Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden ke-6 Republik Indonesia, menjabat selama dua periode dari tahun 2004 hingga 2014. Ia merupakan presiden pertama yang terpilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu demokratis. Susilo Bambang Yudhoyono Setelah Lengser, mengakhiri masa jabatannya pada 20 Oktober 2014, publik bertanya-tanya: ke mana arah langkah SBY selanjutnya? Apakah ia akan benar-benar pensiun dari dunia politik, atau justru memperkuat perannya dalam membentuk masa depan bangsa dari luar lingkar kekuasaan?
Susilo Bambang Yudhoyono Setelah Lengser. Jawabannya menjadi nyata dalam berbagai kiprah politik, aktivitas sosial, dan kontribusi intelektual SBY setelah lengser. Dari memimpin Partai Demokrat, merespons dinamika politik nasional, hingga meninggalkan warisan penting dalam bidang demokrasi, pendidikan, dan kebudayaan, SBY tetap menjadi sosok berpengaruh di Indonesia.
Menjadi Ketua Umum dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat
Setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden, SBY tidak serta-merta mundur dari panggung politik. Ia justru kembali aktif memimpin Partai Demokrat, partai yang ia dirikan pada tahun 2001. Pada Kongres Demokrat tahun 2015 di Surabaya, SBY terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum.
1. Konsolidasi Partai
SBY melakukan konsolidasi untuk membangun kembali kekuatan Partai Demokrat setelah perolehan suara yang menurun drastis pada Pemilu 2014. Ia memimpin langsung proses pemulihan struktur partai, rekrutmen kader muda, dan penguatan jaringan politik daerah.
2. Regenerasi Kepemimpinan
Di Kongres 2020, SBY menyerahkan estafet kepemimpinan kepada putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Namun, ia tetap memegang peran strategis sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, sebuah posisi yang berperan penting dalam menentukan arah kebijakan partai.
Respon Terhadap Krisis Politik dan Demokrasi
SBY juga aktif menyuarakan pendapatnya terhadap isu-isu nasional, terutama yang menyangkut demokrasi, supremasi hukum, dan pemberantasan korupsi. Ia menggunakan jalur formal maupun informal, seperti pidato, pernyataan media, hingga tulisan pribadi.
1. Krisis Internal Partai Demokrat 2021
Ketika Partai Demokrat mengalami guncangan akibat kongres luar biasa ilegal yang diprakarsai Moeldoko (KSP saat itu), SBY tampil di depan dan membela keabsahan kepemimpinan AHY. Ia menyampaikan pidato emosional yang mendapat simpati publik, menyebut peristiwa itu sebagai “kudeta politik terhadap partai sah”.
2. Kritik terhadap Pemerintah
Walaupun tidak dalam posisi oposisi ekstrem, SBY kerap memberikan masukan kritis terhadap pemerintahan Jokowi, khususnya terkait pelemahan KPK, revisi UU ITE, dan situasi demokrasi. Namun, ia menyampaikannya dalam bahasa yang cenderung diplomatis dan akademis.
Aktivitas Internasional dan Diplomasi Soft Power
SBY tidak hanya berkiprah di dalam negeri. Setelah pensiun dari jabatan presiden, ia tetap aktif dalam forum-forum global dan organisasi internasional.
1. Menjadi Ketua Global Green Growth Institute (GGGI)
Pada tahun 2014, SBY diangkat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Global Green Growth Institute (GGGI), sebuah lembaga internasional yang fokus pada pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau. Ia mempromosikan komitmen Indonesia terhadap perubahan iklim dan energi bersih.
2. Pembicara di Forum Internasional
SBY diundang sebagai pembicara dalam berbagai konferensi dunia, termasuk World Economic Forum, UN Climate Change Conference, dan Asia Society. Ia dikenal sebagai tokoh moderat dan diplomat yang mampu menyuarakan isu global dari perspektif negara berkembang.
Warisan di Dunia Pendidikan, Budaya, dan Seni
1. Pendiri The Yudhoyono Institute (TYI)
SBY mendirikan The Yudhoyono Institute, lembaga kajian kebijakan publik dan kepemimpinan muda. TYI bertujuan mencetak generasi baru yang berpikir kritis, memiliki wawasan kebangsaan, dan mampu menjadi pemimpin masa depan.
Lembaga ini aktif menggelar seminar, diskusi kebangsaan, dan pelatihan kepemimpinan untuk anak muda dari berbagai daerah.
2. Kegiatan Seni dan Lukisan
SBY juga dikenal aktif melukis setelah lengser. Ia menjadikan seni lukis sebagai medium ekspresi personal dan nasionalisme. Lukisan-lukisannya pernah dipamerkan dalam beberapa pameran seni, seperti “SBY’s Art for the Nation”.
3. Menulis Buku dan Memoar
SBY menerbitkan sejumlah buku, antara lain:
- Selalu Ada Pilihan (2014): Memoar politik yang mencerminkan perjalanan dan keputusan sulit selama menjabat.
- Transformasi Indonesia (2015)
- Buku puisi dan refleksi personal tentang kehidupan, kepemimpinan, dan nilai-nilai kemanusiaan.
Baca juga: Hubungan Luar Negeri Indonesia di Era B.J. Habibie
Pengaruh terhadap Demokrasi dan Politik Indonesia
Walaupun tidak lagi menjabat sebagai presiden, SBY tetap menjadi salah satu tokoh penting dalam demokrasi Indonesia. Beberapa warisan yang masih terasa hingga kini antara lain:
1. Pemilu Langsung dan Penguatan Partisipasi Rakyat
SBY adalah presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat. Langkah ini membuka babak baru dalam politik elektoral Indonesia dan memperkuat legitimasi demokrasi.
2. Institusionalisasi Partai Demokrat
Melalui Partai Demokrat, SBY mengembangkan kultur politik yang lebih sistemik, meskipun tak luput dari dinamika internal. Upaya regenerasi dan kaderisasi partai menjadi bagian dari warisannya.
3. Keseimbangan Politik dan Moderasi
SBY dikenal sebagai pemimpin yang moderat dan mengedepankan musyawarah. Gaya kepemimpinannya yang hati-hati dan menghindari konflik ekstrem tetap mewarnai sikap politik Partai Demokrat hingga kini.
Kesimpulan
Susilo Bambang Yudhoyono setelah lengser bukanlah sosok yang menghilang dari percaturan nasional. Ia tetap aktif dalam bidang politik, pendidikan, seni, dan diplomasi internasional. Sebagai tokoh nasional, ia menjaga integritas dan peranannya melalui cara yang berbeda—bukan dengan kekuasaan, tetapi dengan pengaruh moral, intelektual, dan keteladanan.
Warisan SBY bagi Indonesia tidak hanya terletak pada kebijakan selama ia menjadi presiden, tetapi juga pada konsistensinya dalam menjaga nilai-nilai demokrasi, pendidikan politik generasi muda, serta peran konstruktif dalam berbagai persoalan bangsa pasca-kepemimpinan formal.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apakah SBY masih aktif dalam politik setelah tidak menjabat sebagai presiden?
 Ya, SBY aktif sebagai Ketua Umum Partai Demokrat hingga 2020, dan saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
2. Apa kontribusi SBY di bidang internasional setelah pensiun?
 SBY menjabat sebagai Ketua Dewan GGGI dan aktif berbicara di forum-forum global terkait perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, dan ekonomi hijau.
3. Apa itu The Yudhoyono Institute?
 Lembaga ini didirikan oleh SBY untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia menjadi pemimpin yang kritis, inklusif, dan berjiwa nasionalis.
4. Apakah SBY terlibat dalam konflik internal Partai Demokrat?
 Ya, SBY turut bersuara dan membela kepemimpinan AHY ketika terjadi upaya pengambilalihan paksa (kudeta) oleh pihak eksternal pada 2021.
5. Apa warisan terbesar SBY bagi Indonesia setelah ia lengser?
 Warisan SBY meliputi penguatan demokrasi, regenerasi kepemimpinan politik melalui partainya, serta keterlibatan aktif dalam isu-isu global pasca kepresidenan.
Referensi
- Partai Demokrat – Struktur kepemimpinan dan aktivitas partai
- The Yudhoyono Institute – Program kepemudaan dan kebijakan publik
- GGGI.org – Global Green Growth Institute Leadership Board
- Kompas.com – Krisis Partai Demokrat dan Peran SBY
- DetikNews – SBY Pamerkan Lukisan di Galeri Nasional
- Gramedia.com – Buku Selalu Ada Pilihan karya Susilo Bambang Yudhoyono

