosial
Interaksi diagonal menghubungkan pihak yang tidak berada dalam struktur sejajar maupun komando langsung.
Contoh Interaksi Sosial Diagonal di Berbagai Lingkungan
Berikut contoh nyata yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari pada tiga lingkungan: sekolah, dunia usaha, dan masyarakat.
A. Contoh Interaksi Sosial Diagonal di Sekolah
Lingkungan sekolah memiliki struktur organisasi yang cukup kompleks. Interaksi tidak hanya terjadi antara guru dan siswa atau guru dan kepala sekolah, tetapi juga lintas bidang.
1. Guru BK dengan Petugas TU (Tata Usaha)
Guru BK membutuhkan data administrasi siswa yang disimpan oleh staf Tata Usaha.
Mereka berbeda tugas dan status, tetapi tetap berkoordinasi untuk kelengkapan data.
2. Teknisi Laboratorium dengan Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum
Teknisi lab membantu penyediaan alat percobaan untuk kegiatan belajar yang dijadwalkan Wakil Kepala Sekolah Kurikulum. Hubungan ini tidak berada dalam jalur komando langsung.
3. Komite Sekolah dengan Bendahara Sekolah
Komite sekolah (sebagai perwakilan orang tua) berkoordinasi dengan bendahara sekolah untuk kegiatan pengembangan sarana pendidikan.
4. Siswa Organisasi OSIS dengan Bagian Kesiswaan
Siswa OSIS mengajukan proposal kegiatan kepada bagian kesiswaan.
Status berbeda, unit berbeda, tujuan tetap sama: kegiatan sekolah yang sukses.
5. Guru Seni dengan Satpam Sekolah
Guru seni meminta akses ruang aula yang dikunci, sehingga berinteraksi dengan satpam sekolah.
Ini adalah interaksi diagonal karena keduanya memiliki fungsi dan posisi yang berbeda tanpa hubungan komando langsung.
B. Contoh Interaksi Sosial Diagonal di Dunia Usaha (Perusahaan)
Di lingkungan perusahaan, interaksi diagonal sangat penting untuk memastikan koordinasi lintas divisi, terutama pada perusahaan besar.
1. Divisi Marketing dengan Divisi Legal
Marketing membutuhkan persetujuan legal untuk konten iklan.
Divisi mereka berbeda, tetapi saling membutuhkan untuk meluncurkan produk.
2. Staf HRD dengan Supervisor Produksi
HRD mengurus absensi dan kebutuhan tenaga kerja sementara supervisor produksi membutuhkan tambahan tenaga operator.
Hubungan ini tidak vertikal dan bukan horizontal karena berada pada struktur berbeda.
3. Teknisi IT dengan Manajer Keuangan
Teknisi IT memperbaiki sistem software keuangan atau mesin absensi.
Mereka beda jabatan dan bidang, tetapi interaksi tetap penting.
4. Quality Control dengan Purchasing
QC meminta bahan tertentu yang harus dibeli oleh bagian pembelian.
Interaksi mereka bersifat fungsional dan lintas bidang.
5. Tim Security dengan Manajer Operasional
Security menjaga area penyimpanan dan harus berkoordinasi dengan manajer operasional saat ada inspeksi.
Ini juga merupakan contoh interaksi diagonal yang sering terjadi.
Baca juga: Hubungan antara Tenaga Kerja, Modal, dan Alam sebagai Faktor Produksi Utama
