Sejarah tidak sekadar kumpulan cerita tentang masa lampau, tetapi merupakan hasil kajian ilmiah yang disusun berdasarkan fakta dan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Para sejarawan berusaha merekonstruksi peristiwa masa lalu melalui metode dan langkah-langkah ilmiah agar dapat dipahami secara objektif dan rasional. Oleh karena itu, sejarah sering disebut sebagai rekonstruksi masa lalu yang ilmiah.
Pemahaman ini penting agar masyarakat tidak menganggap sejarah sebagai dongeng atau cerita bebas, melainkan sebagai ilmu pengetahuan yang memiliki kaidah dan metode tertentu.
Pengertian Sejarah sebagai Rekonstruksi
Sejarah sebagai rekonstruksi berarti upaya menyusun kembali peristiwa masa lalu berdasarkan sumber-sumber sejarah yang tersedia. Rekonstruksi dilakukan dengan menyeleksi, mengkritisi, dan menafsirkan data agar menghasilkan gambaran peristiwa yang mendekati kebenaran.
Sejarah tidak dapat mengulang masa lalu secara utuh, tetapi merekonstruksinya melalui analisis ilmiah yang logis dan sistematis.
Mengapa Sejarah Disebut Ilmiah?
Sejarah disebut sebagai ilmu karena memenuhi unsur-unsur keilmuan, antara lain:
- Memiliki objek kajian yang jelas, yaitu peristiwa masa lalu manusia
- Menggunakan metode ilmiah
- Berdasarkan sumber dan bukti yang dapat diuji
- Disusun secara sistematis dan rasional
Dengan demikian, sejarah tidak disusun berdasarkan imajinasi, melainkan melalui proses penelitian yang bertanggung jawab.
Tahapan Rekonstruksi Sejarah yang Ilmiah
1. Heuristik (Pengumpulan Sumber)
Heuristik adalah tahap mencari dan mengumpulkan sumber sejarah, baik tertulis, lisan, maupun benda.
Contoh nyata:
Peneliti mengumpulkan arsip Proklamasi Kemerdekaan, foto, rekaman pidato, dan kesaksian pelaku sejarah.
2. Verifikasi (Kritik Sumber)
Verifikasi bertujuan menilai keaslian dan kebenaran sumber sejarah melalui kritik eksternal dan internal.
Contoh nyata:
Meneliti keaslian naskah Proklamasi dengan membandingkan tulisan tangan, tinta, dan kertas yang digunakan.
3. Interpretasi (Penafsiran)
Interpretasi adalah tahap menafsirkan fakta sejarah agar memiliki makna dan hubungan sebab-akibat.
Contoh nyata:
Menafsirkan latar belakang terjadinya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai hasil tekanan internasional dan perjuangan nasional.
4. Historiografi (Penulisan Sejarah)
Historiografi adalah tahap penulisan sejarah berdasarkan hasil analisis dan interpretasi.
Contoh nyata:
Penulisan buku sejarah nasional Indonesia yang digunakan sebagai buku pelajaran di sekolah.
Baca juga: Bentuk-Bentuk Akomodasi: Kompromi, Mediasi, Arbitrase, dan Koersi Lengkap dengan Contohnya
