Home » Sejarah » Raja-Raja Terkenal dalam Kerajaan Mataram Kuno dan Perannya
Posted in

Raja-Raja Terkenal dalam Kerajaan Mataram Kuno dan Perannya

Raja-Raja Terkenal dalam Kerajaan Mataram Kuno dan Perannya (ft.istimewa)
Raja-Raja Terkenal dalam Kerajaan Mataram Kuno dan Perannya (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di wilayah Jawa, khususnya Jawa Tengah dan kemudian Jawa Timur. Kerajaan ini memainkan peran penting dalam perkembangan budaya, agama, dan arsitektur di Nusantara, terutama pada masa klasik Hindu-Buddha. Kejayaan kerajaan ini tidak lepas dari peran raja-raja hebat yang memerintahnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas raja-raja terkenal dalam Kerajaan Mataram Kuno dan kontribusinya terhadap perkembangan politik, budaya, dan spiritual di masa itu.

Sekilas Tentang Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada abad ke-8 M dan berlangsung hingga sekitar abad ke-10 M. Kerajaan ini awalnya berpusat di Jawa Tengah, lalu berpindah ke Jawa Timur pada masa pemerintahan Mpu Sindok. Dua dinasti besar yang memerintah adalah Dinasti Sanjaya (Hindu) dan Dinasti Syailendra (Buddha). Kedua dinasti ini silih berganti memerintah dan bahkan sempat hidup berdampingan.

Keberhasilan dan kemajuan Mataram Kuno sangat dipengaruhi oleh kebijakan dan visi para rajanya. Berikut adalah para raja terkenal dan peran penting mereka dalam sejarah kerajaan ini.


1. Sanjaya (Pendiri Dinasti Sanjaya)

Periode Pemerintahan: Sekitar tahun 732 M
Agama: Hindu (Siwa)

Sanjaya dikenal sebagai raja pertama sekaligus pendiri Dinasti Sanjaya berdasarkan Prasasti Canggal. Ia mendirikan kekuasaan Hindu yang kuat di wilayah Mataram (Jawa Tengah) dan menegakkan ajaran Siwa. Sanjaya dikenal sebagai penguasa yang bijaksana dan penakluk wilayah, membawa stabilitas awal bagi kerajaan. Ia juga memulai pembangunan infrastruktur dan pusat keagamaan Hindu.

Perannya:

  • Mendirikan kerajaan dan memperkuat agama Hindu.
  • Membuka jalan bagi kemajuan budaya dan sistem pemerintahan.

2. Rakai Panangkaran (Raja Toleran dan Religius)

Periode Pemerintahan: Sekitar tahun 760–780 M
Agama: Hindu (namun toleran terhadap Buddha)

Rakai Panangkaran adalah penerus Sanjaya yang dikenal sangat religius dan toleran terhadap agama lain. Meskipun beragama Hindu, ia mendukung pembangunan candi Buddha seperti Candi Kalasan dan Candi Sari. Dalam Prasasti Kalasan (778 M), disebutkan bahwa ia memberikan izin kepada umat Buddha untuk membangun candi bagi Dewi Tara.

Perannya:

  • Mendukung toleransi beragama antara Hindu dan Buddha.
  • Memperluas pengaruh budaya dan politik Mataram ke berbagai wilayah.

3. Raja Samaratungga (Penguasa Dinasti Syailendra)

Periode Pemerintahan: Sekitar tahun 820–850 M
Agama: Buddha Mahayana

Raja Samaratungga berasal dari Dinasti Syailendra yang beragama Buddha. Ia dikenal sebagai raja besar yang membangun Candi Borobudur, salah satu keajaiban dunia dan pusat spiritual Buddha Mahayana. Samaratungga memperkuat pengaruh Syailendra di Jawa dan Sumatra, serta menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Sriwijaya.

Perannya:

  • Membangun Candi Borobudur sebagai lambang kejayaan budaya Buddha.
  • Memperluas diplomasi dan perdagangan maritim.

4. Pramodhawardhani (Putri Samaratungga, Simbol Persatuan)

Periode Aktivitas: Sekitar pertengahan abad ke-9
Agama: Buddha

Pramodhawardhani adalah putri dari Samaratungga yang menikah dengan Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Pernikahan ini menjadi simbol persatuan antara dua dinasti besar—Syailendra (Buddha) dan Sanjaya (Hindu). Bersama suaminya, ia turut membangun candi-candi Buddha seperti Candi Sewu dan Candi Plaosan.

Perannya:

  • Menyatukan Dinasti Syailendra dan Sanjaya melalui pernikahan politik.
  • Mendukung pembangunan candi sebagai pusat pendidikan dan spiritual.

5. Rakai Pikatan (Pemersatu Mataram)

Periode Pemerintahan: Sekitar tahun 850–860 M
Agama: Hindu

Rakai Pikatan dikenal sebagai raja yang berhasil merebut kembali kekuasaan dari Dinasti Syailendra dan mengembalikan dominasi Dinasti Sanjaya. Ia juga memulai pembangunan Candi Prambanan, candi Hindu terbesar di Indonesia. Kepemimpinannya memperkuat kembali pengaruh Hindu di Mataram.

Perannya:

  • Mempersatukan wilayah Mataram di bawah kekuasaan Hindu.
  • Membangun Candi Prambanan sebagai simbol kejayaan Dinasti Sanjaya.

6. Rakai Kayuwangi (Pemulih Stabilitas)

Periode Pemerintahan: Sekitar akhir abad ke-9
Agama: Hindu

Rakai Kayuwangi, anak dari Rakai Pikatan dan Pramodhawardhani, menghadapi banyak konflik internal dan eksternal. Ia dikenal dari Prasasti Balitung dan dianggap sebagai pemimpin yang berhasil menjaga stabilitas kerajaan setelah masa transisi kekuasaan.

Perannya:

  • Menjaga stabilitas kerajaan di masa sulit.
  • Meneruskan pembangunan infrastruktur dan budaya.

Baca juga: Perlawanan Rakyat Aceh: Sejarah Perjuangan Melawan Penjajahan


7. Balitung Maha Sambu (Raja Administratif)

Periode Pemerintahan: Sekitar 899–911 M
Agama: Hindu

Balitung dikenal sebagai raja yang memperkuat sistem pemerintahan dan administrasi kerajaan. Dalam Prasasti Mantyasih, ia menyusun daftar raja-raja sebelumnya untuk melegitimasi kekuasaannya. Pada masa pemerintahannya juga terjadi peningkatan kegiatan perdagangan dan pembangunan.

Perannya:

  • Menyusun sistem birokrasi dan pemerintahan.
  • Mendokumentasikan sejarah kerajaan melalui prasasti.

8. Mpu Sindok (Pendiri Wangsa Isyana)

Periode Pemerintahan: Sekitar tahun 929 M
Agama: Hindu

Mpu Sindok dikenal sebagai raja yang memindahkan pusat kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, karena alasan geologis (kemungkinan letusan Gunung Merapi). Ia mendirikan Dinasti Isyana dan melanjutkan kejayaan Mataram di wilayah timur dengan mendirikan ibu kota di Tamwlang dan kemudian Watugaluh.

Perannya:

  • Memindahkan pusat pemerintahan dan menyelamatkan kelangsungan kerajaan.
  • Mendirikan dinasti baru dan memperkuat pengaruh Hindu di Jawa Timur.

Kesimpulan

Raja-Raja Terkenal dalam Kerajaan Mataram Kuno memainkan peran besar dalam membentuk sejarah dan peradaban Nusantara. Dari Sanjaya hingga Mpu Sindok, mereka tidak hanya membangun kerajaan secara politik, tetapi juga membentuk warisan budaya dan spiritual yang bertahan hingga kini. Candi-candi megah dan prasasti-prasasti sejarah menjadi bukti kehebatan para raja tersebut dalam membangun identitas bangsa.

Kerajaan Mataram Kuno bukan hanya cerita tentang kekuasaan, tetapi juga tentang toleransi, persatuan, dan kejayaan budaya yang berakar dalam sejarah Indonesia.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Siapa raja pertama Kerajaan Mataram Kuno?

Raja pertama adalah Sanjaya, pendiri Dinasti Sanjaya yang memerintah dengan dasar ajaran Hindu Siwa.

2. Siapa yang membangun Candi Borobudur?

Candi Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra pada abad ke-9.

3. Apa peran Pramodhawardhani dalam sejarah Mataram?

Ia adalah putri Samaratungga dan istri Rakai Pikatan, berperan menyatukan dua dinasti besar dan mendukung pembangunan candi-candi Buddha.

4. Mengapa Mpu Sindok memindahkan ibu kota ke Jawa Timur?

Kemungkinan karena bencana alam (seperti letusan Gunung Merapi) dan ancaman politik, sehingga diputuskan untuk memindahkan pusat pemerintahan ke wilayah yang lebih aman.

5. Apakah Dinasti Sanjaya dan Syailendra pernah hidup berdampingan?

Ya, keduanya sempat hidup berdampingan dan bahkan beraliansi melalui pernikahan politik antara Rakai Pikatan dan Pramodhawardhani.


Referensi

  • Soekmono, R. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta: Kanisius, 1988.
  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
  • Coedès, George. The Indianized States of Southeast Asia. University of Hawaii Press, 1968.
  • Situs Resmi Cagar Budaya Kemdikbud: https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id
  • Situs Resmi Borobudur Park: https://borobudurpark.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.