Home ยป IPS Kelas 7 ยป Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-Hari
Posted in

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-Hari

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-Hari (ft.istimewa)
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-Hari (ft.istimewa)

Interaksi sosial merupakan dasar dari terbentuknya kehidupan bermasyarakat. Tanpa adanya interaksi, manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan sosialnya, membentuk kelompok, atau menciptakan hubungan yang harmonis. Dalam kehidupan sehari-hari, kita terlibat dalam berbagai bentuk interaksi, baik yang bersifat positif, seperti kerja sama, maupun yang bersifat negatif, seperti persaingan hingga konflik. Bagaimana Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-Hari?

Artikel Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial dan Contohnya ini membahas secara lengkap bentuk-bentuk interaksi sosial beserta contoh nyata di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan dunia kerja.


Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah proses hubungan timbal balik yang saling memengaruhi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Interaksi tidak hanya berupa tindakan, tetapi juga respons yang muncul setelah tindakan tersebut terjadi.

Menurut para ahli sosiologi, interaksi sosial terjadi apabila memenuhi dua syarat utama:

  1. Kontak sosial, baik secara langsung maupun tidak langsung.
  2. Komunikasi, yakni proses penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak lain.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Interaksi sosial terbagi menjadi dua bentuk besar:

  1. Interaksi Sosial Asosiatif (interaksi yang mengarah pada kerja sama atau hal-hal positif).
  2. Interaksi Sosial Disosiatif (interaksi yang mengarah pada pertentangan atau hal-hal negatif).

Keduanya akan dijelaskan secara lengkap berikut ini.


A. Interaksi Sosial Asosiatif

Interaksi asosiatif adalah bentuk interaksi yang mendukung kerja sama, keharmonisan, dan integrasi sosial. Interaksi ini penting untuk menjaga stabilitas dan ketertiban sosial. Bentuk-bentuknya meliputi kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.


1. Kerja Sama (Cooperation)

Kerja sama merupakan bentuk interaksi ketika dua pihak atau lebih bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama.

Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari:

  • Di sekolah: Siswa kerja kelompok mengerjakan proyek IPS mengenai keragaman budaya Indonesia.
  • Di keluarga: Anggota keluarga bekerja sama membersihkan rumah setiap akhir pekan.
  • Di masyarakat: Warga kampung gotong royong memperbaiki jalan yang rusak.
  • Di dunia kerja: Tim perusahaan bekerja sama menyusun strategi pemasaran produk baru.

Kerja sama membantu memperkuat hubungan sosial, mempermudah pekerjaan, serta menciptakan rasa kebersamaan.


2. Akomodasi

Akomodasi adalah proses penyelesaian konflik agar hubungan tetap harmonis antara pihak-pihak yang berselisih.

Contoh nyata:

  • Mediasi: Guru menjadi mediator ketika dua siswa bertengkar.
  • Kompromi: Dua organisasi pemuda menyepakati pembagian tugas dalam acara 17 Agustus.
  • Arbitrase: Pemerintah memutuskan perselisihan antara buruh dan perusahaan.
  • Toleransi: Siswa saling menghargai perbedaan karakter dan pendapat.

Akomodasi penting untuk menjaga stabilitas dalam masyarakat dan mencegah konflik berkepanjangan.


3. Asimilasi

Asimilasi terjadi ketika perbedaan budaya melebur sehingga tercipta budaya baru yang disepakati bersama.

Contoh nyata:

  • Budaya Tionghoa dan Jawa melebur dalam tradisi pernikahan masyarakat peranakan.
  • Kuliner Indonesia seperti bakso dan siomay merupakan hasil asimilasi budaya asing.
  • Generasi muda menggabungkan musik tradisional dengan musik modern (contoh: gamelan elektronik).

4. Akulturasi

Akulturasi adalah percampuran dua budaya tanpa menghilangkan budaya asli. Budaya baru diterima tanpa harus menghilangkan identitas budaya awal.

Contoh nyata:

  • Arsitektur masjid Kudus yang memadukan gaya Hindu dan Islam.
  • Upacara Ngaben di Bali yang menyerap pengaruh ritual Hindu India.
  • Fashion modern yang memasukkan unsur batik atau tenun tradisional.

B. Interaksi Sosial Disosiatif

Interaksi disosiatif adalah bentuk interaksi yang mengarah pada pertentangan atau konflik. Namun, interaksi ini tetap memiliki nilai positif karena mampu memunculkan perubahan sosial.

Bentuknya meliputi persaingan, kontravensi, dan konflik.


1. Persaingan (Competition)

Persaingan adalah proses ketika dua pihak atau lebih berusaha mendapatkan sesuatu secara adil tanpa merugikan pihak lain.

Contoh nyata:

  • Di sekolah: Siswa berlomba menjadi juara kelas.
  • Di masyarakat: UMKM bersaing menawarkan produk terbaik.
  • Di dunia kerja: Karyawan bersaing sehat untuk mendapatkan promosi jabatan.

Persaingan dapat memicu inovasi dan peningkatan kualitas apabila dilakukan secara sehat.


2. Kontravensi

Kontravensi adalah bentuk interaksi yang berada di antara persaingan dan konflik. Sifatnya lebih tersembunyi dan tidak tampak jelas.

Contoh nyata:

  • Siswa tidak setuju dengan keputusan ketua OSIS tetapi tidak mengungkapkan secara terbuka.
  • Tetangga merasa iri dengan keberhasilan tetangga lain namun tidak mengekspresikannya.
  • Perbedaan sikap antar anggota organisasi yang tidak sampai menimbulkan konflik besar.

Baca juga: Hubungan antara Modal, Tenaga Kerja, dan Alam sebagai Faktor Produksi yang Saling Melengkapi


3. Konflik (Conflict)

Konflik adalah pertentangan yang terjadi antara dua pihak atau lebih karena perbedaan pendapat, tujuan, atau kepentingan.

Contoh nyata:

  • Konflik antara siswa karena saling mengejek.
  • Perselisihan antar pedagang di pasar karena masalah lokasi berjualan.
  • Konflik antar organisasi karena perbedaan pilihan politik.

Meski negatif, konflik dapat menjadi sarana evaluasi dan perubahan positif apabila dikelola dengan baik.


Contoh Interaksi Sosial di Berbagai Lingkungan

1. Lingkungan Keluarga
  • Anak bekerja sama membantu orang tua memasak.
  • Persaingan sehat antar saudara untuk mendapat nilai terbaik.
  • Konflik kecil karena rebutan remote TV lalu diselesaikan dengan kompromi.
2. Lingkungan Sekolah
  • Gotong royong membersihkan kelas.
  • Kompetisi futsal antar kelas.
  • Diskusi kelas yang melibatkan perbedaan pendapat.
3. Lingkungan Masyarakat
  • Kerja bakti memperbaiki saluran air.
  • Perbedaan pandangan dalam rapat RT.
  • Kegiatan festival budaya yang merupakan wujud akulturasi.
4. Lingkungan Tempat Kerja
  • Kolaborasi antar divisi.
  • Persaingan proyek antar tim.
  • Konflik pendapat dalam rapat yang berujung kesepakatan.

Kesimpulan

Interaksi sosial adalah dasar dari kehidupan manusia. Berbagai bentuk interaksiโ€”baik yang bersifat positif (asosiatif) maupun negatif (disosiatif)โ€”memiliki peran penting dalam membangun hubungan antarindividu dan kelompok. Kerja sama, toleransi, akomodasi, hingga persaingan dan konflik adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Memahami bentuk-bentuk interaksi sosial membantu kita bersikap lebih bijak, menghargai perbedaan, serta menciptakan hubungan sosial yang harmonis baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, maupun tempat kerja.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Mengapa interaksi sosial penting dalam kehidupan sehari-hari?

Interaksi sosial penting karena memungkinkan manusia memenuhi kebutuhan sosial, bekerja sama, berkomunikasi, dan membangun hubungan antarindividu.

2. Apa perbedaan interaksi asosiatif dan disosiatif?

Interaksi asosiatif mengarah pada kerja sama dan keharmonisan, sementara interaksi disosiatif mengarah pada pertentangan seperti persaingan atau konflik.

3. Apakah konflik selalu berdampak buruk?

Tidak. Konflik dapat menghasilkan perubahan positif bila dikelola dengan baik, seperti memperbaiki aturan atau meningkatkan kerja sama.

4. Apa contoh interaksi sosial dalam dunia digital?

Berkomunikasi lewat media sosial, diskusi di forum online, dan kerja sama menggunakan aplikasi daring adalah contoh interaksi digital.

5. Bagaimana cara mencegah konflik dalam interaksi sosial?

Dengan komunikasi yang baik, empati, toleransi, dan selalu mencari solusi bersama.


Referensi

  • Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Press.
  • Gillin & Gillin. Cultural Sociology.
  • Macionis, John. Society: The Basics. Pearson Education.
  • Kemdikbud. Buku Sosiologi Kurikulum Merdeka.

interaksi sosial, bentuk interaksi sosial, contoh interaksi sosial, interaksi asosiatif, interaksi disosiatif, kerja sama sosial, konflik sosial, kontravensi, persaingan sosial, sosiologi SMP, materi IPS kelas 8, hubungan sosial, komunikasi dan interaksi, 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.