Home ยป IPS Kelas 7 ยป Perbedaan antara Konflik, Kontravensi, dan Persaingan dalam Interaksi Sosial Disosiatif
Posted in

Perbedaan antara Konflik, Kontravensi, dan Persaingan dalam Interaksi Sosial Disosiatif

Perbedaan antara Konflik, Kontravensi, dan Persaingan dalam Interaksi Sosial Disosiatif (ft.istimewa)
Perbedaan antara Konflik, Kontravensi, dan Persaingan dalam Interaksi Sosial Disosiatif (ft.istimewa)

Interaksi sosial merupakan dasar terbentuknya kehidupan bermasyarakat. Salah satu bentuk interaksi sosial adalah interaksi disosiatif, yaitu interaksi yang mengarah pada perpecahan, pertentangan, atau ketegangan. Dalam interaksi disosiatif terdapat tiga bentuk utama, yaitu persaingan (competition), kontravensi (contravention), dan konflik (conflict). Bagaimana Perbedaan antara Konflik, Kontravensi, dan Persaingan dalam Interaksi Sosial Disosiatif?

Ketiga bentuk interaksi ini memiliki perbedaan yang cukup jelas namun sering disalahartikan karena sama-sama mengandung unsur ketegangan. Agar pemahaman masyarakat lebih tepat, artikel Perbedaan antara Konflik ini membahas secara lengkap perbedaan konflik, kontravensi, dan persaingan, mulai dari pengertian, ciri-ciri, hingga contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.


Pengertian Tiga Bentuk Interaksi Disosiatif

1. Persaingan (Competition)

Persaingan adalah proses sosial di mana individu atau kelompok berlomba untuk mendapatkan sesuatu, seperti keuntungan, jabatan, atau pengakuan, tanpa menggunakan kekerasan atau menjatuhkan pihak lain secara langsung.

Persaingan sifatnya terbuka, jujur, dan dilakukan melalui aturan yang jelas, seperti lomba, seleksi, atau kompetisi ekonomi.

Contoh nyata:
  • Persaingan dua toko di pasar yang berlomba memberikan pelayanan terbaik untuk menarik pelanggan.
  • Siswa-siswa yang bersaing mendapatkan peringkat teratas di kelas.

2. Kontravensi (Contravention)

Kontravensi adalah bentuk interaksi sosial yang berada di antara persaingan dan konflik. Kontravensi ditandai dengan sikap penolakan, keberatan, atau ketidaksepakatan yang tidak diungkapkan secara terang-terangan.

Bentuknya dapat berupa kritik, protes ringan, gosip, intimidasi kecil, hingga boikot, namun tidak sampai menyebabkan bentrokan fisik seperti konflik.

Contoh nyata:
  • Warga menolak pembangunan pabrik di dekat lingkungan mereka dengan mengajukan petisi atau menyampaikan protes.
  • Karyawan yang menyebarkan ketidakpuasan secara diam-diam mengenai aturan baru perusahaan.

3. Konflik (Conflict)

Konflik adalah bentuk interaksi sosial disosiatif paling keras yang ditandai oleh tindakan saling menyerang, baik secara fisik maupun nonfisik. Konflik terjadi ketika dua pihak atau lebih berusaha menyingkirkan atau menghancurkan lawannya.

Konflik dapat mengakibatkan kerusakan hubungan sosial, kekerasan, atau pemutusan hubungan antarindividu maupun kelompok.

Contoh nyata:
  • Pertikaian antarwarga yang menyebabkan bentrokan fisik.
  • Konflik berkepanjangan antara dua suku karena perebutan lahan.

Perbedaan Utama antara Persaingan, Kontravensi, dan Konflik

Untuk lebih memahami, berikut adalah perbedaan mendasar ketiganya dalam beberapa aspek:


1. Tingkat Ketegangan
  • Persaingan: Tingkat ketegangan rendah
    Dilakukan secara terbuka dan sportif, tidak merusak hubungan sosial.
  • Kontravensi: Tingkat ketegangan menengah
    Ada penolakan atau ketidakpuasan, tetapi tidak sampai bentrokan langsung.
  • Konflik: Tingkat ketegangan tinggi
    Mengarah pada tindakan saling menyerang dan dapat merusak hubungan.

2. Sifat Interaksi
  • Persaingan: Positif, produktif, dan dapat meningkatkan kinerja.
  • Kontravensi: Negatif pasif, penuh kecurigaan dan sikap tidak langsung.
  • Konflik: Negatif aktif, bersifat destruktif bila tidak dikelola.

3. Dampak terhadap Hubungan Sosial
  • Persaingan: Dapat memperkuat hubungan jika dilakukan dengan sehat.
  • Kontravensi: Menimbulkan jarak dan menurunkan kepercayaan sosial.
  • Konflik: Dapat memutus hubungan antarindividu atau kelompok.

4. Cara Penyelesaian
  • Persaingan: Diselesaikan melalui aturan dan penilaian.
  • Kontravensi: Melalui negosiasi atau klarifikasi.
  • Konflik: Memerlukan mediasi, hukum, bahkan rekonsiliasi.

Contoh Perbandingan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Berikut beberapa ilustrasi agar perbedaan ketiganya semakin jelas.


1. Di Sekolah
  • Persaingan:
    Dua kelas berlomba menjadi juara lomba kebersihan.
  • Kontravensi:
    Beberapa siswa tidak suka aturan baru tentang larangan membawa ponsel, lalu menggerutu dan membuat kritik tanpa menyampaikan langsung kepada guru.
  • Konflik:
    Perkelahian antarsiswa karena ejekan atau perbedaan kelompok.

Baca juga: Perbedaan Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif dan Disosiatif Menurut Para Ahli


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.