Home » Sejarah » Hubungan Diplomatik Kerajaan Sriwijaya dengan India dan Tiongkok
Posted in

Hubungan Diplomatik Kerajaan Sriwijaya dengan India dan Tiongkok

Hubungan Diplomatik Kerajaan Sriwijaya dengan India dan Tiongkok (ft.istimewa)
Hubungan Diplomatik Kerajaan Sriwijaya dengan India dan Tiongkok (ft.istimewa)

Kerajaan Sriwijaya yang berkembang sejak abad ke-7 hingga abad ke-13 Masehi adalah salah satu kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara. Letaknya yang strategis di Selat Malaka membuatnya bukan hanya menjadi pusat perdagangan internasional, tetapi juga pusat kegiatan keagamaan dan intelektual. Salah satu aspek penting yang menunjang kejayaan Sriwijaya adalah kemampuan menjalin hubungan diplomatik dengan dua kekuatan besar dunia saat itu: India dan Tiongkok. Hubungan Diplomatik Kerajaan Sriwijaya dengan India dan Tiongkok berlangsung dalam bentuk perdagangan, pertukaran budaya, pendidikan, dan keagamaan.

Artikel ini membahas secara lengkap bagaimana Sriwijaya membangun dan menjaga hubungan diplomatiknya dengan India dan Tiongkok, serta dampaknya terhadap stabilitas dan kemakmuran kerajaan tersebut.


1. Latar Belakang Hubungan Diplomatik Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya terletak di jalur perdagangan penting antara India dan Tiongkok. Kedekatan geografis ini menjadikannya simpul strategis dalam jalur maritim internasional, sehingga secara alami menumbuhkan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan kedua kekuatan besar itu.

Secara budaya dan keagamaan, Sriwijaya juga terbuka terhadap pengaruh luar, terutama agama Buddha dari India dan ajaran filsafat dari Tiongkok. Keterbukaan inilah yang menjadi fondasi kuat dalam menjalin relasi diplomatik yang bersifat saling menguntungkan.


2. Hubungan Sriwijaya dengan India

a. Hubungan Keagamaan dan Pendidikan

Sriwijaya memiliki hubungan erat dengan pusat-pusat pembelajaran Buddha di India, terutama Nalanda, universitas kuno terkenal di Bihar. Prasasti Nalanda (860 M) menyebutkan bahwa Raja Balaputradewa dari Sriwijaya mendirikan biara di Nalanda dan memberikan dukungan kepada para pelajar asal Sriwijaya yang menuntut ilmu di sana.

Raja Sriwijaya juga sering mengirim utusan ke India untuk mempererat hubungan keagamaan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan Sriwijaya–India tidak hanya bersifat diplomatik atau ekonomi, tetapi juga spiritual dan ilmiah.

b. Hubungan Perdagangan

India adalah mitra dagang utama Sriwijaya. Komoditas seperti kapur barus, emas, gading, dan rempah-rempah dari Sumatra sangat diminati pedagang India. Sebaliknya, Sriwijaya mengimpor kain, logam, dan barang kerajinan dari India. Aktivitas ini memperkuat posisi Sriwijaya sebagai pusat distribusi barang India ke kawasan Asia Tenggara dan Tiongkok.

c. Peran dalam Penyebaran Agama Buddha

Sriwijaya berperan sebagai jembatan penyebaran ajaran Buddha Mahayana dari India ke Asia Tenggara dan Tiongkok. Para biksu dari India sering singgah di Sriwijaya dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok atau wilayah lain. Dengan demikian, Sriwijaya menjadi titik penting dalam jaringan keagamaan Buddhis di Asia.


3. Hubungan Sriwijaya dengan Tiongkok

a. Misi Diplomatik dan Pengakuan Kekaisaran Tiongkok

Sriwijaya secara aktif menjalin hubungan dengan Dinasti Tang dan Dinasti Song di Tiongkok. Catatan sejarah Tiongkok menyebutkan bahwa utusan Sriwijaya mengunjungi istana kaisar sejak tahun 670-an M.

Kekaisaran Tiongkok mengakui Sriwijaya sebagai kerajaan yang sah dan menghormatinya sebagai mitra dagang penting. Dalam sistem tributary system Tiongkok, Sriwijaya dianggap sebagai negara sahabat yang mengirim upeti (tribut) secara berkala. Sebagai imbalannya, Sriwijaya memperoleh perlindungan diplomatik dan izin berdagang di pelabuhan-pelabuhan Tiongkok.

b. Kunjungan Biksu I-Tsing

Salah satu catatan paling terkenal mengenai Sriwijaya datang dari biksu I-Tsing dari Dinasti Tang. Dalam perjalanannya ke India tahun 671 M, I-Tsing singgah di Sriwijaya selama 6 bulan untuk belajar bahasa Sansekerta. Ia menggambarkan Sriwijaya sebagai pusat studi agama Buddha yang terkemuka dan sangat mendukung para pelajar asing.

I-Tsing juga mencatat bahwa kehidupan spiritual dan intelektual di Sriwijaya sangat aktif, dengan banyak biksu dan pelajar yang berdedikasi dalam menyalin teks-teks suci dan belajar filsafat Buddhis.

c. Perdagangan Maritim

Sriwijaya memainkan peran penting sebagai perantara perdagangan antara Tiongkok dan India. Komoditas dari India dan wilayah Nusantara diperdagangkan melalui pelabuhan-pelabuhan Sriwijaya sebelum akhirnya dibawa ke Tiongkok. Sriwijaya juga mengekspor hasil bumi seperti rempah-rempah, kapur barus, damar, dan rotan yang sangat diminati di pasar Tiongkok.

Sebaliknya, Tiongkok mengekspor sutra, keramik, dan barang-barang mewah ke Sriwijaya. Hubungan dagang yang erat ini memperkaya kedua belah pihak.


4. Strategi Diplomatik Sriwijaya

Sriwijaya memiliki strategi diplomatik yang cerdas dan fleksibel. Beberapa di antaranya meliputi:

  • Mengirim utusan secara rutin ke istana India dan Tiongkok untuk menjaga hubungan baik.
  • Memberikan dukungan kepada pusat-pusat pendidikan keagamaan seperti Nalanda.
  • Menyambut para pelajar dan biksu asing dengan fasilitas pendidikan dan tempat tinggal.
  • Menjalin aliansi dagang dengan kerajaan lain di Asia Tenggara untuk memperkuat jaringan regional.

Strategi ini membuat Sriwijaya dipandang sebagai kekuatan regional yang tidak hanya kuat secara ekonomi, tetapi juga dihormati secara intelektual dan spiritual.

Baca juga: Pemanfaatan Lahan Perkebunan Teh untuk Daerah Wisata: Menggabungkan Agrikultur dan Pariwisata


5. Dampak Hubungan Diplomatik terhadap Kejayaan Sriwijaya

Hubungan diplomatik yang erat dengan India dan Tiongkok memberikan dampak besar bagi kemajuan Sriwijaya:

  • Meningkatkan status internasional Sriwijaya sebagai kerajaan besar dan berbudaya tinggi.
  • Memperkuat pertumbuhan ekonomi melalui jalur perdagangan maritim internasional.
  • Memajukan pendidikan dan agama, menjadikan Sriwijaya pusat studi Buddha ternama.
  • Menjamin stabilitas politik dengan adanya dukungan dan pengakuan dari kekaisaran besar.

6. Kemunduran Hubungan Diplomatik

Hubungan Sriwijaya dengan India dan Tiongkok mulai melemah pada abad ke-11, ketika:

  • Serangan dari Kerajaan Chola (India Selatan) pada tahun 1025 M menghancurkan pelabuhan penting dan melemahkan kekuatan Sriwijaya.
  • Munculnya kerajaan pesaing seperti Kediri dan Majapahit di Jawa yang mulai mendominasi jalur perdagangan.
  • Perubahan arus perdagangan internasional ke wilayah lain yang mengurangi peran Sriwijaya.

Meskipun demikian, warisan Hubungan Diplomatik Kerajaan Sriwijaya tetap dikenang sebagai tonggak penting dalam sejarah Asia Tenggara.


Kesimpulan

Hubungan Diplomatik Kerajaan Sriwijaya dengan India dan Tiongkok adalah faktor kunci dalam membentuk kejayaan kerajaan ini sebagai pusat perdagangan, pendidikan, dan agama. Melalui pendekatan yang cerdas dan damai, Sriwijaya berhasil memposisikan dirinya sebagai mitra strategis bagi dua kekuatan besar dunia kuno. Diplomasi Sriwijaya menjadi contoh sukses bagaimana hubungan internasional dapat dikelola secara bijak demi kemajuan suatu bangsa.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Mengapa Sriwijaya menjalin hubungan dengan India dan Tiongkok?
Karena letaknya yang strategis di jalur perdagangan internasional, Sriwijaya perlu menjaga hubungan dagang, politik, dan budaya dengan dua kekuatan besar dunia kuno tersebut.

2. Apa peran Sriwijaya dalam penyebaran agama Buddha?
Sriwijaya menjadi pusat studi dan penyebaran ajaran Buddha Mahayana dari India ke wilayah Asia Tenggara dan Tiongkok.

3. Apa saja bukti hubungan Sriwijaya dengan Tiongkok?
Catatan sejarah Tiongkok dan kunjungan biksu I-Tsing menjadi bukti kuat. Sriwijaya juga mengirim utusan dan menerima pengakuan kekaisaran Tiongkok.

4. Siapa tokoh penting dari India yang terkait dengan Sriwijaya?
Raja Balaputradewa dikenal menjalin hubungan erat dengan pusat pendidikan Buddha di India, terutama Nalanda.

5. Apa dampak hubungan diplomatik bagi Sriwijaya?
Hubungan ini memperkuat posisi Sriwijaya secara ekonomi, politik, dan spiritual, serta menjadikannya kerajaan maritim yang berpengaruh di Asia Tenggara.


Referensi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.