5 M (konsep dasar kegiatan pembelajaran kurikulum 2013)

5 M (konsep dasar kegiatan pembelajaran kurikulum 2013)

5 M (konsep dasar kegiatan pembelajaran kurikulum 2013), Konsep 5 M ini merupakan langkah-langkah dasar dari suatu proses pembelajaran yang ideal. Ia akan menjadi cetakan utama dalam pengembangan langkah-langkah lain. Meskipun nantinya kita menemukan berbagai model yang menyajikan langkah-langkah dengan redaksi yang berbeda, namun pada hakikatnya dijiwai oleh 5 M ini. Hal itu karena 5 M didasari oleh model pembelajara saintifik umum. Satu langkah terlewatkan, maka proses belajar menjadi kurang sempurna. Lalu bagaimanakah sebenarnya guru dapat menerapkan langkah-langkah 5 M ini?

1. Mengamati (Observation)

Untuk melakukan sesuatu, salah satunya belajar, seseorang perlu memiliki motivasi yang tinggi. Dengan kata lain, agar dapat tertarik mempelajari sesuatu, perlu ada hal-hal yang merangsang munculnya motivasi tersebut. Motivasi itu pada hakikatnya dimunculkan melalui kegiatan mengamati. Sebagai contoh, mungkin awalnya kita tidak tertarik untuk mempelajari cara memotret yang lebih baik. Namun ketika kita mengamati orang lain yang memotret dengan kamera yang sama, objeknya sama, lokasinya sama, waktunya pun sama, tetapi hasilnya sangat bagus, maka rasa ingin tahu pun akan muncul. “Wah, kok bisa ya?”, “Waduh Apa yang terjadi?”, “Lho, bagaimana itu bisa terjadi? Bagaimana caranya?”

Tahap ‘mengamati’ ini berfungsi untuk itu. Memunculkan sebuah fenomena yang bertujuan membangkitkan rasa ingin tahu dan semangat untuk mempelajari sesuatu.

Untuk itulah, langkah awal yang tepat untuk mengajar adalah membangun motivasi siswa melalui sebuah kegiatan pengamatan terhadap fenomena unik yang terjadi. Bisa berupa hal baru, hal yang luput dalam pengamatan orang umum, hal yang menantang, atau mungkin hal yang kontroversial.

Penyajian fenomena ini dapat berupa video, rekaman audio, maupun melalui gambaran dan cerita langsung dari guru. Untuk masalah apa yang dijadikan bahan pengamatan yg lebih efektif, itu tergantung pengalaman dan pertimbangan guru dan cara menyajikannya. Nanti akan dibahas tersendiri tentang syarat penyajian bahan observasi yang baik.

2. Menanya

Setelah seorang guru dapat membangun rasa penasaran siswa melalui sajian fenomena pada tahap ‘Mengamati’, maka dilanjutkan pada tahap kedua, yaitu ‘Menanya’. Pada tahap ini, Siswa diarahkan untuk memiliki rasa ingin tahu berdasarkan fenomena yang telah diamatinya. Guru merangsang siswa untuk memiliki pertanyaan seputar fenomena itu. Pertanyaannya tentu seputar Kenapa, Apa, dan Bagaimana. Kenapa hasil fotonya lebih bagus? Apa yang membuat foto itu lebih bagus, dan Bagaimana caranya memotret dengan lebih baik sesuai foto yang bagus tersebut? Apabila tahap ini sudah nampak, maka artinya siswa sudah termotivasi.

5 M (konsep dasar kegiatan pembelajaran kurikulum 2013), namun apabila siswa tidak ada yang menanyakan hal-hal tersebut, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diwakili oleh guru. Guru bisa menyebutkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul berdasarkan objek atau fenomena yang diamati.

Kenapa pengambilan gambar ini bagus?

Apa itu foto bagus?

Bagaimana menghasilkan foto yang bagus?

Setelah itu, Guru bisa berkata, “Kalau begitu, agar kita dapat menjawab itu semua, marilah kita pelajarinya…”

Pages: 1 2