Home » Sejarah » Transportasi Air di Sungai Musi: Dulu dan Sekarang
Posted in

Transportasi Air di Sungai Musi: Dulu dan Sekarang

Transportasi Air di Sungai Musi: Dulu dan Sekarang (ft.istimewa)
Transportasi Air di Sungai Musi: Dulu dan Sekarang (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Sungai Musi, yang mengalir sepanjang lebih dari 750 kilometer dari hulu di Pegunungan Bukit Barisan hingga muaranya di Selat Bangka, merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatra. Membelah Kota Palembang menjadi dua bagian—Seberang Ilir dan Seberang Ulu—Sungai Musi telah lama dikenal sebagai nadi kehidupan masyarakat Sumatra Selatan, terutama dalam hal transportasi air. Bagaimana dengan Transportasi Air di Sungai Musi: Dulu dan Sekarang?

Dari zaman kejayaan Sriwijaya hingga era modern, Sungai Musi telah memainkan peran penting sebagai jalur transportasi utama yang menghubungkan wilayah-wilayah pedalaman dengan pusat-pusat perdagangan. Namun, seiring waktu, perubahan teknologi dan perkembangan kota telah memengaruhi bentuk dan fungsi transportasi air di sungai ini.

Artikel ini akan mengulas perjalanan panjang transportasi air di Sungai Musi dari masa ke masa, jenis-jenis perahu yang digunakan, perannya dalam perekonomian dan kehidupan sosial, hingga tantangan dan prospeknya di masa depan.


Transportasi Air di Masa Lalu: Masa Keemasan Sungai Musi

1. Jalur Perdagangan dan Diplomasi Kerajaan Sriwijaya

Pada abad ke-7 hingga ke-13 M, Kerajaan Sriwijaya menjadikan Sungai Musi sebagai jalur vital pelayaran internasional. Melalui sungai inilah kapal-kapal dagang dari Tiongkok, India, dan Timur Tengah datang dan berlabuh di pelabuhan-pelabuhan sungai, terutama di sekitar Palembang.

Transportasi air kala itu digunakan tidak hanya untuk mengangkut komoditas seperti lada, emas, dan kapur barus, tetapi juga sebagai alat penghubung budaya dan diplomasi. Rakyat Sriwijaya menggunakan rakit bambu, perahu dayung, dan perahu layar tradisional untuk perjalanan lokal dan perdagangan antarwilayah.

2. Masa Kesultanan Palembang

Di masa Kesultanan Palembang Darussalam (abad ke-17 hingga abad ke-19), Sungai Musi tetap menjadi pusat aktivitas ekonomi dan sosial. Transportasi air berkembang dengan penggunaan ketek (perahu kecil bermesin atau dayung), jukung, dan bidar, sejenis perahu panjang yang sering digunakan dalam upacara adat atau lomba perahu tradisional.

Transportasi air menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Sungai menjadi “jalan raya” utama sebelum munculnya infrastruktur darat. Seluruh aktivitas masyarakat seperti berdagang, sekolah, bahkan bersilaturahmi dilakukan melalui sungai.


Jenis Transportasi Air Tradisional di Sungai Musi

1. Ketek

Ketek adalah perahu kecil tradisional yang menjadi ikon transportasi air di Sungai Musi. Dulu dikayuh dengan tangan, kini ketek telah bermesin dan digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk sebagai angkutan penumpang, ojek sungai, dan wisata perahu.

2. Jukung

Jukung merupakan perahu kayu ramping yang dapat dikayuh atau diberi mesin tempel. Biasanya digunakan oleh nelayan untuk mencari ikan atau oleh petani untuk mengangkut hasil kebun.

3. Rakit

Rakit dari bambu atau kayu besar digunakan untuk mengangkut hasil hutan, terutama kayu gelondongan. Rakit ini juga pernah dijadikan tempat tinggal sementara oleh masyarakat pedalaman saat menyusuri sungai.

4. Perahu Bidar

Perahu Bidar adalah perahu panjang dengan banyak awak. Selain digunakan dalam upacara adat, perahu ini juga dilombakan dalam tradisi Lomba Bidar Sungai Musi, terutama saat peringatan Hari Kemerdekaan atau Festival Sungai Musi.


Transformasi di Era Modern: Transportasi Air Sekarang

Seiring berkembangnya infrastruktur jalan dan jembatan di Palembang, seperti Jembatan Ampera, Musi II hingga Musi VI, transportasi darat mulai menggantikan dominasi transportasi air. Namun demikian, Sungai Musi tetap berfungsi sebagai jalur alternatif dan bahkan menjadi potensi besar dalam sektor pariwisata.

1. Transportasi Harian Warga

Hingga kini, ketek masih digunakan sebagai transportasi harian bagi masyarakat di daerah tepian sungai, khususnya di kawasan yang akses jalannya terbatas. Banyak warga yang mengandalkan ketek untuk menyeberang dari Seberang Ulu ke Seberang Ilir dan sebaliknya, terutama saat jam sibuk atau ketika lalu lintas darat macet.

2. Angkutan Barang dan Logistik

Sungai Musi digunakan untuk pengangkutan barang tambang seperti batubara, serta hasil bumi dari daerah pedalaman seperti Musi Banyuasin dan Lahat. Kapal tongkang dan perahu pengangkut barang kerap terlihat hilir mudik membawa muatan besar.

3. Wisata Sungai

Dalam beberapa tahun terakhir, peran Sungai Musi sebagai sarana wisata air semakin menonjol. Wisatawan lokal maupun mancanegara dapat menikmati pemandangan kota Palembang dari atas perahu ketek atau kapal wisata. Paket wisata menyusuri Sungai Musi kini menawarkan destinasi populer seperti:

  • Jembatan Ampera
  • Benteng Kuto Besak
  • Kampung Arab Al-Munawar
  • Pulau Kemaro

Transportasi wisata ini tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga menghidupkan kembali ekonomi lokal berbasis sungai.


Peran Ekonomi dan Sosial Transportasi Air

Transportasi air di Sungai Musi memberi dampak besar terhadap:

1. Ekonomi Rakyat

Banyak warga yang menggantungkan hidup sebagai pengemudi ketek, pedagang di pasar apung, nelayan, atau penyedia jasa wisata sungai. Transportasi air menjadi tulang punggung ekonomi lokal bagi ribuan warga Palembang.

2. Integrasi Wilayah

Transportasi sungai memudahkan akses ke daerah terpencil yang belum terjangkau jalan darat. Dengan adanya ketek dan perahu motor, masyarakat dapat mengakses sekolah, pasar, dan fasilitas kesehatan.

3. Budaya dan Identitas

Transportasi sungai telah menjadi bagian dari budaya Palembang. Lomba perahu hias, Lomba Bidar, dan pawai ketek saat perayaan besar menjadi bagian dari warisan budaya Sungai Musi yang masih lestari hingga kini.

Baca juga: Peninggalan Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia: Candi Borobudur, Prambanan, dan Lainnya


Tantangan dan Harapan

Meski memiliki banyak manfaat, transportasi air di Sungai Musi juga menghadapi beberapa tantangan, seperti:

  • Pencemaran sungai yang mengganggu keselamatan pelayaran.
  • Pendangkalan akibat sedimentasi yang menyulitkan jalur perahu besar.
  • Minimnya regulasi keselamatan, seperti penggunaan pelampung dan kontrol perahu wisata.
  • Persaingan dengan transportasi darat yang semakin modern dan cepat.

Namun, jika ditata dengan baik, transportasi air di Sungai Musi memiliki potensi besar sebagai moda transportasi ramah lingkungan yang mendukung ekonomi berkelanjutan dan pariwisata berbasis kearifan lokal.


Kesimpulan

Transportasi Air di Sungai Musi: Dulu dan Sekarang? Transportasi air di Sungai Musi telah berkembang dari sekadar alat perahu sederhana pada masa Sriwijaya menjadi bagian dari sistem transportasi modern yang mendukung aktivitas ekonomi, budaya, dan wisata Kota Palembang. Meskipun sempat meredup karena dominasi transportasi darat, saat ini transportasi air mulai kembali dilirik sebagai moda yang efisien, ramah lingkungan, dan berpotensi tinggi untuk pariwisata.

Melestarikan transportasi air berarti merawat sejarah, budaya, dan ekonomi masyarakat Sumatra Selatan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, komunitas lokal, dan pelaku pariwisata, masa depan transportasi air di Sungai Musi bisa menjadi lebih cerah dan berkelanjutan.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa itu ketek?
Ketek adalah perahu kecil khas Sungai Musi yang digunakan sebagai transportasi harian, baik untuk menyeberang maupun menyusuri sungai.

2. Apa fungsi transportasi air di Sungai Musi saat ini?
Transportasi air saat ini digunakan untuk angkutan penumpang, logistik, serta wisata sungai seperti tur ke Pulau Kemaro dan Jembatan Ampera.

3. Mengapa transportasi air di Sungai Musi menurun penggunaannya?
Karena infrastruktur jalan dan jembatan berkembang pesat, transportasi darat menjadi lebih dominan. Namun, transportasi air tetap digunakan di wilayah tertentu dan untuk pariwisata.

4. Apa saja tantangan yang dihadapi transportasi air di Sungai Musi?
Pencemaran air, pendangkalan sungai, kurangnya regulasi keselamatan, dan minimnya fasilitas pendukung transportasi air.

5. Apakah transportasi air di Sungai Musi masih bisa dikembangkan?
Ya. Dengan perencanaan tata kota yang mendukung, transportasi air dapat dikembangkan sebagai moda alternatif yang efisien dan berkelanjutan.


Referensi

  • Pemerintah Kota Palembang. (2024). Transportasi dan Sungai Musi. Diakses dari: https://palembang.go.id
  • Dinas Perhubungan Sumatera Selatan. (2023). Profil Transportasi Sungai Musi.
  • Mongabay Indonesia. (2023). Transportasi Air Berkelanjutan di Sungai Musi. https://www.mongabay.co.id
  • Tempo.co. (2021). “Ketek dan Warisan Transportasi Air Palembang.” https://www.tempo.co
  • Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan. (2024). Statistik Transportasi Provinsi Sumsel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.