Home ยป IPS Kelas 7 ยป Ciri-Ciri dan Bentuk Interaksi Sosial Horizontal dalam Masyarakat Indonesia
Posted in

Ciri-Ciri dan Bentuk Interaksi Sosial Horizontal dalam Masyarakat Indonesia

Ciri-Ciri dan Bentuk Interaksi Sosial Horizontal dalam Masyarakat Indonesia (ft.istimewa)
Ciri-Ciri dan Bentuk Interaksi Sosial Horizontal dalam Masyarakat Indonesia (ft.istimewa)

Interaksi sosial merupakan proses penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tanpa adanya interaksi, tidak akan tercipta kerja sama, komunikasi, maupun hubungan sosial yang harmonis. Salah satu bentuk interaksi sosial yang paling umum terjadi di Indonesia adalah interaksi sosial horizontal, yaitu interaksi yang berlangsung antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan atau status sosial yang relatif sejajar. Bagaimana Ciri-Ciri dan Bentuk Interaksi Sosial Horizontal dalam Masyarakat Indonesia?

Indonesia, dengan keberagaman budaya, suku, agama, dan profesi, merupakan ruang sosial yang kaya akan contoh interaksi horizontal. Interaksi seperti ini sangat penting karena menciptakan hubungan sosial yang lebih egaliter, memperkuat solidaritas, dan menjaga keharmonisan sosial.

Dalam artikel Ciri-Ciri dan Bentuk Interaksi Sosial Horizontal ini kita akan membahas secara lengkap mengenai ciri-ciri interaksi sosial horizontal, berbagai bentuknya, serta contoh nyata dalam kehidupan masyarakat Indonesia.


Pengertian Interaksi Sosial Horizontal

Interaksi sosial horizontal adalah interaksi yang terjadi antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan sosial yang setara dalam masyarakat.

Kedudukan yang setara ini bisa berupa:

  • umur yang sebaya,
  • tingkat pendidikan yang sama,
  • profesi yang setara,
  • status sosial ekonomi yang sejajar, atau
  • posisi struktur organisasi yang tidak ada hierarkinya.

Dalam interaksi ini, tidak ada pihak yang lebih dominan atau lebih berkuasa. Komunikasi berlangsung dua arah dan hubungan yang terjalin bersifat setara.


Ciri-Ciri Interaksi Sosial Horizontal

Interaksi sosial horizontal memiliki beberapa ciri utama yang membedakannya dari interaksi sosial vertikal. Berikut ciri-ciri tersebut:

1. Kedudukan Sosial Setara

Ciri utama dari interaksi horizontal adalah adanya kesetaraan status antara pihak yang terlibat. Tidak ada hierarki atau perbedaan kekuasaan yang signifikan.

Contoh:
Sesama pedagang kaki lima yang saling bekerja sama atau saling memberi informasi tentang lokasi dan harga bahan baku.

2. Komunikasi Berjalan Dua Arah dan Seimbang

Tidak ada pihak yang mendominasi. Percakapan, diskusi, dan aktivitas kerja sama berjalan secara adil.

Contoh:
Diskusi antara mahasiswa dalam kelompok belajar di kampus.

3. Adanya Saling Ketergantungan

Masing-masing pihak merasa saling membutuhkan, baik dalam hal informasi, pekerjaan, maupun dukungan.

4. Hubungan Bersifat Kooperatif

Kerja sama menjadi dasar dari interaksi horizontal. Pihak-pihak yang terlibat biasanya memiliki tujuan yang sama sehingga cenderung bekerja sama.

5. Munculnya Solidaritas dan Rasa Kebersamaan

Status yang setara membuat hubungan lebih akrab dan bersifat egaliter. Ini menciptakan rasa saling percaya dan solidaritas sosial.

6. Tidak Ada Unsur Pemaksaan

Berbeda dengan interaksi vertikal yang bisa melibatkan otoritas, interaksi horizontal murni berdasarkan kesukarelaan.

7. Mengutamakan Kesepahaman

Keputusan atau tindakan biasanya diambil melalui musyawarah bersama.


Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Horizontal

Interaksi sosial horizontal dapat muncul dalam berbagai bentuk, baik dalam kehidupan sehari-hari, organisasi, pekerjaan, maupun lingkungan pendidikan.

Berikut bentuk-bentuk interaksi sosial horizontal yang umum terjadi di masyarakat Indonesia:


1. Kerja Sama (Cooperation)

Ini adalah bentuk interaksi horizontal paling umum, karena dilakukan oleh pihak yang setara untuk mencapai tujuan bersama.

Contoh:

  • Gotong royong membersihkan lingkungan RT.
  • Warga kampung bersama-sama membangun pos ronda.
  • Para petani bekerja sama dalam sistem โ€œmaroโ€ atau saling membantu dalam masa tanam dan panen.

2. Akomodasi Sederajat

Akomodasi dilakukan oleh pihak setara untuk meredakan ketegangan atau menyelesaikan konflik ringan tanpa melibatkan otoritas yang lebih tinggi.

Contoh:
Tetangga sebaya berdiskusi mencari titik tengah ketika terjadi kesalahpahaman mengenai batas lahan.


3. Asimilasi Antar Kelompok Setara

Asimilasi terjadi apabila dua kelompok dengan kedudukan setara berinteraksi secara intens sehingga budaya atau kebiasaan mereka menyatu.

Contoh:
Perkawinan antara dua suku dengan status sosial yang sama, seperti orang Jawa dan Sunda, dan terbentuk budaya baru dalam keluarga.


4. Persaingan Sehat

Persaingan yang dilakukan oleh pihak yang setara dapat mendorong prestasi tanpa menimbulkan konflik.

Contoh:
Kompetisi antarkelas di sekolah dalam lomba kebersihan kelas.
Para pedagang di pasar yang bersaing menawarkan harga terbaik tanpa menjatuhkan pedagang lain.


5. Diskusi dan Pertemuan Kelompok

Diskusi antarsejawat merupakan bentuk interaksi horizontal yang menunjukkan kesetaraan dalam bertukar pikiran.

Contoh:
Rapat karang taruna yang membahas kegiatan sosial.
Pertemuan anggota kelompok ibu-ibu PKK yang memiliki posisi setara dalam organisasi.

Baca juga: Komunikasi Efektif: Kunci Sukses dalam Hubungan Sosial dan Pekerjaan


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.