Home » IPS Kelas 10 » Beberapa ciri yang menonjol pada masayarakat perkotaan
Beberapa ciri yang menonjol pada masayarakat perkotaan

Beberapa ciri yang menonjol pada masayarakat perkotaan

Beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan. Demikian pula soal pakaian bagi orang desa, bentuk dan warna pakaian tak menjadi soal karena yang terpenting adalah fungsi pakaian yang dapat melindungi diri dari panas dan dingin.

Bagi orang kota, nilai pakaian adalah alat kebutuhan sosial, mahalnya bahan pakaian yang dipakai merupakan perwujudan dari kedudukan sosial si pemakai. Ada beberapa ciri lagi yang menonjol pada masyarakat kota, antara lain sebagai berikut. 

1. Kehidupan Beragama

Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan agama di desa. Ini disebabkan cara berpikir yang rasional, yang didasarkan pada perhitungan eksak yang berhubungan dengan realita masyarakat.

Memang di kota-kota, orang juga beragama, akan tetap pada umumnya pusat kegiatan hanya tampak di tempat-tempat ibadat seperti gereja, masjid, dan sebagainya. Di luar itu, kehidupan masyarakat berada dalam lingkungan ekonomi, perdagangan dan sebagainya. 

Cara kehidupan demikian mempunyai kecenderungan ke arah keduniawian (seculer trend), dibandingkan dengan kehidupan warga desa yang cenderung ke arah agama (religious trend).

2. Toleransi Masyarakat Kota

Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain yang penting di sini adalah manusia perseorangan atau individu. Di desa orang lebih mementingkan kelompok atau keluarga. Di kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan karena perbedaan kepentingan, perbedaan paham politik, perbedaan agama dan seterusnya.

Di kota individu kurang berani untuk seorang diri menghadapi orangorang lain dengan lata belakang yang berbeda, pendidikan yang tak sama, kepentingan yang berbeda dan lain-lain. Nyata bahwa kebebasan yang diberikan kepada individu, tak dapat memberikan kebebasan yang sebenarnya kepada yang bersangkutan.

3. Pembagian Kerja

Pembagian kerja di antara warga kota juga lebih tegas dan punya batas-batas nyata. Di kota, tinggal orang-orang dengan aneka warna latar belakang sosial dan pendidikan yang menyebabkan individu memperdalami suatu bidang kehidupan khusus.

Ini melahirkan suatu gejala bahwa warga kota tak mungkin hidup sendirian secara secara individualistis. Pasti akan dihadapinya persoalan-persoalan hidup yang berada di luar jangkauan kemampuan sendiri.

Gejala demikian menimbulkan kelompok-kelompok kecil (small group) yang didasarkan pada pekerjaan yang sama, keahlian yang sama, kedudukan yang sosial yang sama dan lainlain. Kesemuanya dalam batas-batas tertentu membentuk pembatasan-pembatasan di dalam pergaulan hidup.

Misalnya seorang guru SLTA lebih banyak bergaul dengan rekannya sesama guru pula, daripada dengan pedagang kelontong. Seorang sarjana ekonomi akan lebih banyak bergaul dengan rekannya dengan latar belakang pendidikan yang sama ketimbang dengan sarjanasarjana ilmu sejarah.

4. Kesempatan Kerja

Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan, juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa karena sistem pembagian kerja yang tegas daripada faktor pribadi.

Kesempatan kerja di kota-kota besar lebih banyak (ilustrasi foto/Liputan6.com)

5. Pola Pikir

Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih di dasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.

6. Pertumbuhan kota lebih cepat

Jalan kehidupan yang cepat di kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.

7. Perubahan sosial terbuka

Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, karena kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh luar. Hal ini sering menimbulkan pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda, oleh karena golongan muda yang belum sepenuhnya terwujud kepribadiannya, lebih senang mengikuti polapola daru dalam kehidupan. 

Baca juga Pranata Sosial, Beberapa istilah yang dipergunakan oleh para ahli untuk menyebut pranata sosial

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top