Home » Berita » CFD Depok 4 Mei 2025: Jalan Margonda Jadi Macet, Warga Antusias, Pemerintah Evaluasi
Posted in

CFD Depok 4 Mei 2025: Jalan Margonda Jadi Macet, Warga Antusias, Pemerintah Evaluasi

CFD Depok 4 Mei 2025: Jalan Margonda Jadi Macet, Warga Antusias, Pemerintah Evaluasi (ft.istimewa)
CFD Depok 4 Mei 2025: Jalan Margonda Jadi Macet, Warga Antusias, Pemerintah Evaluasi

Depok, 4 Mei 2025 – Pelaksanaan perdana Car Free Day (CFD) di Kota Depok pada Minggu pagi, 4 Mei 2025, yang digelar di sepanjang Jalan Margonda, menyisakan cerita beragam. Antusiasme warga menyambut kegiatan ini luar biasa, namun di sisi lain, kemacetan parah tak terhindarkan, menjadikan Jalan Margonda yang biasanya menjadi akses utama Kota Depok, macet total selama dan setelah pelaksanaan CFD.

Jalan Margonda memang merupakan jalan protokol yang vital di Kota Depok. Jalan ini menjadi penghubung utama keluar masuk warga dari dan menuju Jakarta serta Bogor. Di sepanjang jalan ini berdiri bangunan-bangunan penting seperti pusat perbelanjaan modern, bank-bank besar, restoran favorit, toko ritel, gedung perkantoran, hingga kantor Pemerintah Kota Depok. Tak heran, penutupan sebagian jalan ini demi kegiatan CFD memicu kepadatan lalu lintas di jalur alternatif sekitarnya.

Antusiasme Warga Depok Sambut CFD Perdana

Pelaksanaan CFD dimulai sejak pukul 06.00 WIB dan berakhir pada pukul 09.00 WIB. Ribuan warga Depok dari berbagai penjuru kota tumpah ruah di Jalan Margonda untuk berolahraga, bersantai, dan menikmati suasana bebas kendaraan bermotor. Mereka tampak bersemangat mengikuti berbagai aktivitas seperti jalan santai, lari pagi, bersepeda, hingga senam bersama di trotoar maupun di tengah jalan yang telah steril dari kendaraan.

“Senang sekali akhirnya Depok punya CFD di jalan utama seperti Margonda. Saya bisa jogging bareng keluarga sambil menikmati suasana pagi,” ujar Rani (34), warga Pancoran Mas yang datang bersama dua anaknya.

Beberapa komunitas olahraga dan lingkungan hidup juga terlihat aktif mengisi kegiatan CFD. Mereka menggelar senam aerobik bersama, demo yoga, serta kampanye pengurangan sampah plastik kepada pengunjung yang datang.

Pedagang dan UKM Ramai Berjualan

Tidak hanya warga yang menikmati suasana CFD, para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dan pedagang kaki lima (PKL) juga turut meramaikan acara. Mereka memanfaatkan momen ini untuk berjualan makanan, minuman, hingga aksesori olahraga.

Di sekitar Kantor Pemda Kota Depok, terlihat puluhan pedagang menjajakan aneka sarapan pagi seperti bubur ayam, lontong sayur, ketoprak, dan berbagai minuman segar seperti jus buah dan kopi susu kekinian. Suasana menjadi semarak dan penuh warna.

“Lumayan ramai pembeli. Kami berharap CFD bisa rutin diselenggarakan agar pedagang kecil seperti kami ikut merasakan dampaknya,” ungkap Jajang (42), pedagang minuman yang biasa mangkal di sekitar Margonda.

CFD Jadi Biang Kemacetan di Sekitar Margonda

Namun di balik euforia pelaksanaan CFD perdana ini, muncul keluhan dari sebagian warga dan pengguna jalan. Penutupan Jalan Margonda menyebabkan kemacetan parah di jalan-jalan alternatif seperti Jalan Nusantara, Jalan Juanda, Jalan Dewi Sartika, hingga Jalan Arif Rahman Hakim. Beberapa kendaraan pribadi dan angkutan umum tampak terjebak antrean panjang.

Jalan Margonda yang biasa digunakan sebagai jalur utama menuju Jakarta dan sebaliknya, menjadi tidak bisa dilalui. Pengalihan arus lalu lintas dinilai kurang optimal dan minim sosialisasi. Banyak pengendara yang kebingungan mencari jalur alternatif.

“Seharusnya ada petugas yang mengarahkan dengan jelas. Saya mau ke RSUI, jadi harus mutar jauh. Macet pula,” keluh Dani (29), pengendara motor yang terjebak di Jalan Juanda.

Situasi ini mendapat perhatian langsung dari Wali Kota Depok, Supian Suri, yang turut hadir memantau pelaksanaan CFD bersama jajaran pejabat Pemerintah Kota Depok.

Wali Kota Depok: Perlu Evaluasi Menyeluruh

Dalam wawancaranya dengan wartawan, Wali Kota Depok mengakui bahwa pelaksanaan CFD perdana di Jalan Margonda belum berjalan ideal. Ia menyatakan perlunya evaluasi menyeluruh agar ke depan CFD bisa berjalan lancar tanpa menimbulkan kemacetan di ruas jalan lainnya.

“Pelaksanaan CFD di Jalan Margonda belum ideal. Perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh, baik dari sisi pengaturan lalu lintas, sosialisasi kepada warga, maupun pemetaan jalur alternatif,” ujar Wali Kota Depok, Supian Suri.

Ia menambahkan bahwa Pemerintah Kota Depok mendukung penuh kegiatan CFD sebagai bagian dari kampanye hidup sehat dan ramah lingkungan. Namun, pelaksanaannya harus diimbangi dengan manajemen lalu lintas yang matang dan komunikasi yang efektif kepada masyarakat.

Perlu Penataan Ulang dan Pelibatan Masyarakat

Sejumlah pengamat transportasi menilai, pelaksanaan CFD di jalan protokol seperti Margonda memang dapat memberikan dampak positif dari segi keterlibatan masyarakat dan pengenalan gaya hidup sehat. Namun, tanpa koordinasi yang matang, kegiatan ini justru bisa menimbulkan masalah baru.

Menurut Dedi Purnama, pengamat tata kota dari Universitas Indonesia, pelaksanaan CFD harus mempertimbangkan aksesibilitas dan fungsi vital suatu jalan.

“Margonda adalah tulang punggung mobilitas warga Depok. Jika hendak digunakan untuk CFD, harus ada pengaturan lalu lintas yang terintegrasi, seperti pengalihan arus dengan rambu yang jelas, penempatan petugas lapangan, dan pemberitahuan jauh-jauh hari,” jelasnya.

Ia juga menyarankan agar Pemkot Depok mengkaji kemungkinan rotasi lokasi CFD agar tidak selalu terpusat di Margonda, misalnya di kawasan Grand Depok City atau Jalan Juanda yang lebih lebar dan minim aktivitas transportasi lintas kota.

Harapan dan Rencana ke Depan

Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok, Zamrowi, menyebut pihaknya sudah mencatat berbagai masukan dari masyarakat dan akan melakukan evaluasi teknis bersama jajaran terkait.

“Kami menerima semua masukan, dan akan melakukan simulasi ulang pengaturan lalu lintas. Penempatan rambu, spanduk informasi, serta penyediaan petugas di titik-titik rawan macet akan kami tingkatkan,” katanya.

Sementara itu, warga berharap CFD tetap dilanjutkan, dengan catatan manajemen lalu lintas ditingkatkan dan sosialisasi ditingkatkan.

“Ini bagus untuk warga, asal jangan sampai merugikan pengguna jalan lainnya. Intinya komunikasi dan pengaturan harus lebih baik,” ujar Hendra, warga Beji.

Baca juga: SMKS Nasional Depok: Kembali Mewakili Prov. Jabar dalam LKS Tingkat Nasional


Kesimpulan

Car Free Day perdana di Kota Depok pada 4 Mei 2025 menjadi momen bersejarah yang diwarnai semangat warga dan semarak kegiatan. Namun, pelaksanaannya masih menyisakan pekerjaan rumah besar, terutama dalam hal pengelolaan lalu lintas dan koordinasi antarinstansi.

Dengan evaluasi yang komprehensif dan pelibatan semua pihak, CFD di Depok ke depan diharapkan bisa menjadi ruang publik yang sehat, nyaman, dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi mobilitas warga. Pemerintah Kota Depok pun berkomitmen untuk memperbaiki pelaksanaan CFD agar lebih tertib, aman, dan menyenangkan bagi semua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.