Home » Sejarah » Kebangkitan dan Kejatuhan Soeharto: Perjalanan 32 Tahun Berkuasa
Posted in

Kebangkitan dan Kejatuhan Soeharto: Perjalanan 32 Tahun Berkuasa

Kebangkitan dan Kejatuhan Soeharto: Perjalanan 32 Tahun Berkuasa (ft.istimewa)
Kebangkitan dan Kejatuhan Soeharto: Perjalanan 32 Tahun Berkuasa (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Soeharto merupakan sosok sentral dalam sejarah politik Indonesia selama lebih dari tiga dekade. Dari latar belakang militer yang sederhana, ia bangkit menjadi Presiden kedua Republik Indonesia dan memimpin selama 32 tahun dalam rezim yang dikenal sebagai Orde Baru. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mengalami kemajuan ekonomi sekaligus pembatasan kebebasan politik. Namun, di penghujung kekuasaannya, krisis ekonomi dan gelombang tuntutan reformasi mengguncang pondasi pemerintahan yang dibangunnya. Artikel Kebangkitan dan Kejatuhan Soeharto akan mengulas secara lengkap perjalanan kekuasaan Soeharto, dari masa kebangkitan hingga kejatuhannya yang dramatis pada 1998.


Awal Mula Karier Soeharto

Soeharto lahir pada 8 Juni 1921 di Kemusuk, Yogyakarta, dari keluarga petani sederhana. Ia memulai karier militernya saat bergabung dengan KNIL (tentara kolonial Belanda), lalu masuk Tentara PETA yang dibentuk oleh Jepang selama pendudukan di Indonesia. Setelah proklamasi kemerdekaan, Soeharto aktif dalam Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan turut serta dalam berbagai operasi militer, termasuk penumpasan pemberontakan di berbagai daerah.

Kepiawaian dan kedekatannya dengan elite militer membawanya ke posisi strategis sebagai Panglima KOSTRAD (Komando Cadangan Strategis TNI AD), yang kemudian menjadi titik penting dalam aksinya setelah peristiwa G30S/PKI pada 1965.


Menjadi Presiden: Dari Supersemar ke Jabatan Resmi

Peristiwa Gerakan 30 September 1965 menjadi awal mula kebangkitan Soeharto ke panggung kekuasaan nasional. Setelah kegagalan gerakan yang dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), Soeharto mengambil alih kendali militer dan menumpas gerakan tersebut. Dalam situasi genting, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) yang memberikan kewenangan kepada Soeharto untuk mengambil tindakan demi menjaga stabilitas negara.

Melalui dukungan militer dan kekuatan politik yang terkonsolidasi, Soeharto secara bertahap menggeser kekuasaan Soekarno. Pada 12 Maret 1967, MPRS mengangkatnya sebagai Pejabat Presiden, dan setahun kemudian ia resmi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia ke-2.


Era Orde Baru: Pembangunan dan Stabilitas

Kebangkitan dan Kejatuhan Soeharto, dengan dukungan penuh militer, Soeharto membangun Orde Baru yang menekankan stabilitas politik, pembangunan ekonomi, dan kontrol terhadap ideologi yang dianggap mengancam negara.

Ciri-ciri utama pemerintahan Orde Baru:
  • Stabilitas politik jangka panjang: Oposisi dilemahkan, dan pemilu diatur agar Golkar selalu menang.
  • Pertumbuhan ekonomi: Dengan dukungan teknokrat, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat pada 1970–1980-an.
  • Program pembangunan nasional: Melalui Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun), Soeharto membangun infrastruktur, pendidikan dasar, dan meningkatkan swasembada pangan.
  • Hubungan luar negeri pragmatis: Soeharto mendekat ke Barat dan lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia demi mendapatkan dukungan finansial.

Namun di balik kemajuan ini, terjadi pembatasan besar terhadap kebebasan sipil, kebebasan pers, dan dominasi militer dalam berbagai aspek kehidupan publik.


Kekuatan Politik Soeharto

Soeharto memerintah dengan jaringan loyalis dari kalangan militer dan birokrat, serta memperkuat cengkeramannya melalui Golkar—partai politik utama pendukung pemerintah. Sistem politik saat itu bersifat semu karena pemilu dikontrol ketat, dan hanya ada tiga peserta: Golkar, PPP, dan PDI. Media juga diawasi ketat, sementara gerakan mahasiswa dan aktivis kerap ditekan.

Strategi lainnya adalah pembangunan politik melalui konsep Demokrasi Pancasila, di mana kritik terhadap pemerintah diartikan sebagai tindakan anti-negara. Semua ini menjadi pondasi kekuasaan Soeharto yang nyaris tak tergoyahkan selama tiga dekade.


KKN dan Munculnya Ketidakpuasan

Mulai dekade 1990-an, kritik terhadap Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di tubuh pemerintahan Orde Baru semakin tajam. Keluarga Soeharto, terutama anak-anaknya, terlibat dalam berbagai bisnis besar dengan fasilitas negara. Proyek-proyek pemerintah didominasi oleh kroni-kroni dekat kekuasaan, menciptakan kesenjangan sosial dan ekonomi yang mencolok.

Kalangan mahasiswa dan kelompok pro-demokrasi mulai aktif menyuarakan perubahan. Namun, pemerintah tetap menekan perbedaan pendapat dengan penangkapan, penghilangan paksa aktivis, dan pelarangan organisasi kritis.

Baca juga: Sejarah Demokrasi Terpimpin di Indonesia: Dari Awal hingga Kejatuhannya


Krisis Ekonomi 1997 dan Runtuhnya Rezim

Pukulan telak terhadap kekuasaan Soeharto datang melalui krisis ekonomi Asia tahun 1997. Nilai tukar rupiah anjlok dari Rp2.500 ke Rp15.000 per dolar AS dalam waktu singkat. Inflasi meroket, pengangguran meningkat, dan harga kebutuhan pokok melambung tinggi.

IMF turun tangan memberikan pinjaman, namun reformasi ekonomi yang disyaratkan justru memperburuk kondisi. Ketidakpercayaan terhadap pemerintah meningkat tajam.

Pada Mei 1998, terjadi gelombang aksi demonstrasi nasional, dipimpin oleh mahasiswa dan didukung oleh masyarakat sipil. Tragedi Trisakti yang menewaskan empat mahasiswa memicu kerusuhan besar di Jakarta dan kota-kota lain. Dalam kondisi tekanan politik dan sosial yang sangat besar, Soeharto akhirnya mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, menandai berakhirnya era Orde Baru dan lahirnya Era Reformasi.


Warisan Politik Soeharto

Warisan Soeharto menjadi bahan perdebatan hingga hari ini. Di satu sisi, ia dikenang sebagai sosok yang mampu membawa Indonesia dari ketidakstabilan politik menjadi negara yang relatif stabil dengan ekonomi yang tumbuh pesat. Pembangunan infrastruktur dan swasembada pangan menjadi prestasi nyata.

Namun di sisi lain, pemerintahannya dicatat penuh pelanggaran HAM, pembungkaman terhadap kebebasan sipil, dan dominasi militer dalam kehidupan sipil. Korupsi sistemik dan ketidakadilan sosial menjadi catatan hitam yang menyertai perjalanan panjang pemerintahannya.


Penutup

Soeharto adalah tokoh yang kompleks—seorang pemimpin dengan visi pembangunan, namun juga dengan pendekatan otoriter dan kontrol yang kuat terhadap masyarakat. 32 tahun masa kekuasaannya adalah cermin dari kekuatan, stabilitas, sekaligus kerentanan sebuah rezim. Kebangkitan dan Kejatuhan Soeharto, kebangkitannya membawa harapan, namun kejatuhannya menjadi peringatan akan pentingnya demokrasi, transparansi, dan keadilan sosial.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Berapa lama Soeharto menjabat sebagai Presiden Indonesia?
Soeharto menjabat sebagai Presiden Indonesia selama 32 tahun, dari tahun 1966 (sebagai Pejabat Presiden) hingga 1998.

2. Apa itu Orde Baru?
Orde Baru adalah istilah yang digunakan untuk rezim pemerintahan di bawah Soeharto yang dimulai pada 1966 dan berakhir pada 1998, dengan fokus pada stabilitas politik dan pembangunan ekonomi.

3. Apa penyebab utama kejatuhan Soeharto?
Krisis ekonomi Asia 1997, maraknya praktik korupsi, dan meningkatnya tuntutan reformasi dari masyarakat menjadi faktor utama runtuhnya kekuasaan Soeharto.

4. Apa peran militer dalam pemerintahan Soeharto?
Militer memiliki peran sentral dalam politik dan pemerintahan Orde Baru. Konsep “Dwi Fungsi ABRI” menjadikan militer aktif dalam bidang pertahanan dan sosial-politik.

5. Apa warisan positif dari pemerintahan Soeharto?
Warisan positif meliputi pembangunan infrastruktur, peningkatan pendidikan dasar, dan swasembada pangan yang sempat tercapai pada tahun 1984.


Referensi

  1. Ricklefs, M.C. (2008). A History of Modern Indonesia Since c.1200. Palgrave Macmillan.
  2. Cribb, R. (1990). The Indonesian Killings 1965–1966: Studies from Java and Bali. Monash University.
  3. Schwarz, A. (1994). A Nation in Waiting: Indonesia’s Search for Stability. Westview Press.
  4. Tempo. (2011). Soeharto: The Untold Stories. Jakarta: KPG.
  5. Kompas.com – https://www.kompas.com
  6. Historia.id – https://www.historia.id
  7. CNN Indonesia – https://www.cnnindonesia.com

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.