Home » Sejarah » Bentuk Perjuangan Indische Partij dalam Sejarah Pergerakan Nasional
Bentuk Perjuangan Indische Partij dalam Sejarah Pergerakan Nasional (ft/istimewa)

Bentuk Perjuangan Indische Partij dalam Sejarah Pergerakan Nasional

Indische Partij adalah organisasi politik yang didirikan pada 25 Desember 1912 oleh Ernest Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Suwardi Suryaningrat. Organisasi ini memiliki tujuan besar untuk mewujudkan persatuan nasional di Hindia Belanda, melibatkan semua etnis tanpa memandang latar belakang ras atau agama. Meskipun usianya relatif singkat, Indische Partij memainkan peran penting dalam menyuarakan gagasan nasionalisme dan melawan kolonialisme. Artikel ini akan mengulas bentuk perjuangan Indische Partij yang berkontribusi dalam pergerakan nasional Indonesia.


1. Melalui Propaganda dan Media Cetak

Salah satu bentuk perjuangan utama Indische Partij adalah menggunakan propaganda melalui media cetak. Para pendiri dan anggotanya yang sebagian besar berlatar belakang jurnalis memanfaatkan surat kabar dan pamflet untuk menyampaikan kritik terhadap pemerintah kolonial serta membangkitkan kesadaran nasionalisme.

a. Surat Kabar sebagai Alat Propaganda

  • De Expres: Surat kabar ini didirikan oleh Ernest Douwes Dekker dan menjadi corong utama bagi gagasan nasionalisme. Melalui De Expres, Douwes Dekker dan anggota lainnya mempublikasikan artikel-artikel yang mengkritik ketidakadilan kolonial dan menyerukan persatuan rakyat Hindia Belanda.
  • Pamflet dan Buku: Selain surat kabar, Indische Partij juga menyebarkan pamflet-pamflet yang berisi ajakan untuk melawan diskriminasi dan eksploitasi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial.

b. Tulisan-tulisan Kritis

Tokoh seperti Suwardi Suryaningrat menulis artikel terkenal berjudul “Als Ik Een Nederlander Was” (Seandainya Aku Seorang Belanda). Artikel ini secara tajam mengkritik rencana pemerintah kolonial untuk merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari Prancis, sementara rakyat Hindia Belanda masih terjajah.


2. Menggalang Persatuan Antar Golongan

Indische Partij adalah organisasi politik pertama di Hindia Belanda yang mengusung gagasan nasionalisme inklusif. Mereka menyadari bahwa persatuan semua golongan, baik pribumi maupun Indo-Eropa, sangat penting untuk melawan kolonialisme.

a. Visi Nasionalisme Inklusif

Indische Partij berusaha menghapus sekat-sekat sosial yang memisahkan rakyat Hindia Belanda berdasarkan ras dan status sosial. Organisasi ini mengajak semua golongan masyarakat untuk bergabung dalam perjuangan nasional.

b. Menyelenggarakan Pertemuan dan Diskusi

Para pemimpin Indische Partij sering mengadakan pertemuan dan diskusi yang melibatkan berbagai golongan masyarakat. Mereka berbicara tentang pentingnya persatuan dalam menghadapi penjajah dan menyebarkan gagasan nasionalisme kepada khalayak yang lebih luas.


3. Menentang Kebijakan Kolonial

Indische Partij secara terbuka menentang kebijakan-kebijakan kolonial yang dianggap merugikan rakyat. Perlawanan ini dilakukan melalui kritik tajam di media, aksi damai, dan advokasi politik.

a. Kritik terhadap Diskriminasi Rasial

Organisasi ini mengecam praktik diskriminasi rasial yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Mereka menuntut perlakuan yang adil bagi semua warga Hindia Belanda, termasuk hak-hak politik dan ekonomi yang setara.

b. Perlawanan terhadap Perayaan Kemerdekaan Belanda

Pada tahun 1913, pemerintah kolonial berencana merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari Prancis. Indische Partij menilai rencana ini tidak pantas, mengingat rakyat Hindia Belanda masih berada di bawah penjajahan. Kritik keras ini menjadi salah satu alasan pemerintah kolonial mengasingkan Tiga Serangkai ke luar negeri.


4. Menginspirasi Gerakan Nasional Lainnya

Meskipun Indische Partij dibubarkan pada tahun 1913 karena dianggap berbahaya oleh pemerintah kolonial, gagasan dan perjuangannya menginspirasi banyak organisasi nasionalis lainnya.

a. Pengaruh terhadap Sarekat Islam

Ide-ide nasionalisme dan persatuan yang diusung oleh Indische Partij memengaruhi Sarekat Islam, organisasi yang memiliki basis massa yang lebih besar. Sarekat Islam kemudian melanjutkan perjuangan melawan kolonialisme dengan pendekatan yang lebih terorganisir.

b. Landasan bagi Pergerakan Nasional

Indische Partij membuka jalan bagi organisasi-organisasi seperti Budi Utomo, Muhammadiyah, dan Perhimpunan Indonesia untuk mengembangkan gagasan nasionalisme dan memperjuangkan kemerdekaan.


5. Perjuangan melalui Pendidikan

Para pemimpin Indische Partij, terutama Suwardi Suryaningrat, menyadari pentingnya pendidikan dalam membangun kesadaran nasional. Setelah kembali dari pengasingan, Suwardi mendirikan Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk memberdayakan rakyat melalui pengetahuan.

a. Pendidikan sebagai Alat Perjuangan

Taman Siswa menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan kemandirian kepada generasi muda. Pendidikan ini menjadi fondasi bagi perlawanan intelektual terhadap penjajahan.

b. Menyebarkan Kesadaran melalui Literasi

Melalui tulisan dan pendidikan, anggota Indische Partij mendorong rakyat untuk memahami hak-hak mereka dan melawan ketidakadilan kolonial.


6. Tantangan dalam Perjuangan

Perjuangan Indische Partij tidak terlepas dari berbagai tantangan, baik dari pemerintah kolonial maupun kondisi internal organisasi.

a. Penolakan dari Pemerintah Kolonial

Pemerintah Hindia Belanda melihat Indische Partij sebagai ancaman besar terhadap stabilitas kolonial. Organisasi ini ditolak untuk disahkan secara resmi, dan banyak anggotanya menghadapi pengawasan ketat.

b. Pengasingan Pemimpin

Para pendiri Indische Partij, termasuk Tiga Serangkai, diasingkan ke Belanda karena dianggap menyebarkan ide-ide radikal. Pengasingan ini menyebabkan organisasi kehilangan kepemimpinan yang kuat.

c. Kurangnya Dukungan Luas

Karena ide-ide nasionalisme masih baru pada masa itu, Indische Partij kesulitan mendapatkan dukungan luas dari masyarakat, terutama dari kalangan pribumi yang masih terikat dengan struktur tradisional.

Baca juga: Masa Pergerakan Nasional Indonesia


7. Warisan Perjuangan Indische Partij

Meskipun berumur pendek, Indische Partij meninggalkan warisan penting bagi sejarah pergerakan nasional Indonesia. Beberapa warisan tersebut adalah:

  • Konsep Nasionalisme Inklusif: Gagasan tentang persatuan tanpa memandang ras atau kelas sosial menjadi landasan bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia.
  • Inspirasi bagi Generasi Muda: Semangat perjuangan Indische Partij terus menginspirasi generasi muda untuk melanjutkan perjuangan melawan ketidakadilan.
  • Pendidikan sebagai Sarana Perjuangan: Kontribusi Suwardi Suryaningrat dalam pendidikan melalui Taman Siswa menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah pendidikan nasional.

Baca juga: Perkembangan Nasionalisme di Indonesia


Penutup

Bentuk perjuangan Indische Partij mencerminkan keberanian dan visi besar dari para pendirinya dalam melawan penjajahan. Melalui propaganda, pendidikan, dan perjuangan politik, Indische Partij berhasil menanamkan benih-benih nasionalisme yang menjadi fondasi bagi kemerdekaan Indonesia. Meskipun organisasi ini hanya bertahan beberapa tahun, pengaruhnya tetap terasa dalam sejarah pergerakan nasional hingga hari ini.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top