Dari Batavia ke Jakarta
Pada masa pendudukan Jepang (1942–1945), nama Batavia diubah menjadi Jakarta. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Jakarta diresmikan sebagai ibu kota negara.
Perubahan nama ini bukan sekadar simbol geografis, tetapi juga penanda berakhirnya era kolonial dan dimulainya babak baru sebagai kota nasional yang berdaulat. Meskipun banyak bangunan dan sistem kolonial masih tersisa, Jakarta terus berkembang sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, dan budaya Indonesia.
Warisan Sejarah Batavia Saat Ini
Warisan Batavia masih dapat dilihat di kawasan Kota Tua Jakarta. Beberapa bangunan peninggalan kolonial masih berdiri, seperti Museum Fatahillah, Jembatan Kota Intan, dan Toko Merah. Kanal-kanal tua dan jalan berbatu masih menggambarkan suasana Batavia abad ke-17 hingga 19.
Upaya pelestarian warisan Batavia terus dilakukan, baik oleh pemerintah maupun komunitas pecinta sejarah. Kawasan Kota Tua kini menjadi destinasi wisata sejarah yang populer dan edukatif.
Kesimpulan
Batavia adalah simbol penting dari perjalanan sejarah Indonesia, mulai dari era kerajaan, kolonialisme, hingga kemerdekaan. Dari pelabuhan Sunda Kelapa hingga pusat kekuasaan kolonial VOC, Batavia menyimpan banyak cerita yang membentuk identitas nasional kita.
Menelusuri sejarah Batavia bukan hanya mengenang masa lalu, tetapi juga memahami akar kota Jakarta yang kita kenal hari ini—sebuah kota yang lahir dari berbagai peristiwa besar dalam sejarah nusantara.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa perbedaan antara Sunda Kelapa, Jayakarta, dan Batavia?
- Sunda Kelapa adalah pelabuhan Kerajaan Sunda.
- Jayakarta adalah nama kota setelah direbut Kesultanan Demak pada 1527.
- Batavia adalah nama yang diberikan oleh VOC setelah menaklukkan Jayakarta pada 1619.
2. Siapa yang mendirikan Batavia?
- Batavia didirikan oleh Jan Pieterszoon Coen dari VOC pada tahun 1619.
3. Apa yang menyebabkan pembantaian etnis Tionghoa di Batavia tahun 1740?
- Ketegangan sosial, diskriminasi, dan kebijakan represif VOC menyebabkan pemberontakan yang dibalas dengan kekerasan besar terhadap etnis Tionghoa.
4. Apakah bangunan peninggalan Batavia masih ada?
- Ya, banyak bangunan peninggalan masih dapat dilihat di Kota Tua Jakarta seperti Museum Fatahillah, Gereja Sion, dan Jembatan Kota Intan.
5. Kapan nama Batavia diubah menjadi Jakarta?
- Nama Batavia diubah menjadi Jakarta pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1942, dan tetap digunakan setelah Indonesia merdeka pada 1945.
Referensi:
- Ricklefs, M.C. (2008). A History of Modern Indonesia Since c.1200. Stanford University Press.
- Widodo, Joko. (2006). Kota Tua Jakarta: Warisan Masa Kolonial dan Tantangan Pelestariannya. Balai Pelestarian Cagar Budaya.
- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (2023). “Sejarah Kota Jakarta.” www.jakarta.go.id
- Nas, Peter J.M. (2002). Jakarta, City Full of Symbols: An Essay in Symbolic Ecology. Leiden University.

