Pada awal abad ke-16, bangsa Portugis menjadi pelopor dalam eksplorasi maritim dunia. Salah satu tokoh utama yang memimpin ekspansi ini adalah Alfonso de’Albuquerque. Ia memainkan peran penting dalam memperluas pengaruh Portugis di Asia, termasuk penaklukan Malaka pada tahun 1511 dan perjalanan yang membuka jalur ke Maluku pada tahun 1512. Artikel ini akan mengulas bagaimana Alfonso de’Albuquerque menguasai Malaka dan upayanya menuju Maluku.
Latar Belakang Penjelajahan Portugis
Sejak akhir abad ke-15, bangsa Portugis aktif mencari jalur perdagangan baru untuk mendapatkan rempah-rempah, yang saat itu menjadi komoditas sangat berharga di Eropa. Setelah Vasco da Gama menemukan jalur laut ke India pada tahun 1498, Portugis memperluas jaringan dagangnya ke wilayah Asia Tenggara. Malaka, yang pada masa itu merupakan pusat perdagangan terbesar di Asia Tenggara, menjadi target penting bagi Portugis.
Alfonso de’Albuquerque, yang dikenal sebagai salah satu komandan militer paling strategis dalam sejarah Portugis, ditugaskan untuk memimpin ekspansi ini. Ia memiliki visi untuk mendominasi jalur perdagangan rempah-rempah melalui kendali atas kota-kota strategis di Samudra Hindia.
Penaklukan Malaka pada Tahun 1511
Pada Juli 1511, Alfonso de’Albuquerque memimpin armada yang terdiri dari sekitar 1.200 tentara dan 18 kapal menuju Malaka. Kota Malaka, yang saat itu diperintah oleh Kesultanan Malaka, merupakan pusat perdagangan internasional yang menghubungkan pedagang dari Tiongkok, India, Arab, dan Nusantara. Penguasaan Malaka akan memberikan Portugis kontrol atas jalur perdagangan rempah-rempah yang menguntungkan.
1. Strategi Penyerangan Albuquerque menggunakan kombinasi diplomasi dan kekuatan militer untuk menaklukkan Malaka. Awalnya, ia mencoba bernegosiasi dengan Sultan Mahmud Shah untuk mendapatkan izin mendirikan benteng Portugis di Malaka. Namun, negosiasi gagal, dan Albuquerque memutuskan untuk menyerang.
Pada Agustus 1511, Portugis melancarkan serangan besar-besaran. Pasukan Portugis, yang dipersenjatai dengan meriam dan senjata api, memiliki keunggulan teknologi dibandingkan pasukan Kesultanan Malaka. Setelah pertempuran sengit selama beberapa minggu, Portugis berhasil merebut Malaka. Kota ini kemudian dijadikan basis utama Portugis di Asia Tenggara.
2. Dampak Penaklukan Malaka Penaklukan Malaka membawa dampak besar:
- Kontrol Jalur Perdagangan: Dengan menguasai Malaka, Portugis dapat mengontrol arus perdagangan rempah-rempah di Selat Malaka.
- Dominasi Militer: Penaklukan ini menunjukkan superioritas militer Portugis di kawasan Asia Tenggara.
- Keruntuhan Kesultanan Malaka: Setelah kehilangan Malaka, Sultan Mahmud Shah terpaksa mundur ke wilayah Johor dan Riau.
Ekspansi ke Maluku pada Tahun 1512
Setelah menguasai Malaka, Portugis mulai memperluas pengaruhnya ke wilayah timur Nusantara. Salah satu tujuan utama mereka adalah Maluku, yang dikenal sebagai “Kepulauan Rempah-Rempah.” Maluku merupakan sumber utama cengkeh, pala, dan fuli, yang sangat bernilai tinggi di pasar Eropa.
1. Perjalanan Menuju Maluku Pada tahun 1512, Albuquerque mengirim dua kapalnya, yang dipimpin oleh Antonio de Abreu dan Francisco Serrão, untuk menjelajahi wilayah timur Nusantara. Perjalanan ini membawa mereka melewati Jawa, Bali, Lombok, dan akhirnya mencapai Maluku. Dalam perjalanan ini, mereka juga melakukan kontak dengan penduduk setempat dan menjalin hubungan dagang.
2. Kedatangan di Maluku Kedatangan Portugis di Maluku diterima dengan baik oleh beberapa kerajaan lokal, seperti Ternate. Penguasa Ternate melihat kedatangan Portugis sebagai peluang untuk mendapatkan sekutu dalam persaingan mereka melawan kerajaan tetangga, seperti Tidore. Sebagai imbalan atas dukungan militer, Portugis diberikan hak untuk mendirikan benteng dan melakukan perdagangan rempah-rempah secara eksklusif.
Dampak Penguasaan Portugis di Maluku
Kehadiran Portugis di Maluku membawa perubahan besar dalam dinamika politik dan ekonomi di kawasan tersebut:
- Kontrol Perdagangan Rempah-Rempah: Portugis berhasil memonopoli perdagangan rempah-rempah, meskipun menghadapi persaingan dari pedagang lokal dan bangsa lain.
- Pengaruh Militer: Portugis mendirikan benteng di Ternate yang berfungsi sebagai pusat kekuatan mereka di Maluku.
- Interaksi Budaya: Kehadiran Portugis membawa pengaruh budaya Eropa ke Maluku, termasuk pengenalan agama Kristen.
Baca juga: Apakah Dampak Kolonialisme dan Imperialisme Masih Dirasakan Sampai Sekarang?
Strategi dan Kepemimpinan Alfonso de’Albuquerque
Keberhasilan Albuquerque tidak terlepas dari strateginya yang brilian. Ia memahami pentingnya menguasai kota-kota pelabuhan strategis untuk mengontrol jalur perdagangan maritim. Selain itu, Albuquerque juga menjalin aliansi dengan penguasa lokal untuk memperkuat posisi Portugis di kawasan tersebut.
Namun, pendekatannya yang agresif juga menuai perlawanan. Di beberapa wilayah, kebijakan monopoli perdagangan dan penggunaan kekuatan militer menyebabkan ketegangan dengan penduduk lokal.
Akhir Kehidupan dan Warisan
Alfonso de’Albuquerque meninggal pada tahun 1515 di Goa, India, salah satu basis utama Portugis di Asia. Meskipun ia tidak sempat menyaksikan dampak penuh dari ekspedisinya, warisannya tetap hidup. Penaklukan Malaka dan ekspansi ke Maluku menjadi fondasi bagi dominasi Portugis di Asia Tenggara selama abad ke-16.
Warisan Albuquerque juga tercermin dalam pengaruh budaya Portugis yang masih terlihat di beberapa wilayah Asia Tenggara hingga hari ini. Nama dan prestasinya dikenang sebagai simbol keberanian dan visi dalam eksplorasi maritim.
Baca juga: Kolonialisme dan Imperialisme Serupa Tapi Tak Sama
Kesimpulan
Penaklukan Malaka oleh Alfonso de’Albuquerque pada tahun 1511 dan perjalanan Portugis ke Maluku pada tahun 1512 merupakan tonggak penting dalam sejarah eksplorasi maritim. Melalui kepemimpinannya, Portugis berhasil menguasai jalur perdagangan rempah-rempah dan memperluas pengaruhnya di Asia Tenggara. Meskipun ekspansi ini membawa dampak besar, baik positif maupun negatif, kisah Albuquerque tetap menjadi bagian penting dari sejarah global.