Sistem Pajak dan Distribusi
Kerajaan Sunda memiliki sistem pemungutan pajak yang terstruktur. Pajak dikenakan kepada petani, pedagang, dan daerah taklukan sebagai bentuk kewajiban kepada kerajaan.
Pajak ini biasanya berupa:
- Hasil bumi (beras, buah, rempah)
- Barang dagangan
- Tenaga kerja (kerja rodi)
Penerimaan pajak digunakan untuk:
- Membiayai pembangunan infrastruktur (jalan, irigasi)
- Menghidupi istana dan pegawai kerajaan
- Pembiayaan militer dan pertahanan
- Kegiatan keagamaan dan upacara adat
Hubungan Perdagangan Internasional
Kerajaan Sunda memiliki hubungan dagang yang luas dengan dunia luar. Hubungan ini tidak hanya bersifat ekonomi tetapi juga membawa pengaruh budaya dan teknologi.
1. Tiongkok dan Asia Timur
Pedagang dari Tiongkok datang membawa barang-barang seperti kain sutra, keramik, dan obat-obatan. Sebagai gantinya, mereka membeli lada, kayu, dan rotan dari Sunda.
2. Arab dan Gujarat
Pedagang Muslim dari Arab dan India memainkan peran penting dalam perdagangan lintas Samudra Hindia. Mereka memperkenalkan sistem perbankan sederhana, takaran timbangan, dan teknologi perkapalan.
3. Portugis
Kedatangan bangsa Eropa, khususnya Portugis, menandai babak baru dalam perdagangan Kerajaan Sunda. Perjanjian Sunda–Portugal tahun 1522 menunjukkan bahwa Kerajaan Sunda membuka diri terhadap kerja sama dagang dengan Eropa, walau kemudian berujung konflik setelah jatuhnya Sunda Kalapa.
Kemunduran Ekonomi Kerajaan Sunda
Meskipun pernah berjaya, sistem ekonomi Kerajaan Sunda mulai melemah sejak abad ke-16 karena beberapa faktor:
- Perebutan pelabuhan penting oleh kerajaan Islam seperti Demak dan Cirebon
- Terbatasnya teknologi dan senjata dalam mempertahankan pelabuhan
- Kehilangan akses terhadap perdagangan internasional
- Persaingan dengan kerajaan-kerajaan Islam yang mulai menguasai jalur dagang rempah
Kehilangan Sunda Kalapa menjadi pukulan telak karena pelabuhan ini adalah jantung ekonomi Kerajaan Sunda.
Kesimpulan
Sistem ekonomi dan perdagangan Kerajaan Sunda sangat maju untuk ukuran kerajaan tradisional Nusantara. Dengan struktur agraris yang kuat dan pelabuhan perdagangan internasional seperti Sunda Kalapa, kerajaan ini mampu menjalin relasi ekonomi luas yang menopang kemakmurannya.
Namun, dinamika geopolitik dan persaingan antar kerajaan, terutama dari kekuatan Islam yang tumbuh pesat di Jawa, membuat ekonomi Kerajaan Sunda mengalami kemunduran. Meskipun demikian, warisan sistem perdagangan dan keterampilan ekonomi tetap menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat Sunda hingga kini.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa jenis sistem ekonomi yang diterapkan oleh Kerajaan Sunda?
Kerajaan Sunda menerapkan sistem ekonomi agraris-maritim, mengandalkan pertanian di pedalaman dan perdagangan di pelabuhan.
2. Apa komoditas perdagangan utama dari Kerajaan Sunda?
Komoditas utama antara lain lada, kayu, rotan, emas, hasil pertanian, dan kerajinan tangan.
3. Apa peran pelabuhan Sunda Kalapa dalam perdagangan Kerajaan Sunda?
Sunda Kalapa adalah pelabuhan utama Kerajaan Sunda yang menjadi pusat perdagangan internasional, terutama dengan Tiongkok, Arab, India, dan Portugis.
4. Bagaimana peran rakyat dalam ekonomi Kerajaan Sunda?
Rakyat berperan sebagai petani, pedagang, dan pengrajin. Mereka juga membayar pajak kepada kerajaan.
5. Mengapa ekonomi Kerajaan Sunda mengalami kemunduran?
Kemunduran disebabkan oleh perebutan pelabuhan penting oleh kerajaan lain, lemahnya pertahanan militer, dan hilangnya akses ke perdagangan global.
Referensi
- Ekadjati, Edi S. Kebudayaan Sunda. Jakarta: Pustaka Jaya, 1995.
- Poesponegoro, Marwati Djoened dan Notosusanto, Nugroho. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Balai Pustaka, 2008.
- Munoz, Paul Michel. Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula. Editions Didier Millet, 2006.
- Wikipedia Bahasa Indonesia. Kerajaan Sunda
- Disbudpar Jawa Barat. Pelabuhan Sunda Kalapa dan Jalur Perdagangan Zaman Kuno.
Untuk informasi lainnya seputar sejarah ekonomi dan kerajaan-kerajaan Nusantara, silakan jelajahi artikel sejarah lainnya di platform ini.