Mendefinisikan kelas pekerja, harus terlebih dahulu diketahui posisi kelas pekerja dalam sistem produksi sosial, relasinya terhadap alat-alat produksi dan peranannya dalam organisasi kerja secara sosial.
Menurut pandangan Marxisme, kelas pekerja itu terdiri dari seluruh orang yang, (1), karena tidak memiliki alat-alat produksi terpaksa menjual tenaga kerja mereka untuk mendapatkan upah atau gaji, dan (2), jika mereka dipekerjakan, maka mereka menghasilkan nilai lebih dari kerja mereka atau yang memungkinkan majikan mereka untuk merampas nilai lebih yang diciptakan oleh orang lain.
Pekerja Kerah Putih
Pekerja kerah putih bukanlah sebuah kelas tersendiri; kebanyakan dari mereka adalah pekerja upahan yang bekerja di sektor-sektor non-industrial, yakni sektor-sektor yang memungkinkan para majikan untuk merampas nilai lebih yang diciptakan oleh para buruh industri dan pertanian.
Peningkatan jumlah para pekerja kerah putih sejak abad 19 dimungkinkan oleh perkembangan sektor jasa (transportasi, komunikasi, perdagangan, kredit, perbankan dan asuransi, industri kebudayaan, dan sebagainya). Akan tetapi sektor ini juga memproduksi struktur masyarakat kapitalis.
Mendefinisikan kelas pekerja, orang-orang yang bekerja di sektor jasa tidaklah berdiri sendiri diluar pembagian kelas dalam masyarakat. Mereka menjadi bagian yang terintegrasi dari kelas-kelas masyarakat, baik itu di bidang industri dan pertanian.
Pertumbuhan Pegawai Kerah Putih
Tingkat pertumbuhan pegawai kerah putih yang cepat melebihi pertumbuhan seluruh penduduk yang telah memasuki usia kerja tidak berarti telah terjadi proses de-proletarisasi penduduk atau munculnya intelektual kelas menengah baru yang meleburkan proletariat.
Terminologi intelektual biasanya digunakan untuk menunjukkan segolongan orang yang secara profesional terlibat dalam kerja-kerja yang bersifat intelektual. Ia juga mencakup sebagian pekerja kerah putih, namun sebagian besarnya lagi menjalankan fungsi kerja yang teknis sifatnya.
Terlebih lagi, komputerisasi yang menggejala akhir-akhir ini telah memekaniskan kerja-kerja administrasi dan pejualan. Dengan demikian hal tersebut telah menyerap para pekerja kerah putih menjadi operator-operator mesin dengan kondisi kerja yang tak jauh beda dengan kondisi kerja yang melingkupi para buruh industri.
Mengamati kondisi di atas maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa struktur kelas masyarakat kapitalis itu begitu beragam. Disamping adanya kelas-kelas fundamental di dalamnya juga kita temui adanya kelas-kelas non-fundamental, yang lebih spesifik lagi.
Kelas Masyarakat Kapitalis
Dalam masyarakat kapitalis, kelas-kelas yang ada bukan merupakan kelompok-kelompok yang sifatnya tertutup sebagaimana halnya pelapisan hirarkis pada masa feodal. Dalam masyarakat kapitalis, orang-orang bisa saling berpindah dari kelompok-kelompok atau strata-strata sosial lainnya.
Menghadapi fenomena ini maka para sosiolog borjuis secara semena-mena menganggap bahwa pembagian kelas tersebut melenyap dalam masyarakat kapitalis.
Beberapa kalangan dari mereka beranggapan bahwa kelas-kelas bergerak secara konstan seiring dengan terserapnya orang ke dalamnya, serta mereka bergerak naik-turun namun tetap terkungkung dalam kelas yang sama persis seperti naikturunnya lift di sebuah bangunan besar.
Mobilitas sosial Masyarakat Kapitalis
Tentu saja, dalam masyarakat kapitalis terjadi mobilitas sosial yang jauh lebih besar ketimbang dalam masyarakat feodal dimana banyak terdapat penghalang yang bersifat hirarkis.akan tetapi batas-batas kelas ini tidak melenyap, bahkan di bawah sistem kapitalisme kontradiksi kelas mengalami peningkatan.
Jika pada tahap-tahap awal perkembangan kapitalisme sebagian kalangan bangsawan penguasa tanah, kaum tani kaya, dsb, mampu menerobos masuk jajaran borjuasi maka dalam tahap perkembangan selanjutnya jauh lebih sulit memasuki lingkaran monopolis ketimbang upaya yang dulu dilakukan borjuis kecil ketika memasuki lingkaran kaum ningrat semasa absolutisme feodal.
Baca juga Struktur Sosial dan Masyarakat beraneka ragam corak
Seorang ekonom AS Ferdinand Lundbery, dalam bukunya The Rich and The Super Rich, menulis bahwa pada dekade 1960-an terdapat sekitar 200.000 orang kaya di AS. Kebanyakan dari mereka berasal dari sekitar 500 keluarga terkaya.
Meskipun status kelas dari individu-individu tertentu mengalami perubahan, hal ini tidak berarti perbedaan kelas dalam masyarakat telah menghilang.
Malahan perubahan-perubahan status sosial yang terjadi pada masa kapitalisme, keruntuhan bisnis-bisnis skala kecil, proletarisasi yang terjadi pada kerja intelektual dan meningkatnya jumlah pengangguran, hanya memperlebar kesenjangan antara kelas-kelas fundamental dalam masyarakat.