Bandung, ibu kota Provinsi Jawa Barat, dikenal sebagai kota dengan nuansa Eropa yang kental, sehingga dijuluki “Paris van Java.” Julukan ini tidak hanya merujuk pada gaya hidup dan keindahan alamnya, tetapi juga pada peninggalan arsitektur kolonial Belanda yang masih berdiri megah di berbagai sudut kota. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri jejak arsitektur kolonial Belanda yang masih bisa ditemukan di Bandung, serta bagaimana bangunan-bangunan ini menjadi bagian dari identitas dan daya tarik kota.
1. Sejarah Bandung sebagai Kota Kolonial
Pada abad ke-19, pemerintah kolonial Belanda mulai mengembangkan Bandung sebagai pusat pemerintahan dan peristirahatan. Dengan iklimnya yang sejuk dan lokasinya yang strategis, Bandung menjadi tempat favorit bagi pejabat Belanda. Pada awal abad ke-20, rencana pemindahan ibu kota Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung bahkan sempat dicanangkan. Hal ini menyebabkan pembangunan infrastruktur dan gedung-gedung bergaya Eropa yang masih bisa kita saksikan hingga kini.
2. Bangunan Ikonik Berarsitektur Kolonial di Bandung
Berikut beberapa bangunan bersejarah di Bandung yang menunjukkan pengaruh arsitektur kolonial Belanda:
a. Gedung Sate
Gedung Sate merupakan salah satu ikon Bandung yang paling terkenal. Dibangun pada tahun 1920, gedung ini awalnya digunakan sebagai kantor Departemen Pekerjaan Umum Hindia Belanda. Arsitekturnya menggabungkan gaya Indo-Eropa dengan ornamen khas atap yang menyerupai tusuk sate, sehingga dinamakan “Gedung Sate.” Saat ini, Gedung Sate berfungsi sebagai kantor Gubernur Jawa Barat dan tetap menjadi simbol kebanggaan warga Bandung.
b. Gedung Merdeka
Dulunya dikenal sebagai Societeit Concordia, Gedung Merdeka adalah tempat berkumpulnya elite Belanda pada masa kolonial. Bangunan ini memiliki gaya arsitektur Art Deco yang populer di awal abad ke-20. Pada tahun 1955, gedung ini menjadi saksi sejarah Konferensi Asia-Afrika yang dihadiri oleh pemimpin negara dari berbagai belahan dunia.
c. Hotel Savoy Homann
Dibangun pada tahun 1871, Hotel Savoy Homann adalah salah satu hotel tertua di Bandung. Gaya arsitekturnya mengalami beberapa kali perubahan, tetapi tetap mempertahankan nuansa kolonial yang elegan. Hotel ini pernah menjadi tempat menginap bagi tokoh-tokoh penting dunia selama Konferensi Asia-Afrika.
d. Villa Isola
Villa Isola, yang kini menjadi bagian dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), adalah contoh sempurna dari arsitektur kolonial modern. Dibangun pada tahun 1933 oleh seorang taipan Belanda, Villa Isola menawarkan desain futuristik dengan elemen Art Deco yang khas. Bangunan ini dirancang agar menyatu dengan lanskap perbukitan di utara Bandung.
Baca juga: Pihak yang Bertanggung Jawab atas Terjadinya Peristiwa G30S/PKI