Home » Sejarah » Ringkasan Materi: Peninggalan Sejarah Kerajaan Nusantara
Posted in

Ringkasan Materi: Peninggalan Sejarah Kerajaan Nusantara

Ringkasan Materi: Peninggalan Sejarah Kerajaan Nusantara (ft.istimewa)
Ringkasan Materi: Peninggalan Sejarah Kerajaan Nusantara (ft.istimewa)

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sejarah kerajaan. Sebelum menjadi negara kesatuan, wilayah Nusantara dihuni oleh berbagai kerajaan yang tumbuh dan berkembang dengan pengaruh agama Hindu, Buddha, dan Islam. Ringkasan Materi Peninggalan Sejarah, bukti keberadaan kerajaan-kerajaan tersebut masih bisa dilihat hingga hari ini melalui berbagai peninggalan sejarah yang tersebar di berbagai daerah.

Ringkasan Materi Peninggalan sejarah ini sangat penting dipelajari karena menjadi bukti nyata perkembangan kebudayaan, politik, agama, dan kehidupan masyarakat masa lalu. Artikel ini akan membahas secara ringkas dan lengkap mengenai berbagai jenis peninggalan sejarah dari kerajaan-kerajaan di Nusantara.


I. Pengertian Peninggalan Sejarah Kerajaan

Peninggalan sejarah adalah segala bentuk warisan budaya, fisik, atau tertulis yang ditinggalkan oleh suatu peradaban atau kerajaan dan masih bisa dijumpai hingga kini. Peninggalan tersebut bisa berupa bangunan, prasasti, candi, senjata, karya sastra, maupun sistem pemerintahan dan sosial.


II. Jenis-Jenis Peninggalan Sejarah Kerajaan Nusantara

Berikut adalah jenis-jenis peninggalan sejarah yang umum ditemukan dari kerajaan-kerajaan di Nusantara:

1. Candi dan Bangunan Keagamaan

Candi adalah bangunan tempat ibadah yang dibangun oleh kerajaan Hindu-Buddha. Biasanya digunakan untuk ritual keagamaan, tempat pemujaan dewa, atau makam raja.

Contoh:

  • Candi Borobudur (Buddha) – dibangun oleh dinasti Syailendra di Jawa Tengah.
  • Candi Prambanan (Hindu) – dibangun oleh dinasti Sanjaya di Jawa Tengah.
  • Candi Penataran – peninggalan kerajaan Kediri dan Majapahit.

Candi mencerminkan kemajuan arsitektur dan seni ukir pada masa lampau, sekaligus menunjukkan hubungan spiritual antara raja dan dewa-dewa.

2. Prasasti

Prasasti adalah tulisan yang diukir pada batu, logam, atau media keras lainnya yang biasanya mencatat peristiwa penting seperti pendirian kerajaan, kemenangan perang, atau pengangkatan raja.

Contoh:

  • Prasasti Yupa (Kutai) – menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
  • Prasasti Ciaruteun (Tarumanegara) – berisi pujian kepada Raja Purnawarman.
  • Prasasti Kedukan Bukit (Sriwijaya) – mencatat ekspedisi militer kerajaan.

Prasasti merupakan sumber sejarah utama karena menyajikan informasi otentik dari masa itu.

3. Arca dan Patung

Arca biasanya berupa patung dewa-dewi atau tokoh kerajaan. Selain menjadi objek pemujaan, arca juga menjadi bagian dari seni dan budaya.

Contoh:

  • Arca Ganesha dan Siwa dari peninggalan Kerajaan Singasari.
  • Arca Buddha Amitabha dari masa Sriwijaya.
4. Kitab dan Karya Sastra

Sastra menjadi bagian penting dalam menyebarkan nilai-nilai agama, filosofi, dan ajaran moral. Banyak karya sastra ditulis dalam bahasa Kawi, Sansekerta, atau Melayu Kuno.

Contoh:

  • Negarakertagama – ditulis oleh Mpu Prapanca, menggambarkan kebesaran Majapahit.
  • Sutasoma – karya Mpu Tantular, yang memuat semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
  • Hikayat Raja-Raja Pasai – karya sastra Islam yang menceritakan kerajaan pertama di Nusantara yang menganut Islam.
5. Masjid dan Kompleks Makam

Ringkasan materi peninggalan sejarah kerajaan Nusantara. Pada masa kerajaan Islam, masjid menjadi pusat keagamaan dan pendidikan. Sementara itu, kompleks makam menjadi bagian penting dari sejarah Islam dan silsilah kerajaan.

Contoh:

  • Masjid Agung Demak – dibangun oleh Wali Songo dan raja Demak.
  • Kompleks Makam Sunan Giri – tempat peristirahatan tokoh penyebar Islam.
  • Makam Sultan Iskandar Muda – peninggalan Kesultanan Aceh.

III. Peninggalan Sejarah Berdasarkan Wilayah

1. Pulau Jawa
  • Majapahit: Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, kitab Negarakertagama.
  • Demak: Masjid Agung Demak, peninggalan dakwah Wali Songo.
  • Mataram Kuno: Candi Sewu, Candi Plaosan.
2. Sumatra
  • Sriwijaya: Candi Muaro Jambi, Prasasti Kedukan Bukit.
  • Samudra Pasai: Mata uang emas, Hikayat Raja-Raja Pasai.
3. Kalimantan
  • Kutai Martadipura: Yupa, arca Hindu awal.
  • Kesultanan Banjar: Masjid Sultan Suriansyah, peninggalan budaya Islam.
4. Sulawesi
  • Gowa-Tallo: Benteng Rotterdam, Masjid Katangka.
  • Bone dan Wajo: Sistem pemerintahan adat dan dokumen lontara.
5. Bali
  • Kerajaan Bali Kuno: Prasasti Blanjong, Pura Besakih.
  • Tradisi Hindu masih hidup hingga sekarang, menjadikan Bali sebagai “museum hidup” peninggalan Hindu.

Baca juga: Dari VOC ke Hindia Belanda: Perjalanan Kolonialisme Belanda di Indonesia


IV. Fungsi Peninggalan Sejarah

1. Sumber Informasi

Peninggalan sejarah adalah sumber data primer bagi para sejarawan untuk merekonstruksi kehidupan masa lalu.

2. Sarana Pendidikan

Melalui candi, prasasti, dan karya sastra, siswa bisa belajar tentang nilai budaya, agama, dan sistem pemerintahan.

3. Objek Wisata Sejarah

Beberapa peninggalan telah menjadi destinasi wisata budaya, contohnya Candi Borobudur dan Prambanan.

4. Alat Pemersatu Bangsa

Peninggalan sejarah menunjukkan bahwa Indonesia telah memiliki peradaban tinggi sejak dahulu, menjadi kebanggaan nasional.


V. Upaya Pelestarian Peninggalan Sejarah

Peninggalan sejarah perlu dilestarikan agar generasi mendatang tetap bisa mengenal warisan leluhur. Upaya pelestarian bisa dilakukan dengan:

  • Konservasi fisik oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).
  • Pendidikan dan sosialisasi sejarah di sekolah.
  • Digitalisasi dokumen dan peninggalan.
  • Pemberdayaan masyarakat sekitar situs sejarah.

VI. Tantangan dalam Pelestarian

Tantangan yang sering dihadapi antara lain:

  • Kurangnya kesadaran masyarakat.
  • Alih fungsi lahan situs sejarah.
  • Vandalisme dan pencurian benda purbakala.
  • Kurangnya dana konservasi dari pemerintah.

Perlu kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan untuk menjaga kekayaan sejarah ini.


Kesimpulan

Ringkasan Materi Peninggalan sejarah kerajaan di Nusantara sangat beragam, mulai dari candi, prasasti, arca, masjid, hingga kitab sastra. Peninggalan tersebut bukan hanya menunjukkan kejayaan masa lalu, tapi juga menjadi sumber pembelajaran dan kebanggaan bangsa Indonesia.

Penting bagi generasi muda untuk mengenal, memahami, dan melestarikan peninggalan-peninggalan ini. Dengan begitu, kita tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga merawat identitas dan jati diri bangsa.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa saja contoh peninggalan kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia?

Beberapa contoh peninggalan kerajaan Hindu-Buddha adalah Candi Borobudur, Prambanan, Candi Penataran, Prasasti Yupa, dan kitab Negarakertagama.

2. Apa perbedaan peninggalan kerajaan Hindu-Buddha dan Islam?

Peninggalan Hindu-Buddha umumnya berupa candi dan arca, sedangkan peninggalan kerajaan Islam berupa masjid, makam sultan, dan karya sastra Islam seperti hikayat.

3. Mengapa peninggalan sejarah perlu dilestarikan?

Karena peninggalan sejarah adalah bukti identitas bangsa dan sumber pembelajaran. Tanpa pelestarian, generasi mendatang bisa kehilangan jejak sejarahnya.

4. Bagaimana cara melestarikan peninggalan sejarah?

Dengan menjaga kebersihan, tidak merusak situs, mengedukasi masyarakat, serta mendukung program pemerintah dalam konservasi budaya.

5. Apakah peninggalan sejarah hanya berupa benda fisik?

Tidak. Peninggalan sejarah bisa berupa benda fisik (seperti candi), naskah atau kitab (seperti hikayat), dan bahkan sistem sosial budaya seperti adat dan tradisi.


Referensi

  1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Buku IPS SMP Kelas VIII.
  2. Coedès, George. The Indianized States of Southeast Asia.
  3. Ricklefs, M. C. (2005). Sejarah Indonesia Modern 1200–2004.
  4. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id
  5. https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id

Artikel ini cocok digunakan sebagai materi pelajaran IPS tingkat SMP serta sebagai bacaan umum untuk menambah wawasan sejarah Indonesia. Jika Anda mencari pembelajaran sejarah yang relevan dan menarik, mulailah dari peninggalan kerajaan Nusantara yang kaya akan nilai budaya dan edukasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.