Home » IPS Kelas 8 » Apa itu Penawaran dan Bagaimana Hukum Penawaran?
Apa itu Penawaran dan Bagaimana Hukum Penawaran?

Apa itu Penawaran dan Bagaimana Hukum Penawaran?

Apa itu Penawaran dan Bagaimana Hukum Penawaran? Apabila konsep permintaan muncul dari kegiatan membeli , maka konsep penawaran muncul dari adanya kegiatan penjual. Oleh karena itu, ketika kamu mempelajari persoalan penawaran, sebaiknya kamu menempatkan diri seolah-olah sebagai penjual atau produsen yang akan menjual barangya.

Dalam menjual barang, biasanya produsen/penjual selalu menginginkan harga yang tinggi, agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal (besar).

Apa itu Penawaran dan Bagaimana Hukum Penawaran?

Apabila kamu sebagai produsen/penjual sepatu, apa yang akan kamu lakukan ketika melihat harga sepatu naik (tinggi)? Apa pula yang akan kamu lakukan jika harga sepatu turun (rendah)? Sebagai produsen/penjual yang rasional, ketika harga naik/tinggi tentu kamu akan memproduksi dan menjual barang sebanyak-banyaknya, sehingga jumlah barang yang ditawarkan akan semakin besar.

Sebaliknya jika harga turun/rendah, tentu kamu akan merasa lesu untuk memproduksi dan menjual barang tersebut, sehinga jumlah barang yang ditawarkan akan semakin sedikit. 

Perhatikan contoh perilaku seorang produsen/penjual ”roti pisang” berikut! Pada saat harga roti pisang Rp1.000,00/bungkus, ia sanggup memproduksi dan menjual roti sebanyak 8.000 bungkus. Ketika harga turun menjadi Rp 8.00,00/bungkus, ia hanya sanggup memproduksi dan menjual rotinya sebanyak 6.000 bungkus.

Baca juga Rangkuman Permintaan-Penawaran dan Struktur Pasar

Tetapi ketika harga naik menjadi Rp1.250.00/ungkus, ia sanggup memproduksi dan menjual rotinya sebanyak 10.000 bungkus. Bahkan jika harga menjadi Rp1.500,00/bungkus, ia sanggup memproduksi dan menjual rotinya sebanyak 14.000 bungkus. Kesanggupkan produsen/penjual untuk menjual rotinya itu dapat ditabelkan seperti Tabel berikut.

Tabel  Kesanggupan Produsen/Penjual untuk mejual roti.

Kurva Penawaran

Tabel di atas menggambarkan kesanggupan produsen/penjual untuk menjual berbagai jumlah rotinya (6.000, 8.000, 10.000, dan 14.000 bungkus) pada berbagai tingkat harga (Rp800,00; Rp1.000,00; Rp1.250,00; dan Rp1.500,00 per bungkus).

Kesanggupan menjual berbagai jumlah roti pada berbagai tingkat harga tersebut merupakan penawaran roti dari pak Mahmud. Penawaran produsen/penjual tersebut jika digambarkan kurvanya akan nampak seperti gambar  berikut.

Kurva Penawaran Roti dari Produsen/Penjual roti pisang

Keterangan: pada harga (P) = 1.000, jumlah yang ditawarkan (Qs) = 8000. Jika P naik menjadi 1.250, maka Qs naik menjadi 10.000. Tetapi jika P turun menjadi 800, maka Qs juga berkurang/turun menjadi 6000. 

Contoh itu sebenarnya bisa juga berlaku bagi produsen/penjual pada umumnya. Jika menyangkut produsen/penjual secara umum, penawaran barang “roti” menggambarkan “kesanggupan produsen/penjual barang “roti” untuk menjual berbagai jumlah barang “roti” pada berbagai tingkat harga”.

Baca juga Penawaran (Supply), kesanggupan penjual mengeluarkan barang pada tingkat harga tertentu

Penawaran (Supply) dan Hukum Penawaran. Dari contoh di atas, kita memperoleh gambaran bahwa ketika harga naik (tingg), maka jumlah barang yang ditawarkan cenderung bertambah, dan jika harga turun (rendah), maka jumlah yang ditawarkan cenderung berkurang. Hal ini berarti bahwa antara harga (P) dan jumlah yang ditawarkan (Qs) memiliki hubungan yang searah.

Artinya jika P naik maka Qs juga naik/bertambah, dan jika P turun maka Qs juga turun/berkurang. Hubungan itulah yang dikenal dengan hukum penawaran. Seperti halnya hukum permintaan, hukum penawaran akan berlaku jia ada asumsi keadaan ceteris paribus dan Qs merupakan faktor yang tergantung pada P.

Ini adalah roti pisang yang dijual Pak Mahmud. Coba bedakan antara jumlah roti pisang yang ditawarkan dan penawaran roti pisang (ilustrasi foto/Ngalam)

Faktor-faktor yang mempengaruhi Penawaran

Coba kamu perhatikan pasar (kios) buah yang ada di sekitarmu! Kamu akan melihat, suatu saat banyak rambutan dijual (ditawarkan), bahkan melimpah. Tetapi suatu saat sedikit sekali rambutan yang dijual (ditawarkan), bahkan hampir tidak ada. Begitu pula buah-buahan yang lain.

Penawaran (Supply) dan Hukum Penawaran, Biasanya rambutan banyak ditawarkan jika sedang musim panen (rambutan). Pada saat musim panen, jumlah produk rambutan berlimpah-limpah, tetapi pada saat tidak musim panen, buah rambutan tentu langka (hampir tidak ada).

Hal itu menunjukkan bahwa penawaran rambutan dipengaruhi oleh jumlah rambutan yang dihasilkan. Berdasarkan kenyataan tersebut dapat dikatakan bahwa penawaran suatu barang akan dipengaruhi oleh jumlah produk barang yang bersangkutan.

Baca juga Penawaran Jasa dan Barang produksi yang ditawarkan kepada Konsumen

Mengamati Penawaran

Apa itu Penawaran dan Bagaimana Hukum Penawaran? Sekarang perhatikan penawaran sabun detergen di pasar sekitarmu! Ketika di pasar itu hanya ada produk detergen merk ”A” saja, maka penawaran detergen ”A” tentu banyak. Tetapi jika di pasar itu juga ada detergen merk ”B” dan merk ”C” (sebagai barang substitusi/ pengganti dari detergen ”A”), tentu penawaran detergen ”A” akan berkurang.

Hal ini menunjukkan bahwa adanya barang substitusi/pengganti (detergen ”B” dan detergen ”C”) akan berpengaruh terhadap penawaran detergen ”A”. Dengan kata lain, penawaran barang “A” akan dipengaruhi oleh adanya barang subsitusi dari barang “A” tersebut.

Berdasarkan kenyataan itu, dapat dikatakan bahwa faktor jumlah produk dan barang substitusi dapat berpengaruh terhadap penawaran barang yang bersangkutan. Jika jumlah produk barang “Y” semakin besar, maka penawaran barang “Y” tersebut juga semakin besar. Selanjutnya jika ada barang substitusi maka penawaran barang yang bersakutan akan cenderung berkurang. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top