3. Mengumpulkan Informasi atau Mencoba, menguji, atau mengetes
Setelah mengetahui hal yang ingin diketahui melalui pertanyaan-pertanyaan, maka siswa diarahkan untuk menemukan jawaban-jawabannya. Menemukan jawaban itu bisa dilakukan melalui pengamatan langsung secara lebih mendalam, membaca buku rujukan, penggunaan kamus, pembacaan artikel-artikel yang berhubungan, dan melalui uji coba. Lima metode ini disarankan tidak boleh luput dari seorang guru dalam membimbing siswanya. Pada umumnya guru hanya mengarahkan siswa untuk langsung mencari di internet dan menelan mentah-mentah tanpa melakukan pengamatan dan pengujian, misalnya.
Peran guru di sini bukanlah diam di tempat duduknya, melainkan berkeliling, memastikan proses siswa mencari jawaban sudah menggunakan potensi mereka untuk berpikir secara maksimal. Sebagai contoh, siswa menemukan sebuah definisi tentang suatu hal, namun menurut pengetahuan kita, definisi itu kurang cocok dengan kenyataan di lapangan. Guru bisa mempertanyakan definisi itu, “Kalau memang demikian, lalu apakah singa termasuk sejenis kucing?”. Di sanalah siswa akan berpikir lebih dalam. Dengan pertanyaan seperti itupun, siswa diajak berpikir kritis dan diajak untuk menguji segala yang sudah didapatnya sehingga potensi berpikir logis dan kritis mereka terlatih secara maksimal. Misalkan siswa menjawab, “Betul pak. Sejenis kucing.” Kemudian ditanya tentang apa yang membuat singa tergolong jenis kucing. Terus ditanya filosofis seperti itu sehingga nantinya siswa jadi berkesimpulan untuk menambahkan rincian dari definisi yang ia buat dan menyertakan perbedaan antara singa dengan kucing.
Jika mereka menunjukkan kesulitan, guru wajib membantu dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa pada pemahaman yang meringankan proses berpikirnya. Bisa juga melalui penggambaran fakta-fakta lain sebagai bahan pertimbangan. Setelah itu, pastikan kembali, siswa mampu membuat simpulan dari itu semua dan menemukan pemahaman yang lebih tepat dari pemahaman mereka sebelumnya.
Jadi ada proses mengamati lebih dalam, membaca sumber rujukan, dan melakukan uji coba secara logis dan empiris.
4. Mengasosiasi
Setelah proses mengumpulkan informasi, Siswa diajak untuk menyusun hasil pengumpulan itu dalam bentuk tulisan atau laporan. Hasil itu disusun dengan sistematis dan logis serta mendapat persetujuan dari guru. Di tahap ini, peran guru, lagi-lagi melatih siswa berpikir sistematis dan logis. Siswa diarahkan untuk mampu membedakan, mengklasifikasi, menentukan struktur dan sub struktur dari suatu objek yang telah diamati dan menyusun sebuah laporan tertulis, bahkan dapat ditambah dengan menyiapkan slide presentasi.
5. Mengomunikasikan
Pada tahap akhir, siswa diarahkan untuk mampu menjelaskan apa yang sudah dipelajarinya itu kepada orang lain. Kemampuan menjelaskan kembali ini menjadi indikator paling akurat untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada apa yang telah dipelajarinya. Selain itu, juga melatih cara berpikir, berbicara, dan mengemukakan gagasan-gagasan.
Baca juga 5 tips melatih dan membiasakan diri putra-putri Ayah bunda berpikir kritis
Siswa-siswa yang lain juga dipersilakan untuk menguji apa-apa yang telah temannya jelaskan itu. Sehingga pada akhirnya, penjelasan yang disajikan benar-benar teruji atau mendapatkan masukan-masukan baru. Apabila dirasa ada yang kurang, guru juga dapat kembali merangsang siswa untuk menemukan yang kurang tersebut.
Sebagai penutup, para siswa diminta untuk merefleksi, membuat simpulan dari apa yang telah diuraikan sedangkan guru sebagai pendampingnya.