c. Perbedaan dalam aspek sosial
Perbedaan budaya berdasarkan sosial terbagi menjadi empat bagian,yaitu: konsep terhadap materi, peran dan status, penggunaan cara dan sopan santun, dan konsep waktu).
1. Konsep terhadap materi
- Konteks budaya rendah:
- Berorientasi pada tujuan dan kenyamanan materi diperoleh dari usaha individu. b) Konteks budaya tinggi:
- Mendapatkan pekerjaan lebih penting dibandingkan bekerja secara efisien.
2. Peran dan status
- Konteks budaya rendah:
- Dapat menyapa atasan tanpa menggunakan gelar, seperti “Bapak” atau “Ibu”, “Mr” atau “Mrs”
- Hubungan antara atasan
- bawahan bersifat terbuka, tidak terdapatperbedaan antara atasan dan bawahan. Diluar pekerjaan, atasan dan bawahan dapat berteman dengan baik, dan mengesam pingkan status mereka dalam pekerjaan.
- Konteks budaya tinggi
- Menyapa pelaku bisnis/atasan dengan gelar. Status sosial sangat penting, bahkan diluar pekerjaan atau diluar kedinasan.
- Tertutup, atasan dan bawahan harus dibedakan. Cenderung ada jarakantara atasan
- bawahan.
3. Penggunaan cara dan sopan santun
- Konteks budaya rendah:
- Memberikan hadiah kepada istri teman dianggap sopan dan biasa.
- Konteks budaya tinggi:
- Memberikan hadiah kepada istri teman dianggap tidak sopan.
4. Konsep waktu
Konteks budaya rendah menganggap waktu sebagai cara untuk merencanakan hasil kerja dengan efisien. Waktu diperlakukan dengan sangat berharga.
Sebaliknya pada budaya dengan konteks budaya tinggi cenderung tidak menghargai waktu, sehingga istilah jam karet merupakan hal yang biasa.
d. Perbedaan tanda-tanda non-verbal
1. Konsep ruangan
Pada budaya dengan Konteks budaya rendah ruangan kerja lebih tertutup karena mereka lebih menghargai privacy seseorang.
Sedangkan pada budaya dengan Konteks budaya tinggi ruangan lebih terbuka. Atasan bawahandapat saling melihat satu sama lain, seperti dapat kita lihat di perusahaan perusahaan Jepang.
Baca juga Sikap menentukan kepribadian seseorang
2. Kontak mata
Bekerjasama dilingkungan sosial yang berbeda. Pada budaya dengan konteks rendah seperti Amerika Serikat, jika seseorang tidak membalas tatapan matanya maka dianggap orang tersebut mengelak atau tidak jujur.
Sedangkan pada budaya dengan konteks tinggi,seperti di Asia dan Amerika Latin,dengan mempertahankan tatapan mata kebawah merupakan tanda penghargaan atau penghormatan.
Sebaliknya menatap mata langsung dapat dianggap sebagai bentuk ketidak sopanan.
3. Bahasa tubuh
Bahasa tubuh bisa membantu mengklarifikasi pesan-pesan yang membingungkan. Namun dalam perbedaan antar budaya bahasa tubuh dapat memberikan pengertian yang berbeda.
Misalnya, dalam budaya dengan konteks yang rendah mengang kat kaki ke atas meja merupakan hal yang biasa namun dalam budaya yang konteks budayanya tinggi hal itu dianggap sebagai bentuk ketidaksopanan atau penghinaan.
Perbedaan bahasa tubuh lainnya, misalnya ekspresi wajah, perilaku sentuhan, dan cara bagaimana seseorang mengucap kan salam. Jika kitaperhatikan seorang India akan menggeleng kan kepalanya saat ia mengatakan “ya”.
Gelengan kepala di kebanyakan budaya lain diartikan sebagai tanda “tidak”. Cara seseorang bersalaman juga akan menunjuk kan perbedaan budaya yang nyata.
Di Indonesia jabat tangan yang sopan dilakukan dengan kedua belah tangan secara halus. Di barat jabat tangan yang baik yang menunjukkan persahabatan dilakukan secara erat. Jabat tangan yang kurang erat diartikan sebagai bentuk kekasaran atau penolakan.
Perilaku sentuhan juga bisa berbeda dalam suatu budaya dengan budaya yang lain. Pelukan antara pria dan wanita untuk menunjukkan keakraban atau kegembiraan merupakan hal yang diterima secara umum, meskipun mereka bukan sepasang kekasih atau suami istri.
Di budaya lain, perilaku demikian dapat dianggap sebagai hal yang tidak biasa atau tidak wajar. Tanda-tanda non-verbal dalam komunikasi antar budaya harus diperhati kan secara cermat,supaya tidak terjadi kebingungan atau salah paham.