Pedagogi

Ciri-Ciri Anak Autis Berdasarkan Usia

Ciri-ciri anak autis berdasarkan usia
  • A. Anak autis terlihat pada usia berapa?
  • B. Bagaimana tingkah laku anak autis?
  • C. Cara mengetahui seorang anak balita mengalami kondisi autisme?

Ciri-Ciri Anak Autis Berdasarkan Usia. Perlu dicatat bahwa setiap individu dengan spektrum autisme adalah unik, dan ciri-ciri yang terkait dengan autisme dapat bervariasi dalam tingkat keparahan dan manifestasinya. Namun, ada beberapa ciri khas yang sering diamati pada anak-anak dengan autisme, berdasarkan usia mereka.

Berikut adalah beberapa contoh ciri-ciri yang umum ditemukan pada anak-anak autis pada berbagai tahap perkembangan:

  1. Usia prasekolah (2-5 tahun):
    • Keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan komunikasi.
    • Kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan teman sebaya atau kesulitan membentuk hubungan emosional.
    • Ketertarikan yang intens terhadap objek atau benda-benda tertentu, tetapi kurang minat pada interaksi sosial.
    • Penundaan atau kesulitan dalam keterampilan motorik halus, seperti menggenggam pensil atau memasukkan puzzle ke dalam tempatnya.
    • Sensitivitas terhadap stimuli sensorik tertentu, seperti suara keras atau sentuhan yang kasar.
  1. Usia sekolah (6-12 tahun):
    • Kesulitan dalam berinteraksi sosial dan memahami norma-norma sosial.
    • Kesulitan dalam memahami bahasa secara sosial, seperti humor, ironi, atau peribahasa.
    • Ketertarikan yang sangat mendalam pada topik tertentu dan pengetahuan mendalam dalam bidang-bidang spesifik.
    • Kesulitan dalam mengubah rutinitas atau mengatasi perubahan yang tidak terduga.
    • Mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur perasaan dan emosi.
  1. Remaja (13-18 tahun):
    • Kesulitan dalam mengenali dan menginterpretasikan ekspresi wajah atau bahasa tubuh orang lain.
    • Kesulitan dalam memahami dinamika sosial, seperti peraturan tak tertulis dalam pergaulan.
    • Ketertarikan khusus pada topik tertentu yang mungkin tidak biasa atau obsesif.
    • Kesulitan dalam mengelola perubahan fisik dan emosional yang terkait dengan masa remaja.
    • Kemungkinan mengalami masalah kecemasan atau depresi.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap individu dengan autisme adalah unik, dan ciri-ciri yang terkait dengan kondisi ini dapat bervariasi. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang perkembangan anak Anda, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional medis atau psikolog yang berpengalaman dalam autisme untuk evaluasi lebih lanjut dan panduan yang sesuai.

A. Anak autis terlihat pada usia berapa?

Autisme biasanya terlihat pada awal masa kanak-kanak, umumnya sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Beberapa orangtua mungkin mulai menyadari adanya perbedaan dalam perkembangan anak mereka pada usia 12-18 bulan, sedangkan yang lain mungkin baru menyadari pada usia 2 atau 3 tahun.

Manifestasi awal autisme dapat bervariasi, tetapi beberapa tanda peringatan yang dapat diamati pada anak-anak yang mungkin memiliki autisme antara lain:

  1. Keterlambatan atau ketidakbiasaan dalam perkembangan bahasa dan komunikasi, seperti tidak menunjuk, menggunakan isyarat, atau menggunakan kata-kata secara terlambat.
  1. Ketertarikan yang sangat kuat pada objek atau benda-benda tertentu, tetapi kurang minat pada interaksi sosial.
  1. Kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan teman sebaya, seperti tidak menunjukkan minat pada anak lain atau tidak menanggapi upaya sosial dari orang lain.
  1. Keterlambatan atau kesulitan dalam keterampilan motorik halus, seperti menggenggam pensil atau memasukkan puzzle ke dalam tempatnya.
  1. Sensitivitas terhadap stimuli sensorik tertentu, seperti suara keras atau sentuhan yang kasar.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda, dan tidak semua keterlambatan atau perilaku tersebut menandakan autisme.

Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang perkembangan anak Anda, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional medis atau psikolog yang berpengalaman dalam autisme untuk evaluasi lebih lanjut. Diagnosis autisme didasarkan pada penilaian menyeluruh oleh seorang profesional yang mempertimbangkan berbagai faktor perkembangan dan perilaku anak.

B. Bagaimana tingkah laku anak autis?

Tingkah laku anak dengan autisme dapat bervariasi secara signifikan, tergantung pada tingkat keparahan autisme dan keunikan individu. Berikut adalah beberapa contoh tingkah laku umum yang dapat diamati pada anak-anak dengan autisme:

  1. Kesulitan dalam berinteraksi sosial: Anak dengan autisme mungkin memiliki kesulitan dalam membangun dan mempertahankan hubungan sosial. Mereka mungkin tidak memiliki minat yang sama dalam bermain dengan teman sebaya, kurang memahami norma-norma sosial, dan kesulitan membaca ekspresi wajah atau bahasa tubuh orang lain.
  1. Masalah dalam komunikasi: Banyak anak dengan autisme mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan memiliki kesulitan dalam berkomunikasi secara verbal maupun nonverbal. Beberapa anak mungkin tidak mengembangkan kemampuan bahasa yang baik atau tidak menggunakan bahasa untuk berinteraksi. Beberapa mungkin menggunakan ekolalia (mengulang-ulang apa yang telah didengar) atau memiliki cara komunikasi alternatif seperti menggunakan gambar atau teknologi bantu komunikasi.
  1. Ketertarikan yang kuat pada hal-hal tertentu: Anak dengan autisme cenderung memiliki minat yang intens pada objek atau topik tertentu. Mereka mungkin fokus secara mendalam pada hal-hal spesifik dan memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang minat mereka.
  1. Pola perilaku yang terbatas atau repetitif: Anak dengan autisme seringkali menunjukkan perilaku yang terbatas atau repetitif. Ini bisa termasuk gerakan tubuh yang berulang, seperti menggoyangkan tangan atau mengayun tubuh, minat yang khusus pada menyusun atau mengatur benda-benda, serta keteguhan terhadap rutinitas dan perubahan yang sulit.
  1. Sensitivitas sensorik: Banyak anak dengan autisme memiliki sensitivitas sensorik yang meningkat atau berkurang terhadap rangsangan seperti suara, cahaya, aroma, atau sentuhan. Mereka mungkin merasa koverstimulasi atau terganggu oleh rangsangan tertentu dan merespons dengan cara yang tidak biasa, seperti menutup telinga atau menangis.

Tingkah laku anak autis dapat bervariasi dalam tingkat keparahan dan manifestasi. Setiap anak adalah individu, jadi pengalaman dan ciri-ciri yang ada pada setiap anak dengan autisme mungkin berbeda. Penting untuk diingat bahwa dengan dukungan yang tepat dan intervensi yang dini, anak-anak dengan autisme dapat mengembangkan potensi mereka dan menghadapi masa depan dengan baik.

Ciri-ciri anak autis berdasarkan usia (ft/istimewa)
Gambar. Ciri-ciri anak autis berdasarkan usia (ft/istimewa)

Baca juga PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK DOWN SYNDROME

C. Cara mengetahui seorang anak balita mengalami kondisi autisme?

Mendeteksi autisme pada balita bisa menjadi tantangan karena gejalanya dapat bervariasi dan sulit dikenali pada tahap perkembangan awal. Namun, ada beberapa tanda peringatan yang bisa menjadi petunjuk bahwa seorang anak balita mungkin mengalami kondisi autisme. 

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  1. Keterlambatan dalam perkembangan bahasa: Anak balita dengan autisme mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan komunikasi. Mereka mungkin tidak menunjuk, menggunakan isyarat, atau menggunakan kata-kata secara terlambat dibandingkan dengan anak-anak sebaya.
  1. Kesulitan dalam berinteraksi sosial: Anak dengan autisme seringkali memiliki kesulitan dalam berinteraksi sosial. Mereka mungkin tidak menunjukkan minat pada orang lain, tidak merespons nama mereka saat dipanggil, atau kurang mengikuti permainan yang melibatkan interaksi sosial.
  1. Ketertarikan yang kuat pada objek atau benda-benda tertentu: Balita dengan autisme cenderung memiliki ketertarikan yang sangat kuat pada objek atau benda-benda tertentu. Mereka mungkin fokus secara intens pada objek yang berputar atau berkedip, atau mereka bisa menghabiskan waktu yang lama dengan mengatur dan menyusun mainan dengan pola yang konsisten.
  1. Perilaku yang repetitif atau terbatas: Anak dengan autisme cenderung menunjukkan perilaku yang repetitif atau terbatas. Ini bisa termasuk gerakan tubuh yang berulang, seperti mengayun atau menggoyangkan tangan, atau keinginan yang kuat untuk menjalani rutinitas yang konsisten.
  1. Sensitivitas terhadap stimuli sensorik: Balita dengan autisme mungkin memiliki reaksi yang berlebihan atau terbatas terhadap stimuli sensorik seperti suara, cahaya, atau sentuhan. Mereka mungkin menunjukkan ketidaknyamanan atau kecemasan yang berlebihan dalam situasi dengan rangsangan yang intens.

Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang perkembangan anak balita Anda, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional medis atau psikolog yang berpengalaman dalam diagnosis dan pengobatan autisme.

Mereka dapat melakukan evaluasi menyeluruh dan memberikan panduan yang tepat. Semakin dini intervensi diberikan, semakin baik kesempatan anak untuk mengembangkan potensi mereka dan memperoleh keterampilan sosial dan komunikasi yang diperlukan.

Membaca Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button