Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) didirikan oleh Belanda pada tahun 1602 sebagai perusahaan dagang yang diberi hak istimewa oleh pemerintah Belanda untuk berdagang dan bertindak sebagai penguasa di wilayah-wilayah yang dikuasainya. Di Nusantara, VOC tidak hanya mengandalkan perdagangan, tetapi juga menggunakan strategi politik untuk memperkuat dominasinya. Dua strategi utama yang diterapkan VOC adalah monopoli dagang dan politik adu domba (divide et impera). Dengan taktik ini, VOC berhasil menguasai wilayah-wilayah strategis di Indonesia dan mempertahankan dominasinya selama lebih dari dua abad.
Monopoli Dagang: Mengendalikan Komoditas Utama
VOC memahami bahwa kekuatan ekonomi berasal dari kontrol atas perdagangan. Oleh karena itu, mereka menerapkan strategi monopoli dagang dengan berbagai cara:
1. Menguasai Produksi dan Distribusi
VOC mengendalikan produksi dan distribusi rempah-rempah seperti cengkeh, pala, dan lada yang sangat diminati di pasar Eropa. Mereka menetapkan aturan ketat terhadap petani dan penguasa lokal, termasuk:
- Ekstirpasi: Penghancuran tanaman rempah-rempah di luar wilayah yang dikuasai VOC untuk membatasi produksi dan menjaga harga tetap tinggi.
- Penanaman Wajib: Petani pribumi diwajibkan menanam tanaman tertentu yang hanya boleh dijual kepada VOC dengan harga yang ditentukan VOC.
2. Melarang Perdagangan Bebas
VOC melarang penduduk dan pedagang lokal untuk menjual hasil bumi mereka kepada pihak lain selain VOC. Pedagang asing seperti Portugis, Spanyol, dan Inggris pun dilarang berdagang langsung dengan penduduk lokal.
3. Membangun Benteng dan Pos Dagang
Untuk memperkuat monopoli, VOC mendirikan benteng dan pos dagang di berbagai wilayah strategis, seperti:
- Batavia (Jakarta) sebagai pusat administrasi dan perdagangan.
- Ambon dan Banda sebagai pusat perdagangan rempah-rempah di Maluku.
- Makassar yang berhasil ditaklukkan setelah Perjanjian Bongaya (1667), mengakhiri dominasi perdagangan bebas oleh Kerajaan Gowa.
4. Memanfaatkan Perjanjian yang Menguntungkan VOC
VOC sering kali memanfaatkan perjanjian dengan kerajaan-kerajaan lokal untuk mendapatkan hak eksklusif atas perdagangan di wilayah tersebut. Sebagai contoh, perjanjian dengan Sultan Ternate dan Tidore memberikan VOC kendali penuh atas produksi rempah-rempah di Maluku.
Politik Adu Domba: Memecah Belah untuk Menguasai
Selain monopoli dagang, VOC juga menerapkan strategi politik adu domba (divide et impera). Strategi ini bertujuan untuk melemahkan kerajaan-kerajaan di Nusantara sehingga VOC dapat menguasainya dengan mudah.
1. Memanfaatkan Persaingan Antar Kerajaan
VOC dengan cerdik memanfaatkan konflik internal di antara kerajaan-kerajaan di Nusantara. Mereka mendukung satu pihak dalam perang saudara atau konflik antar kerajaan dengan imbalan hak dagang atau wilayah strategis.
- Perang Makassar (1666-1669): VOC membantu Arung Palakka dari Bone untuk melawan Kesultanan Gowa, yang akhirnya melemahkan dominasi Makassar sebagai pusat perdagangan bebas.
- Perang di Maluku: VOC mendukung Ternate dalam melawan Tidore agar bisa menguasai perdagangan rempah-rempah di wilayah tersebut.
2. Mengadu Domba Bangsawan Lokal
VOC juga memanfaatkan persaingan internal di dalam kerajaan dengan mendukung faksi-faksi tertentu yang bersedia bekerja sama dengan mereka. Misalnya, dalam konflik di Mataram, VOC berpihak pada Amangkurat II melawan Trunojoyo untuk memperoleh konsesi dagang dan wilayah.
3. Menggunakan Politik Perkawinan dan Diplomasi
VOC juga kadang-kadang menggunakan pernikahan politik dan diplomasi untuk memperkuat pengaruhnya. Mereka menjalin hubungan dengan keluarga kerajaan atau memberikan hadiah kepada penguasa lokal untuk mendapatkan dukungan.
Dampak Strategi VOC terhadap Nusantara
Strategi VOC dalam menerapkan monopoli dagang dan politik adu domba membawa dampak yang sangat besar bagi Nusantara, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun politik.
1. Ekonomi yang Tercekik oleh Monopoli
- Petani dan pedagang pribumi kehilangan kebebasan untuk menentukan harga dan memilih pembeli.
- Masyarakat dipaksa untuk menanam komoditas tertentu, yang mengakibatkan ketergantungan pada VOC.
- Perdagangan bebas di Nusantara melemah karena semua jalur dagang dikendalikan VOC.
Baca juga: Siapa yang Menciptakan PKI?