Home » Artikel » Deep Learning dalam Pendidikan: Pendekatan Mindful, Meaningful, dan Durable
Posted in

Deep Learning dalam Pendidikan: Pendekatan Mindful, Meaningful, dan Durable

Deep Learning dalam Pendidikan: Pendekatan Mindful, Meaningful, dan Durable (ft.istimewa)
Deep Learning dalam Pendidikan: Pendekatan Mindful, Meaningful, dan Durable (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan Indonesia mulai ramai membahas istilah deep learning. Banyak yang mengira bahwa deep learning adalah kurikulum baru, padahal sejatinya deep learning bukanlah kurikulum, melainkan pendekatan pembelajaran yang mengedepankan proses belajar secara mindful (sadar), meaningful (bermakna), dan durable (berkelanjutan).

Pendekatan ini menjadi sangat relevan di tengah implementasi Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pembelajaran yang memanusiakan, berpusat pada siswa, dan menumbuhkan kemampuan berpikir kritis serta karakter siswa sebagai pelajar sepanjang hayat.

Apa Itu Deep Learning dalam Pendidikan?

Deep learning dalam konteks pendidikan adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam, bukan sekadar hafalan. Tujuan utamanya adalah agar peserta didik:

  • Mampu mengaitkan konsep yang dipelajari dengan pengalaman nyata
  • Mengembangkan kesadaran belajar dan motivasi intrinsik
  • Memiliki kemampuan berpikir reflektif dan analitis
  • Menguasai pengetahuan dalam jangka panjang, bukan hanya saat ujian

Berbeda dari surface learning (belajar permukaan) yang sekadar mengejar nilai atau menghafal isi buku, deep learning justru menggali pemahaman esensial, proses berpikir, dan nilai-nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.

Tiga Pilar Deep Learning: Mindful, Meaningful, dan Durable

Pendekatan deep learning bertumpu pada tiga elemen utama yang saling terintegrasi: mindful, meaningful, dan durable. Mari kita bahas satu per satu.

1. Mindful (Kesadaran dalam Belajar)

Pembelajaran mindful berarti siswa belajar dengan kesadaran penuh atas proses yang sedang dijalani. Mereka tidak sekadar menerima materi pasif, tetapi aktif terlibat dalam proses berpikir, bertanya, berdiskusi, dan menganalisis.

Ciri pembelajaran mindful:
  • Siswa hadir secara mental dan emosional dalam kegiatan belajar
  • Mampu merefleksikan apa yang sedang dipelajari
  • Menyadari keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari
  • Menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi

Contohnya, saat mempelajari perubahan iklim, siswa diajak menyadari dampak lingkungan di sekitar mereka, bukan sekadar menghafal definisi.

2. Meaningful (Pembelajaran yang Bermakna)

Pembelajaran meaningful adalah pembelajaran yang memiliki nilai dan relevansi bagi peserta didik. Siswa belajar karena mereka merasa hal tersebut penting dan bermanfaat, bukan semata karena perintah guru atau kewajiban kurikulum.

Ciri pembelajaran meaningful:
  • Materi dikaitkan dengan konteks lokal dan kehidupan nyata
  • Mendorong keterlibatan emosi dan pengalaman pribadi siswa
  • Membangun koneksi antara pelajaran dan tujuan hidup

Contohnya, guru IPS dapat mengaitkan topik kemiskinan dengan kondisi sosial di daerah tempat tinggal siswa, lalu mengajak mereka membuat proyek aksi sosial sebagai bentuk kepedulian.

3. Durable (Berlangsung Jangka Panjang)

Pembelajaran durable adalah pembelajaran yang berbekas dan tahan lama. Informasi dan keterampilan yang diperoleh siswa tidak mudah hilang, tetapi justru tertanam kuat karena telah melalui proses berpikir kritis, aplikasi nyata, dan refleksi mendalam.

Ciri pembelajaran durable:
  • Siswa dapat mengingat dan menerapkan materi setelah waktu yang lama
  • Memiliki pemahaman konsep yang fleksibel dan aplikatif
  • Mampu mentransfer pengetahuan ke konteks lain

Misalnya, siswa yang pernah terlibat dalam proyek pengelolaan sampah akan lebih mudah menerapkan prinsip reduce-reuse-recycle di kemudian hari, bahkan di luar lingkungan sekolah.

Penerapan Deep Learning di Sekolah

Penerapan deep learning tidak memerlukan kurikulum baru, tetapi membutuhkan perubahan cara pandang guru dalam merancang pembelajaran. Beberapa cara menerapkan pendekatan ini di kelas antara lain:

a. Proyek Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)

Guru menyajikan masalah nyata yang harus dipecahkan siswa melalui riset, diskusi, dan kerja tim. Proses ini mendorong keterlibatan penuh dan membangun pembelajaran yang bermakna.

b. Refleksi dan Jurnal Belajar

Setiap akhir sesi, siswa diminta menuliskan apa yang mereka pelajari, hal yang sulit dipahami, serta keterkaitan materi dengan kehidupan mereka.

c. Interdisipliner dan Kontekstual

Menggabungkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek dan mengaitkan pembelajaran dengan budaya lokal, isu global, dan kebutuhan masa depan.

d. Pendekatan Differensiasi

Guru memberikan pilihan aktivitas belajar sesuai gaya belajar, minat, dan kebutuhan siswa, sehingga setiap anak bisa mengalami pembelajaran yang relevan dan menyentuh makna personal.

Baca juga: Siswa Bawa Motor ke Sekolah? Ini Aturan dan Pertimbangannya

Tantangan dan Peluang

Tantangan:
  • Kesiapan guru: Belum semua guru familiar dengan pendekatan reflektif dan berpusat pada siswa.
  • Waktu dan administrasi: Kurangnya waktu untuk eksplorasi karena beban administrasi.
  • Kebiasaan lama: Banyak siswa dan orang tua masih menilai kesuksesan belajar dari nilai ujian, bukan dari pemahaman.
Peluang:
  • Dukungan Kurikulum Merdeka: Kurikulum ini sangat mendorong fleksibilitas dan pendekatan mendalam.
  • Teknologi digital: Membuka akses pembelajaran berbasis proyek, simulasi, dan refleksi daring.
  • Komunitas belajar guru: Banyak komunitas guru yang berbagi praktik baik dan materi pendukung untuk pendekatan deep learning.

Mengapa Deep Learning Penting bagi Masa Depan Pendidikan?

Kebutuhan dunia abad ke-21 sangat berbeda dari masa lalu. Dunia kerja dan kehidupan sosial menuntut kemampuan berpikir kompleks, kreativitas, kolaborasi, dan literasi digital. Deep learning menjawab kebutuhan tersebut karena:

  • Membentuk pelajar yang mandiri dan reflektif
  • Membekali siswa dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
  • Mendorong pembangunan karakter yang kuat dan beretika
  • Menumbuhkan kesadaran sebagai warga global dan pelajar sepanjang hayat

Dengan kata lain, pendekatan ini tidak hanya menyiapkan siswa untuk ujian, tetapi untuk kehidupan.

Kesimpulan

Deep learning bukanlah kurikulum baru, tetapi pendekatan pembelajaran yang menyentuh inti dari belajar itu sendiri: menyadari, memahami, dan menerapkan pengetahuan secara berkelanjutan. Dengan berlandaskan pada prinsip mindful, meaningful, dan durable, pembelajaran akan menjadi lebih hidup, kontekstual, dan relevan dengan tantangan masa depan.

Pendidikan Indonesia memiliki peluang besar untuk membangun generasi pelajar yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter, reflektif, dan siap menghadapi perubahan zaman. Pendekatan deep learning menjadi salah satu jalan untuk mewujudkan hal tersebut.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apakah deep learning itu kurikulum baru di Indonesia?

Jawab: Tidak. Deep learning adalah pendekatan pembelajaran, bukan kurikulum. Ia bisa diterapkan dalam berbagai kurikulum, termasuk Kurikulum Merdeka.

2. Apa saja elemen penting dalam pendekatan deep learning?

Jawab: Tiga elemen utama: mindful (kesadaran penuh dalam belajar), meaningful (pembelajaran bermakna), dan durable (pemahaman jangka panjang).

3. Bagaimana cara menerapkan deep learning di kelas?

Jawab: Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah, proyek, refleksi, dan diferensiasi yang mendorong siswa berpikir mendalam dan reflektif.

4. Apakah guru perlu pelatihan khusus untuk menerapkan pendekatan ini?

Jawab: Disarankan, agar guru memahami strategi mengajar yang sesuai dan mampu membimbing siswa menuju pembelajaran bermakna.

5. Apa manfaat utama deep learning bagi siswa?

Jawab: Membantu siswa memahami konsep secara mendalam, membangun keterampilan abad 21, serta menumbuhkan kesadaran dan motivasi belajar yang kuat.


Referensi:

  • Kemdikbudristek. (2022). Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar
  • Fullan, M., Quinn, J., & McEachen, J. (2018). Deep Learning: Engage the World, Change the World. Corwin Press.
  • OECD. (2018). The Future of Education and Skills: Education 2030.
  • Darling-Hammond, L. (2010). The Flat World and Education: How America’s Commitment to Equity Will Determine Our Future. Teachers College Press.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.