Home » Sejarah » Raja-Raja Terkenal dari Kerajaan Kediri dan Peran Pentingnya dalam Sejarah Nusantara
Posted in

Raja-Raja Terkenal dari Kerajaan Kediri dan Peran Pentingnya dalam Sejarah Nusantara

Raja-Raja Terkenal dari Kerajaan Kediri dan Peran Pentingnya dalam Sejarah Nusantara (ft.istimewa)
Raja-Raja Terkenal dari Kerajaan Kediri dan Peran Pentingnya dalam Sejarah Nusantara (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan Hindu yang pernah berjaya di tanah Jawa, khususnya di wilayah Jawa Timur. Berdiri pada abad ke-11, kerajaan ini merupakan penerus dari Kerajaan Medang atau Mataram Kuno yang berpusat di Jawa Timur. Sejarah mencatat bahwa Raja-raja terkenal dari Kerajaan Kediri mengalami kemajuan besar di bidang sastra, budaya, dan perdagangan. Kejayaan ini tidak lepas dari peran raja-raja besar yang memimpin Kediri pada masa itu.

Artikel ini akan mengulas siapa saja raja-raja terkenal dari Kerajaan Kediri serta bagaimana kontribusi mereka terhadap perkembangan politik, sosial, budaya, dan ekonomi di Nusantara.


Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri berdiri pada tahun 1042 M sebagai hasil pembagian wilayah oleh Raja Airlangga. Ketika Airlangga turun takhta dan memilih menjadi pertapa, ia membagi kerajaannya menjadi dua: Janggala dan Panjalu (Kediri). Tujuannya adalah menghindari perang saudara antara dua anaknya. Kerajaan Panjalu kemudian berkembang menjadi Kediri, dengan pusat pemerintahan di Daha (sekarang Kediri, Jawa Timur).

Seiring waktu, Kediri menjadi kerajaan yang dominan dan menyatukan kembali wilayah Janggala. Di bawah kepemimpinan para raja besar, Kediri tampil sebagai kekuatan penting dalam sejarah Nusantara.


Raja-Raja Terkenal dari Kerajaan Kediri

1. Sri Jayawarsa

Sri Jayawarsa adalah raja pertama dari Kediri yang namanya tercatat dalam Prasasti Sirah Keting (1104 M). Prasasti ini menyebutkan berbagai pemberian dan kebijakan raja kepada masyarakat, termasuk penghapusan pajak untuk rakyat tertentu. Hal ini menunjukkan kebijakan yang berpihak pada rakyat.

Peran penting Sri Jayawarsa:

  • Membangun fondasi awal pemerintahan Kediri.
  • Memberikan perhatian pada kesejahteraan rakyat.
  • Menetapkan struktur pemerintahan yang stabil.
2. Raja Bameswara

Raja Bameswara memerintah sekitar tahun 1117–1130 M. Namanya ditemukan dalam beberapa prasasti, seperti Prasasti Palah. Ia dikenal sebagai raja yang religius dan bijaksana. Ia juga memperkuat legitimasi kekuasaannya dengan mempromosikan ajaran-ajaran Hindu-Siwa.

Peran penting Raja Bameswara:

  • Menjaga kestabilan politik dan sosial.
  • Meningkatkan peran agama Hindu dalam struktur pemerintahan.
  • Mengembangkan pembangunan spiritual dan budaya di kerajaan.
3. Jayabaya (1135–1157 M)

Raja Jayabaya merupakan raja paling terkenal dari Kerajaan Kediri. Ia dikenal sebagai pemimpin besar, bijaksana, dan penuh visi. Namanya melekat kuat dalam sejarah dan kebudayaan Jawa, terutama karena Ramalan Jayabaya yang terkenal hingga saat ini.

Kontribusi besar Jayabaya:

  • Membawa Kerajaan Kediri ke puncak kejayaan.
  • Memperluas wilayah kekuasaan hingga ke sebagian besar Jawa Tengah dan Timur.
  • Menjadi pelindung seni dan sastra. Di masa pemerintahannya, lahir karya sastra besar seperti:
    • Kakawin Bharatayudha oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.
    • Hariwangsa dan Gatotkacasraya.
  • Mendorong perkembangan ekonomi melalui perdagangan yang aktif di Sungai Brantas.
  • Meninggalkan warisan spiritual berupa ramalan yang berpengaruh hingga abad-abad setelahnya.

Ramalan Jayabaya menyebutkan berbagai peristiwa masa depan, termasuk penjajahan dan datangnya tokoh-tokoh penting di tanah Jawa.

4. Raja Kameswara (Memerintah sekitar 1182–1194 M)

Kameswara dikenal sebagai raja yang mencintai seni dan sastra. Ia juga menjadi pelindung para pujangga, yang menghasilkan berbagai karya sastra berbahasa Jawa Kuno.

Peran penting Raja Kameswara:

  • Mendukung penuh pengembangan sastra Jawa Kuno.
  • Menyatukan wilayah Janggala dan Panjalu secara definitif.
  • Memberikan ruang bagi berkembangnya budaya dan kesusastraan lokal.

Pada masa ini muncul karya Smaradahana karya Mpu Dharmaja, yang menggambarkan kemuliaan Raja Kameswara dan kerajaan Kediri sebagai pusat dunia.

5. Raja Kertajaya (1190–1222 M)

Raja Kertajaya adalah raja terakhir dari Kerajaan Kediri. Ia memerintah saat situasi politik menjadi tidak stabil. Kertajaya dikenal karena konfliknya dengan kaum brahmana yang merasa hak-hak mereka dilanggar.

Akibat konflik ini, para brahmana meminta perlindungan kepada Ken Arok dari Tumapel. Terjadilah Pertempuran Ganter pada tahun 1222, yang menyebabkan kekalahan Kertajaya dan runtuhnya Kediri.

Peran dan kontroversi Raja Kertajaya:

  • Memerintah di masa akhir kejayaan Kediri.
  • Menjalankan kebijakan yang dianggap menyudutkan kaum agama (brahmana).
  • Kekalahannya menjadi tonggak berdirinya Kerajaan Singhasari.

Baca juga: Sistem Pemerintahan Kolonial Belanda dan Dampaknya bagi Indonesia


Pengaruh Raja-Raja Kediri dalam Sejarah Nusantara

1. Kebudayaan dan Sastra Jawa Kuno

Para raja Kediri, terutama Jayabaya dan Kameswara, memberikan perhatian besar terhadap pengembangan budaya dan sastra. Karya-karya yang muncul pada masa ini menjadi dasar bagi perkembangan sastra Jawa dan menjadi acuan dalam studi sejarah budaya Indonesia.

2. Sentralisasi Pemerintahan dan Stabilitas Politik

Kediri dikenal dengan sistem pemerintahan yang kuat dan terpusat. Hal ini memungkinkan pembangunan infrastruktur, stabilitas ekonomi, dan kontrol terhadap wilayah kekuasaan. Raja Jayabaya bahkan dikenal memiliki sistem birokrasi yang rapi untuk masa itu.

3. Perdagangan dan Kemakmuran Ekonomi

Kediri memanfaatkan posisi geografisnya yang strategis, yakni di sepanjang Sungai Brantas. Hal ini menjadikan Kediri sebagai pusat perdagangan penting yang terhubung dengan daerah lain di Nusantara bahkan luar negeri.

4. Pengaruh Spiritual dan Ramalan

Ramalan Jayabaya bukan hanya mitos, tetapi menjadi bagian dari kebudayaan politik dan kepercayaan masyarakat Jawa. Banyak penguasa Jawa di masa selanjutnya menggunakan legitimasi spiritual berdasarkan nama Jayabaya.


Kesimpulan

Raja-raja dari Kerajaan Kediri memainkan peran besar dalam membentuk fondasi budaya, ekonomi, dan politik Nusantara. Dari Sri Jayawarsa yang membangun pondasi kerajaan, Jayabaya yang membawa kejayaan besar, hingga Kertajaya yang menyaksikan runtuhnya kerajaan, semua memiliki peran penting.

Kediri bukan hanya kerajaan biasa. Ia adalah simbol kekuatan lokal, pusat budaya dan sastra, serta titik awal munculnya kerajaan-kerajaan besar lain seperti Singhasari dan Majapahit. Warisan raja-raja Kediri tetap hidup dalam naskah sastra, situs sejarah, dan tradisi masyarakat Jawa hingga kini.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Siapa raja terbesar dari Kerajaan Kediri?
Raja Jayabaya dianggap sebagai raja terbesar Kediri. Ia membawa kerajaan ke puncak kejayaan dan dikenal luas karena ramalannya yang legendaris.

2. Apa saja karya sastra terkenal yang muncul di masa Kediri?
Beberapa karya sastra terkenal antara lain Kakawin Bharatayudha, Hariwangsa, Smaradahana, dan Gatotkacasraya. Karya-karya ini menjadi tonggak sastra Jawa Kuno.

3. Mengapa Raja Kertajaya dikalahkan?
Kertajaya mengalami konflik dengan para brahmana karena dianggap tidak menghormati hak-hak mereka. Para brahmana kemudian beraliansi dengan Ken Arok yang akhirnya mengalahkan Kertajaya dalam Pertempuran Ganter (1222).

4. Apakah ramalan Jayabaya benar-benar terbukti?
Ramalan Jayabaya dipercaya oleh sebagian masyarakat Jawa, terutama yang menyangkut penjajahan dan munculnya tokoh-tokoh penting. Meski tidak bersifat ilmiah, ramalan ini sangat berpengaruh dalam budaya politik dan kepercayaan rakyat.

5. Apa peninggalan sejarah dari Kerajaan Kediri?
Peninggalan Kerajaan Kediri meliputi prasasti (Prasasti Hantang, Prasasti Panumbangan), arca, serta naskah sastra. Beberapa situs arkeologi juga ditemukan di wilayah Kediri dan sekitarnya.


Referensi

  • Poesponegoro, Marwati Djoened & Notosusanto, Nugroho. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Muljana, Slamet. Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit. Yogyakarta: LKiS.
  • Prasasti Sirah Keting, Prasasti Hantang, dan Prasasti Panumbangan (Data BPCB Jawa Timur).
  • Kemdikbud RI – https://kebudayaan.kemdikbud.go.id
  • Zoetmulder, P.J. Kalangwan: Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Jakarta: Gramedia, 1983.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.