Membangun budaya satuan pendidikan yang mendukung Profil Pelajar Pancasila

Membangun budaya satuan pendidikan yang mendukung Profil Pelajar Pancasila

Membangun budaya satuan pendidikan yang mendukung pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Pembelajaran yang inovatif seringkali terhambat oleh adanya budaya kontraproduktif seperti tidak senang menerima masukan atau menutup wawasan terhadap berbagai bentuk perbedaan.

Budaya negatif tersebut tidak akan mendukung terselenggaranya kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila yang efektif dan berdampak.

Oleh karenanya, satuan pendidikan diharapkan dapat menghidupkan budaya senang menerima masukan, terbuka terhadap perbedaan, serta berkomitmen terhadap setiap upaya perbaikan untuk perubahan ke arah yang lebih baik. 

Senang Mempelajari Hal Baru

Pada dasarnya perkembangan setiap individu sebagai seorang pembelajar akan terhenti jika ia tidak lagi senang mempelajari hal baru.

Oleh karenanya, kemampuan memelihara rasa ingin tahu dan menemukan kepuasan saat menemukan hal baru adalah bagian dari budaya yang perlu dihidupkan di lingkungan satuan pendidikan.

Membangun budaya satuan pendidikan yang mendukung pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila akan berjalan secara optimal jika setiap individu memiliki kesenangan untuk mempelajari hal baru dan mengembangkan diri secara terus menerus.

Harapannya, kegiatan projek profil ini pada akhirnya dapat membantu tercapainya karakter pelajar sepanjang hayat pada setiap individu yang terlibat di dalamnya.

Baca juga Mengapa kita memerlukan Kurikulum Merdeka?

Kolaboratif

Kegiatan pembelajaran berbasis projek yang dinamis membutuhkan lingkar sosial yang mendukung dalam pelaksanaannya. Dalam hal ini budaya kolaboratif menjadi hal yang penting untuk dibangun dibandingkan dengan budaya kompetitif.

Diharapkan budaya kolaboratif dapat mendorong semangat senang bekerja sama, saling mengapresiasi, dan saling memberikan dukungan satu sama lain.

Lebih jauh, upaya kolaboratif juga perlu dilakukan antar berbagai elemen kunci dalam tri sentra pendidikan (keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat) sehingga pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila akan berlangsung secara menyeluruh dan optimal.

Pertanyaan reflektif:

  1. Apakah ketiga budaya tersebut sudah terbangun dengan baik di satuan pendidikan?
  2. Bagaimana mengoptimalkan pembangunan budaya tersebut secara konsisten dan berkelanjutan?
  3. Apa kebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat ketiga budaya tersebut terbangun secara optimal?
  4. Selain ketiga budaya tersebut, budaya apa lagi yang perlu dibangun untuk mendukung pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di satuan pendidikan?

Baca juga Apa kriteria sekolah yang boleh menerapkan Kurikulum Merdeka?

Memahami peran peserta didik, pendidik, dan satuan pendidikan dalam pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila

Bagaimana peserta didik, pendidik, dan satuan pendidikan menghidupkan budaya yang mendukung pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila?

Projek penguatan profil pelajar Pancasila akan terlaksana secara optimal apabila peserta didik, pendidik, dan lingkungan satuan pendidikan sebagai komponen utama pembelajaran dapat saling mengoptimalkan perannya.

Peserta didik berperan sebagai subjek pembelajaran yang diharapkan dapat terlibat aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan, pendidik berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang diharapkan dapat membantu peserta didik mengoptimalkan proses belajarnya.

Sementara lingkungan satuan pendidikan berperan sebagai pendukung terselenggaranya kegiatan yang diharapkan dapat mensponsori penyediaan fasilitas dan lingkungan belajar yang kondusif. 


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.