Jakarta, 31 Juli 2025 – Dalam dunia pendidikan Indonesia yang terus berkembang, pertanyaan mengenai posisi sekolah swasta—apakah sebagai pesaing atau mitra sekolah negeri—masih menjadi perdebatan hangat. Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, Ketua Umum Majelis Pendidikan Katolik (MPK) Indonesia, Rendi Irawan, menegaskan bahwa sekolah swasta justru merupakan mitra strategis pemerintah dalam upaya pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan nasional.
“Kalau tanpa melibatkan sekolah swasta, beban pemerintah akan sangat berat,” ujar Rendi dalam sebuah forum diskusi pendidikan nasional di Jakarta. Ia menekankan bahwa peran sekolah swasta tidak bisa dianggap remeh, terutama di daerah-daerah yang kekurangan fasilitas dan tenaga pengajar dari sektor negeri.
Sekolah Swasta dalam Sistem Pendidikan Nasional
Sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari dua sektor utama: sekolah negeri yang dikelola pemerintah dan sekolah swasta yang dikelola masyarakat, yayasan, atau organisasi keagamaan. Kedua sektor ini, menurut UU Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), berhak memperoleh perlakuan yang setara dan memiliki peran yang saling melengkapi.
Namun, dalam praktiknya, sering kali sekolah swasta dipandang sebagai “pesaing” dari sekolah negeri, terutama dalam hal perekrutan siswa, alokasi anggaran pendidikan, dan kebijakan zonasi.
Rendi Irawan menilai, pandangan seperti ini harus diluruskan. Menurutnya, sekolah swasta telah lama membuktikan diri sebagai pelengkap penting sistem pendidikan nasional, dengan menghadirkan pilihan alternatif berkualitas bagi masyarakat.
Kontribusi Sekolah Swasta terhadap Pendidikan Nasional
Data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan bahwa lebih dari 40% sekolah menengah atas (SMA) di Indonesia adalah sekolah swasta. Persentase ini lebih tinggi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah pertama di kota-kota besar.
Beberapa kontribusi nyata sekolah swasta antara lain:
- Pemerataan akses pendidikan, terutama di wilayah perkotaan yang kekurangan daya tampung sekolah negeri.
- Inovasi kurikulum, dengan pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel dan adaptif.
- Pembangunan karakter dan nilai-nilai keagamaan sesuai visi lembaga pengelola.
- Penciptaan lapangan kerja, terutama bagi tenaga pengajar non-PNS.
“Bayangkan jika sekolah-sekolah swasta tidak ada, berapa banyak siswa yang harus ditampung sekolah negeri? Belum lagi anggaran yang harus disiapkan pemerintah untuk membangun fasilitas dan menggaji guru,” tambah Rendi.
Tantangan yang Dihadapi Sekolah Swasta
Meski memberikan kontribusi besar, sekolah swasta juga menghadapi berbagai tantangan struktural dan kebijakan, antara lain:
1. Minimnya Bantuan Operasional
Banyak sekolah swasta, khususnya yang kecil dan menengah, mengandalkan biaya pendidikan dari iuran siswa. Tanpa dukungan BOS (Bantuan Operasional Sekolah) atau bantuan lainnya dari pemerintah, keberlanjutan sekolah bisa terancam—terutama saat krisis seperti pandemi COVID-19 lalu.
2. Ketimpangan Perlakuan
Kebijakan seperti sistem zonasi kadang menguntungkan sekolah negeri tetapi menyulitkan sekolah swasta. Banyak orang tua “terpaksa” memilih sekolah negeri meski sebenarnya lebih cocok secara lokasi atau kurikulum dengan sekolah swasta.
3. Stigma Masyarakat
Ada anggapan bahwa sekolah swasta adalah tempat “pilihan kedua” jika tidak diterima di sekolah negeri. Padahal banyak sekolah swasta memiliki prestasi akademik dan non-akademik yang tinggi, bahkan unggul secara nasional dan internasional.
Sekolah Swasta sebagai Mitra Pemerintah
Rendi Irawan menyarankan agar pemerintah dan stakeholder pendidikan mengubah paradigma terhadap sekolah swasta. Ia mengusulkan:
- Kemitraan formal antara pemerintah dan sekolah swasta, termasuk dalam distribusi anggaran, pelatihan guru, dan program bantuan siswa.
- Regulasi yang adil dan tidak diskriminatif, agar sekolah swasta bisa berkompetisi sehat dan tetap bertahan.
- Pemanfaatan keunggulan sekolah swasta dalam inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum berbasis teknologi, STEAM, dan pendidikan karakter.
“Sekolah swasta tidak ingin menggantikan sekolah negeri. Kami hanya ingin menjadi mitra sejajar, bukan kompetitor,” tegas Rendi.
Baca juga: Smart Parenting Sekolah GHAMA: Pentingnya Parent-Child Bonding di Masa Depan
Perluasan Peran Sekolah Swasta di Era Merdeka Belajar
Dalam konteks kebijakan Merdeka Belajar, peran sekolah swasta semakin krusial. Program ini memberi keleluasaan bagi sekolah untuk menentukan arah pengembangan sesuai kebutuhan siswa dan kondisi lingkungan. Sekolah swasta, yang lebih lincah dalam manajemen dan pengambilan keputusan, bisa menjadi laboratorium pendidikan yang inovatif.
Bahkan, sejumlah sekolah swasta di Indonesia sudah menerapkan pembelajaran berbasis proyek, kurikulum Cambridge atau IB, hingga teknologi AI dalam proses belajar mengajar—sesuatu yang masih sulit diterapkan di sekolah negeri secara masif karena keterbatasan struktur birokrasi.
Dukungan yang Dibutuhkan Sekolah Swasta
Agar tetap eksis dan berkembang, sekolah swasta membutuhkan dukungan dalam bentuk:
- Insentif fiskal, seperti keringanan pajak bagi yayasan pendidikan.
- Kemudahan akses terhadap program BOS dan beasiswa untuk siswa tidak mampu.
- Peningkatan kapasitas tenaga pendidik melalui pelatihan dan sertifikasi bersama.
- Dialog kebijakan yang setara dengan pemerintah dan sekolah negeri.
Kesimpulan
Sekolah Swasta: Pesaing atau Mitra? Sekolah swasta bukanlah pesaing, melainkan mitra penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Dalam menghadapi tantangan abad ke-21, justru kolaborasi antara sekolah negeri dan swasta akan menjadi kunci kesuksesan dalam mencetak generasi unggul dan berdaya saing.
Pernyataan Rendi Irawan memperkuat posisi ini. Pemerintah tidak bisa sendiri membangun sistem pendidikan yang kuat dan inklusif. Dukungan dari masyarakat, terutama lewat lembaga pendidikan swasta, adalah elemen strategis yang tidak boleh diabaikan.
📌 FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apakah sekolah swasta mendapat dana dari pemerintah?
Sebagian sekolah swasta, terutama yang melayani siswa tidak mampu, bisa mendapatkan BOS (Bantuan Operasional Sekolah), namun jumlah dan prosedurnya tidak selalu setara dengan sekolah negeri.
2. Apa kelebihan sekolah swasta dibanding sekolah negeri?
Sekolah swasta biasanya lebih fleksibel dalam hal manajemen, inovasi kurikulum, dan pendekatan pembelajaran. Beberapa juga mengusung pendidikan berbasis agama, karakter, atau internasional.
3. Apakah sekolah swasta termasuk dalam sistem pendidikan nasional?
Ya. Menurut UU Sisdiknas, sekolah swasta adalah bagian sah dari sistem pendidikan nasional dan berhak mendapat dukungan serta perlakuan adil dari pemerintah.
4. Bagaimana peran sekolah swasta dalam program Merdeka Belajar?
Sekolah swasta memiliki peran strategis karena bisa menjadi pelaksana program Merdeka Belajar dengan fleksibilitas tinggi dan orientasi inovasi.
🔗 Referensi:
- Kemendikbudristek – Data Pokok Pendidikan
- Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
- Majelis Pendidikan Katolik Indonesia (MPK)
- Program Merdeka Belajar – Kemendikbudristek