Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral Republik Indonesia yang memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas nilai rupiah dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Sebagai otoritas moneter, BI tidak hanya berfungsi sebagai pengatur kebijakan moneter, tetapi juga sebagai penjaga sistem pembayaran dan pengawas stabilitas sistem keuangan.
Artikel ini akan membahas sejarah, tujuan, fungsi, instrumen kebijakan, serta peran strategis Bank Indonesia dalam perekonomian Indonesia modern.
Sejarah Singkat Bank Indonesia
Bank Indonesia resmi berdiri pada 1 Juli 1953 setelah nasionalisasi dari De Javasche Bank (didirikan Belanda pada 1828). Dengan berdirinya BI, Indonesia akhirnya memiliki bank sentral sendiri yang berperan dalam mengatur kebijakan moneter.
Seiring perjalanan waktu, peran dan fungsi BI mengalami beberapa perubahan:
- 1953–1968: BI menjalankan fungsi sebagai bank sentral sekaligus bank komersial.
- 1968: BI difokuskan hanya sebagai bank sentral setelah peran perbankan komersial dialihkan ke bank pemerintah lain.
- 1999: Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 menetapkan independensi Bank Indonesia sebagai lembaga negara yang bebas dari campur tangan pemerintah dan pihak lain.
- 2011: Tugas pengawasan perbankan dialihkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sementara BI lebih fokus pada kebijakan moneter, sistem pembayaran, dan stabilitas sistem keuangan.
- 2020: Dalam menghadapi pandemi COVID-19, BI bekerja sama erat dengan pemerintah dan OJK untuk menjaga likuiditas dan mendukung pemulihan ekonomi.
Tujuan Bank Indonesia
Tujuan utama Bank Indonesia ditegaskan dalam UU No. 23 Tahun 1999, yaitu:
“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.”
Kestabilan nilai rupiah ini mencakup dua hal:
- Stabilitas nilai mata uang terhadap barang dan jasa (inflasi).
BI menetapkan target inflasi tahunan agar harga-harga tetap terkendali. - Stabilitas nilai rupiah terhadap mata uang asing.
BI menjaga nilai tukar rupiah dengan intervensi pasar valas bila diperlukan.
Fungsi dan Tugas Utama Bank Indonesia
Bank Indonesia memiliki tiga pilar utama sebagai landasan tugasnya:
- Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
- Mengendalikan jumlah uang beredar
- Menetapkan suku bunga acuan (BI Rate atau BI-7 Day Reverse Repo Rate)
- Mengatur cadangan devisa
- Mengendalikan jumlah uang beredar
- Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
- Menyediakan sistem pembayaran modern seperti BI-FAST, RTGS, dan SKNBI
- Mengawasi penggunaan uang tunai dan digital
- Mendorong inklusi keuangan melalui sistem pembayaran berbasis QRIS
- Menyediakan sistem pembayaran modern seperti BI-FAST, RTGS, dan SKNBI
- Menjaga stabilitas sistem keuangan
- Memonitor risiko makroekonomi dan perbankan
- Bekerja sama dengan OJK dan LPS untuk mencegah krisis keuangan
- Menyediakan instrumen makroprudensial
- Memonitor risiko makroekonomi dan perbankan
Instrumen Kebijakan Bank Indonesia
Untuk menjalankan tugasnya, Bank Indonesia menggunakan sejumlah instrumen:
- Operasi Pasar Terbuka (OPT): membeli atau menjual surat berharga negara (SBN) untuk mengatur likuiditas.
- Suku bunga acuan (BI-7DRRR): memengaruhi bunga pinjaman dan tabungan di perbankan.
- Giro Wajib Minimum (GWM): cadangan minimum yang wajib disimpan bank di BI.
- Intervensi nilai tukar: BI membeli atau menjual valuta asing untuk menjaga stabilitas rupiah.
- Kebijakan makroprudensial: seperti rasio Loan to Value (LTV) untuk kredit perumahan atau kendaraan.
Peran Bank Indonesia dalam Perekonomian
- Pengendali Inflasi
Dengan kebijakan moneter, BI menargetkan inflasi tahunan sesuai sasaran pemerintah agar daya beli masyarakat tetap terjaga. - Penjaga Nilai Tukar Rupiah
BI berperan menjaga stabilitas rupiah terhadap dolar AS maupun mata uang lain untuk melindungi perekonomian dari gejolak global. - Pengembangan Sistem Pembayaran Digital
BI meluncurkan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), sistem pembayaran berbasis QR yang memudahkan transaksi digital. - Pendukung Pertumbuhan Ekonomi
Dengan menjaga stabilitas moneter, BI menciptakan iklim investasi yang sehat dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. - Kontributor Kebijakan Nasional
BI aktif mendukung kebijakan fiskal pemerintah, misalnya melalui burden sharing dalam pembiayaan APBN saat pandemi COVID-19.
Inovasi Digital dan Transformasi Bank Indonesia
Bank Indonesia terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi:
- BI-FAST: sistem pembayaran cepat, aman, dan murah dengan biaya transfer hanya Rp2.500.
- QRIS: standardisasi pembayaran QR Code untuk mendukung UMKM dan ekonomi digital.
- Digital Rupiah (Central Bank Digital Currency/ CBDC): rencana peluncuran rupiah digital sebagai alat pembayaran sah di era digital.
Transformasi digital ini sejalan dengan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang digagas BI.
Baca juga: Bank Umum Nasional Indonesia
Tantangan yang Dihadapi Bank Indonesia
- Gejolak ekonomi global seperti kenaikan suku bunga The Fed, fluktuasi harga komoditas, dan ketidakpastian geopolitik.
- Inflasi dalam negeri akibat kenaikan harga pangan dan energi.
- Literasi keuangan masyarakat yang masih perlu ditingkatkan.
- Keamanan siber dalam sistem pembayaran digital yang semakin kompleks.
Kontribusi Bank Indonesia terhadap Masyarakat
- Edukasi keuangan: BI aktif menggelar sosialisasi, seminar, dan literasi keuangan di berbagai daerah.
- Dukungan UMKM: BI membantu UMKM dalam pembiayaan, akses pasar, dan digitalisasi.
- Ekonomi hijau: BI mendukung kebijakan keuangan berkelanjutan dan mendukung target net zero emission.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa fungsi utama Bank Indonesia?
Bank Indonesia berfungsi menjaga stabilitas nilai rupiah melalui kebijakan moneter, sistem pembayaran, dan stabilitas keuangan.
2. Apa bedanya Bank Indonesia dengan bank umum?
Bank Indonesia adalah bank sentral yang tidak melayani simpanan masyarakat, sedangkan bank umum melayani tabungan, kredit, dan transaksi perbankan.
3. Apa itu BI-7 Day Reverse Repo Rate?
BI-7DRRR adalah suku bunga acuan Bank Indonesia yang memengaruhi bunga pinjaman dan tabungan di bank umum.
4. Apakah Bank Indonesia mengawasi perbankan?
Sejak 2011, pengawasan perbankan dialihkan ke OJK. BI fokus pada moneter, sistem pembayaran, dan stabilitas keuangan.
5. Apa itu QRIS?
QRIS adalah standar pembayaran berbasis QR Code yang diluncurkan BI untuk memudahkan transaksi digital di seluruh Indonesia.
6. Apakah Bank Indonesia bisa mencetak uang?
Ya, BI memiliki kewenangan tunggal mencetak dan mengedarkan uang rupiah di Indonesia.
7. Apa peran BI saat krisis ekonomi?
BI menjaga stabilitas rupiah, menyediakan likuiditas, dan bekerja sama dengan pemerintah serta lembaga keuangan untuk pemulihan ekonomi.
Referensi
- Bank Indonesia – Profil, Tugas, dan Fungsi
- UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
- Wikipedia – Bank Indonesia
- OJK – Sejarah dan Pengalihan Fungsi Pengawasan
- BI – Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025