Home » Sejarah » Tokoh-Tokoh Nasakom dalam Sejarah Indonesia
Tokoh-Tokoh Nasakom dalam Sejarah Indonesia (ft/istimewa)

Tokoh-Tokoh Nasakom dalam Sejarah Indonesia

Nasakom adalah konsep politik yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno untuk menyatukan tiga kekuatan ideologi besar di Indonesia, yaitu Nasionalisme, Agama, dan Komunisme. Konsep ini berkembang dalam masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965) dan menjadi pilar utama dalam kebijakan politik Soekarno. Untuk memahami bagaimana Nasakom diterapkan, penting untuk mengenal Tokoh-Tokoh Nasakom dalam Sejarah Indonesia.

1. Soekarno – Penggagas Nasakom

Soekarno adalah pencetus dan pelopor utama konsep Nasakom. Ia percaya bahwa ketiga kekuatan besar di Indonesia harus disatukan agar negara dapat tetap stabil dan berkembang. Sebagai seorang nasionalis, Soekarno juga memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh dari kelompok agama dan komunisme. Ia berusaha menciptakan keseimbangan politik dengan melibatkan semua unsur tersebut dalam pemerintahan.

Sebagai presiden, Soekarno sering kali memberikan pidato yang menekankan pentingnya persatuan melalui Nasakom. Ia juga membentuk kabinet dengan perwakilan dari kelompok nasionalis, agama, dan komunis agar kebijakan pemerintah dapat mencerminkan keberagaman ideologi di Indonesia.

2. D.N. Aidit – Representasi Komunisme dalam Nasakom

Dipa Nusantara (D.N.) Aidit adalah pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) dan menjadi salah satu tokoh utama dalam implementasi Nasakom. Aidit memainkan peran penting dalam menjadikan PKI sebagai salah satu kekuatan politik terbesar di Indonesia pada awal 1960-an.

Di bawah kepemimpinannya, PKI mendapatkan pengaruh besar di berbagai sektor, termasuk organisasi buruh dan petani. Aidit mendukung kebijakan Soekarno dan melihat Nasakom sebagai peluang untuk memperkuat posisi komunis di Indonesia. Namun, setelah peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965, PKI dibubarkan dan Aidit dieksekusi oleh militer.

3. K.H. Idham Chalid – Tokoh Agama dalam Nasakom

K.H. Idham Chalid adalah salah satu tokoh Islam yang berperan dalam implementasi Nasakom. Sebagai Ketua Nahdlatul Ulama (NU), ia mendukung pemerintahan Soekarno dan menjadi bagian dari kabinet dalam era Demokrasi Terpimpin.

NU, sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki peran penting dalam politik saat itu. Idham Chalid mendukung kebijakan Soekarno, termasuk Nasakom, dengan harapan Islam tetap memiliki pengaruh dalam pemerintahan. Namun, setelah peristiwa G30S 1965, NU ikut serta dalam pembasmian PKI, yang menandai berakhirnya Nasakom.

4. Jenderal A.H. Nasution – Representasi Militer dalam Nasakom

Jenderal Abdul Haris Nasution adalah salah satu tokoh militer yang awalnya mendukung Soekarno tetapi kemudian berseberangan dengan Nasakom, terutama karena kedekatan Soekarno dengan PKI. Sebagai perwira tinggi militer, Nasution melihat PKI sebagai ancaman bagi stabilitas nasional.

Nasution menjadi salah satu target utama dalam G30S 1965 tetapi berhasil selamat. Setelah peristiwa ini, ia berperan dalam membantu Soeharto mengambil alih kekuasaan dan menghapuskan pengaruh PKI, yang secara otomatis mengakhiri konsep Nasakom.

5. Soebandrio – Tokoh Diplomat dalam Nasakom

Soebandrio adalah Menteri Luar Negeri Indonesia pada era Soekarno dan merupakan pendukung setia konsep Nasakom. Ia dikenal sebagai diplomat yang memperkuat hubungan Indonesia dengan negara-negara Blok Timur, terutama Uni Soviet dan Tiongkok.

Sebagai salah satu orang kepercayaan Soekarno, Soebandrio sering kali menyuarakan dukungan terhadap kebijakan pro-komunis Soekarno. Namun, setelah 1965, ia ditangkap oleh pemerintahan Orde Baru dan dipenjara karena dianggap terlibat dalam peristiwa G30S.

Baca juga: Agresi Militer Belanda II (19 Desember 1948)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top