Home » IPS Kelas 7 » Peran Teknologi dalam Mendeteksi Potensi Bencana Alam di Indonesia
Posted in

Peran Teknologi dalam Mendeteksi Potensi Bencana Alam di Indonesia

Peran Teknologi dalam Mendeteksi Potensi Bencana Alam di Indonesia (ft.istimewa)
Peran Teknologi dalam Mendeteksi Potensi Bencana Alam di Indonesia (ft.istimewa)

Indonesia dikenal sebagai negara dengan tingkat kerawanan bencana alam yang tinggi. Letak geografisnya di pertemuan tiga lempeng besar dunia (Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik) menjadikan negeri ini rawan gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, hingga kekeringan. Dalam menghadapi kondisi tersebut, teknologi memegang peran penting dalam mendeteksi potensi bencana dan mengurangi dampaknya terhadap masyarakat. Bagaimana Peran Teknologi dalam Mendeteksi Potensi Bencana Alam di Indonesia?

Artikel ini akan membahas bagaimana perkembangan teknologi telah membantu Indonesia dalam deteksi dini bencana alam, disertai contoh nyata penerapannya di berbagai daerah.


1. Pentingnya Teknologi dalam Mitigasi Bencana Alam

Teknologi berfungsi sebagai alat utama dalam mendeteksi, menganalisis, dan menyebarkan informasi bencana alam secara cepat dan akurat. Dengan teknologi, pemerintah dan masyarakat dapat:

  • Mengetahui potensi bencana sebelum terjadi.
  • Mempersiapkan langkah evakuasi dini.
  • Mengurangi korban jiwa dan kerugian ekonomi.

Teknologi juga menjadi bagian penting dari mitigasi non-struktural, yakni langkah pencegahan yang berfokus pada sistem informasi, edukasi, dan kesiapsiagaan masyarakat.


2. Jenis Teknologi Deteksi Bencana Alam di Indonesia

Berbagai jenis teknologi digunakan untuk mendeteksi dan memantau potensi bencana di Indonesia. Berikut beberapa di antaranya:

a. Teknologi Sensor dan Seismograf untuk Gempa Bumi

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggunakan jaringan seismograf digital yang tersebar di seluruh Indonesia. Sensor ini mampu mendeteksi getaran bumi dalam hitungan detik.
Data dari seismograf dikirim secara real-time ke pusat monitoring BMKG dan diteruskan ke publik melalui sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami.

🔹 Contoh nyata:
Ketika gempa bumi mengguncang Cianjur pada November 2022, sistem BMKG mampu mengidentifikasi kekuatan dan pusat gempa dalam beberapa detik. Informasi cepat ini membantu tim SAR dan pemerintah daerah dalam melakukan evakuasi dan tanggap darurat.


b. Sistem Buoy dan Tide Gauge untuk Deteksi Tsunami

Untuk mendeteksi potensi tsunami, Indonesia mengembangkan Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) sejak 2008. Sistem ini menggunakan:

  • Buoy (pelampung laut) yang mendeteksi perubahan tekanan air laut.
  • Tide gauge untuk mengukur tinggi muka air laut di pantai.
  • Data satelit yang memantau pergerakan gelombang laut.

🔹 Contoh nyata:
Setelah gempa Palu 2018, meskipun sistem buoy mengalami kerusakan, pemerintah memperbaikinya dengan pengembangan buoy generasi baru yang dilengkapi sensor tekanan dasar laut dan transmisi data berbasis satelit. Teknologi ini kini menjadi bagian dari modernisasi InaTEWS.


c. Satelit Cuaca dan Radar untuk Deteksi Banjir dan Badai

Teknologi satelit digunakan untuk memantau perubahan cuaca ekstrem, pola curah hujan, serta potensi banjir. BMKG memanfaatkan satelit Himawari-9 yang dapat memantau perkembangan awan hujan dan badai tropis setiap 10 menit.

🔹 Contoh nyata:
Pada musim hujan 2020, BMKG memprediksi potensi banjir di Jabodetabek melalui citra satelit dan radar cuaca. Informasi ini kemudian disebarluaskan melalui media sosial dan aplikasi mobile, sehingga masyarakat dapat bersiap menghadapi potensi genangan dan banjir bandang.


d. Sensor Gas Vulkanik dan Kamera Thermal untuk Gunung Api

PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) menggunakan berbagai teknologi seperti:

  • Multigas Analyzer untuk memantau kadar gas SOâ‚‚ dan COâ‚‚ yang keluar dari kawah.
  • Kamera thermal untuk mengamati suhu dan pergerakan lava.
  • Drone dan citra satelit untuk memantau perubahan morfologi gunung berapi.

🔹 Contoh nyata:
Gunung Merapi di Yogyakarta merupakan gunung dengan sistem pemantauan paling canggih di Indonesia. Data sensor gunung ini dikirim ke pos pengamatan secara otomatis dan membantu menentukan status siaga atau waspada.


e. Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI)

Perkembangan teknologi modern seperti IoT dan AI juga dimanfaatkan dalam mendeteksi bencana. Sensor IoT dapat memantau parameter lingkungan seperti kelembapan tanah, curah hujan, dan getaran tanah. Sementara AI digunakan untuk menganalisis pola bencana dari data besar (big data) dan memprediksi kemungkinan kejadian berikutnya.

🔹 Contoh nyata:
Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan Smart Village Disaster System yang menggunakan sensor IoT untuk mendeteksi potensi tanah longsor di Desa Banjarnegara. Sistem ini terhubung dengan aplikasi mobile warga yang akan memberikan notifikasi dini jika terjadi pergerakan tanah mencurigakan.


3. Tantangan dalam Penggunaan Teknologi Deteksi Bencana

Meskipun teknologi telah banyak membantu, masih terdapat sejumlah tantangan, seperti:

  • Keterbatasan infrastruktur di wilayah terpencil.
  • Keterlambatan perawatan dan penggantian alat seperti buoy dan sensor.
  • Kurangnya literasi masyarakat dalam memahami informasi peringatan dini.
  • Keterbatasan dana untuk memperluas sistem pemantauan nasional.

Untuk mengatasi hal tersebut, kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat menjadi sangat penting.

Baca juga: Dampak Palapa Ring bagi Pendidikan di Daerah 3T


4. Upaya Pemerintah dan Lembaga Penelitian

Beberapa langkah strategis yang telah dilakukan pemerintah antara lain:

  • Pengembangan InaRISK, peta digital yang menunjukkan tingkat risiko bencana di setiap wilayah Indonesia.
  • Peningkatan kapasitas BPBD dan BNPB dalam manajemen data bencana.
  • Kerja sama dengan lembaga internasional seperti Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk modernisasi sistem peringatan dini tsunami.
  • Program Desa Tangguh Bencana (Destana) yang mengintegrasikan teknologi dan partisipasi masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.