Home » IPS Kelas 8 » Aliran Islam di Indonesia: Keberagaman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Umat
Aliran Islam di Indonesia: Keberagaman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Umat (ft/istimewa)

Aliran Islam di Indonesia: Keberagaman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Umat

Islam adalah agama mayoritas di Indonesia, dengan lebih dari 85% penduduknya memeluk agama ini. Namun, meskipun Islam menjadi agama yang dominan, terdapat berbagai aliran dan mazhab dalam Islam yang berkembang di Nusantara. Keberagaman aliran Islam ini mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah Islam di Indonesia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk hubungan internasional, pendidikan, serta akulturasi dengan budaya lokal.

Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa aliran utama dalam Islam di Indonesia, termasuk Sunni, Syiah, Ahmadiyah, serta beberapa kelompok tarekat dan organisasi Islam modern.

1. Aliran Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah)

Aliran Sunni merupakan aliran Islam terbesar di Indonesia. Sebagian besar Muslim Indonesia menganut Islam Sunni yang berpegang pada ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Sunni adalah salah satu dari dua cabang utama dalam Islam dan dikenal dengan ajarannya yang berpegang pada sunnah (tradisi Nabi Muhammad SAW) dan mengakui keempat mazhab fikih: Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali.

Di Indonesia, mazhab Syafi’i adalah yang paling dominan. Ajaran Syafi’i ini diperkenalkan sejak awal penyebaran Islam di Indonesia, terutama melalui peran para ulama dari Timur Tengah dan Asia Selatan. Mazhab Syafi’i dianggap sangat cocok dengan budaya dan tradisi lokal, sehingga diterima secara luas oleh masyarakat Nusantara.

Sunni di Indonesia memiliki variasi yang luas, mulai dari tradisionalis hingga modernis. Dalam aliran tradisionalis, Islam sangat berakulturasi dengan budaya lokal, seperti dalam tradisi selametan, tahlilan, dan ziarah kubur. Di sisi lain, kalangan modernis lebih cenderung menekankan pada pemurnian ajaran Islam dan penolakan terhadap praktik-praktik yang tidak berdasarkan Al-Quran dan Hadis.

2. Aliran Syiah

Selain Sunni, terdapat pula aliran Syiah di Indonesia, meskipun jumlah pengikutnya lebih kecil. Syiah adalah aliran dalam Islam yang mengakui Ali bin Abi Thalib dan keturunannya sebagai penerus sah Nabi Muhammad SAW. Syiah dikenal dengan beberapa perbedaan teologis dan ritual dari Sunni, termasuk dalam hal peringatan Asyura, yang memperingati kematian cucu Nabi, Husain bin Ali, dalam pertempuran Karbala.

Di Indonesia, komunitas Syiah terkonsentrasi di beberapa wilayah, seperti Jakarta, Sumatera Barat, Bandung, dan Madura. Peringatan Asyura yang dilakukan oleh komunitas Syiah di Indonesia, seperti dalam bentuk Tabuik di Sumatera Barat, merupakan salah satu tradisi yang menunjukkan pengaruh Syiah dalam budaya lokal.

Namun, aliran Syiah sering menghadapi tantangan dan perbedaan pendapat dengan kelompok Sunni mayoritas. Meski demikian, keberadaan Syiah memperkaya keberagaman Islam di Indonesia.

3. Aliran Ahmadiyah

Ahmadiyah adalah aliran yang cukup kontroversial di kalangan umat Islam Indonesia. Aliran ini didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad pada akhir abad ke-19 di India, yang mengklaim dirinya sebagai Mahdi (juru selamat) dan penutup para nabi, yang berbeda dengan keyakinan mainstream Islam bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir.

Ahmadiyah terpecah menjadi dua kelompok: Ahmadiyah Lahore dan Ahmadiyah Qadian. Di Indonesia, keberadaan Ahmadiyah sering kali mendapat resistensi dari kelompok Islam mayoritas, terutama karena pandangan mereka tentang kenabian dianggap bertentangan dengan ajaran Islam pada umumnya. Beberapa komunitas Ahmadiyah, seperti di Jawa Barat dan Lombok, telah mengalami berbagai bentuk diskriminasi dan konflik dengan komunitas Muslim lainnya.

Meski demikian, Ahmadiyah masih memiliki pengikut yang setia dan terus memperjuangkan hak mereka sebagai bagian dari komunitas Muslim Indonesia.

4. Tarekat Sufi

Tarekat atau tasawuf adalah salah satu bentuk Islam yang menekankan pada aspek spiritual dan mistik dalam beribadah kepada Allah. Tarekat sufi berkembang pesat di Indonesia, terutama di kalangan umat Islam tradisional. Beberapa tarekat yang terkenal di Indonesia antara lain:

  • Tarekat Qadiriyah,
  • Tarekat Naqsyabandiyah,
  • Tarekat Syattariyah,
  • Tarekat Khalwatiyah.

Tarekat sufi mengajarkan bahwa umat Muslim harus mendekatkan diri kepada Allah melalui zikir, wirid, dan latihan-latihan spiritual lainnya. Dalam ajaran tarekat, hubungan langsung antara individu dengan Tuhan dianggap sangat penting, dan sering kali terdapat guru spiritual atau mursyid yang membimbing murid-muridnya dalam perjalanan spiritual mereka.

Tarekat sufi banyak diikuti oleh masyarakat di pedesaan, terutama di daerah Sumatera Barat, Jawa, dan Sulawesi. Pengikut tarekat sering kali terlibat dalam kegiatan keagamaan kolektif, seperti pengajian dan zikir bersama, yang menjadi bagian dari kehidupan religius sehari-hari mereka.

Baca juga: Islam di Indonesia dan Persebarannya: Jejak Sejarah, Keberagaman, dan Kearifan Lokal

5. Organisasi Islam Modern: Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU)

Selain berbagai aliran dan mazhab, Indonesia juga memiliki organisasi Islam besar yang berperan dalam perkembangan dan penyebaran ajaran Islam di negara ini. Dua yang paling menonjol adalah Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).

  • Muhammadiyah didirikan pada tahun 1912 oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta. Muhammadiyah adalah organisasi Islam modernis yang bertujuan untuk memurnikan ajaran Islam dari praktik-praktik yang dianggap bid’ah (inovasi dalam agama) dan kembali ke Al-Quran dan Hadis sebagai sumber utama ajaran. Organisasi ini sangat aktif dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial.
  • Nahdlatul Ulama (NU) didirikan pada tahun 1926 oleh KH Hasyim Asy’ari. NU adalah organisasi Islam tradisionalis yang berpegang pada mazhab Syafi’i dan menerima praktik-praktik keagamaan yang berakulturasi dengan budaya lokal, seperti tahlilan, ziarah kubur, dan selametan. NU juga sangat aktif dalam pendidikan melalui jaringan pesantren yang luas di seluruh Indonesia.

Kedua organisasi ini memiliki peran penting dalam membentuk karakter Islam Indonesia yang moderat, toleran, dan beragam. Muhammadiyah dan NU sering kali menjadi representasi dua pendekatan yang berbeda dalam menjalankan Islam, namun keduanya berkomitmen pada pengembangan Islam yang damai dan sejalan dengan nilai-nilai keindonesiaan.

Baca juga: Kompas – Keberagaman Islam di Indonesia

Kesimpulan

Keberagaman aliran Islam di Indonesia mencerminkan kompleksitas sejarah penyebaran Islam di Nusantara serta akulturasi budaya yang terjadi selama berabad-abad. Mulai dari Sunni, Syiah, Ahmadiyah, hingga tarekat sufi, semuanya memiliki peran dalam membentuk wajah Islam Indonesia yang kaya akan variasi dan perspektif.

Di tengah berbagai perbedaan ini, Islam di Indonesia tetap berkembang sebagai agama mayoritas yang moderat dan toleran, yang menghargai keragaman. Organisasi-organisasi besar seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama turut memperkuat peran Islam dalam kehidupan sosial, pendidikan, dan budaya di Indonesia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top