Home » Sejarah » Profil Ken Arok: Pendiri Kerajaan Singasari dan Asal Usulnya yang Legendaris
Posted in

Profil Ken Arok: Pendiri Kerajaan Singasari dan Asal Usulnya yang Legendaris

Profil Ken Arok: Pendiri Kerajaan Singasari dan Asal Usulnya yang Legendaris (ft.istimewa)
Profil Ken Arok: Pendiri Kerajaan Singasari dan Asal Usulnya yang Legendaris (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Ken Arok adalah salah satu tokoh paling terkenal dan kontroversial dalam sejarah Indonesia. Ia dikenal sebagai pendiri Kerajaan Singasari di Jawa Timur dan dianggap sebagai leluhur para raja besar Kerajaan Majapahit. Profil Ken Arok sosoknya dikelilingi oleh kisah-kisah penuh intrik, ambisi, kekuasaan, serta legenda mistis yang tercatat dalam naskah-naskah kuno seperti Pararaton dan Nagarakretagama.

Dalam artikel Profil Ken Arok, kita akan menyelami profil lengkap Ken Arok, mulai dari asal usulnya yang misterius, perjalanan hidupnya, strategi politiknya yang licik namun cerdas, hingga perannya dalam mendirikan salah satu kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Nusantara, yakni Kerajaan Singasari.


Asal Usul Ken Arok: Dari Rakyat Jelata ke Raja

Asal-usul Ken Arok hingga kini masih menjadi misteri yang memikat para sejarawan. Menurut Pararaton (Kitab Raja-Raja), Ken Arok lahir dari seorang perempuan bernama Ken Endok, seorang wanita desa di sekitar daerah Panawijen, Malang. Ia tidak mengetahui siapa ayah kandungnya. Dalam kisah legenda, dikatakan bahwa Ken Arok adalah anak dari Dewa Brahma yang menjelma dalam wujud cahaya.

Setelah dilahirkan, Ken Arok dibuang oleh ibunya karena dianggap sebagai anak haram. Ia kemudian dibesarkan oleh seorang pencuri bernama Lembong. Dari sinilah Ken Arok tumbuh sebagai pemuda jalanan yang cerdik, tangguh, dan penuh ambisi.

Karakteristik Pribadi Ken Arok

Sejak muda, Profil Ken Arok dikenal memiliki kecerdikan, kharisma, dan tekad kuat untuk keluar dari kemiskinan. Ia tidak hanya pandai bertarung, tetapi juga ahli dalam membaca situasi sosial-politik. Hal ini membuatnya mudah bergaul dengan berbagai kalangan, termasuk para bangsawan dan tokoh agama.


Awal Karier: Dari Pengawal ke Penguasa Tumapel

Perjalanan Ken Arok menuju tampuk kekuasaan dimulai saat ia menjadi abdi dari seorang brahmana terkenal bernama Mpu Lohgawe. Mpu Lohgawe melihat potensi besar dalam diri Ken Arok dan membimbingnya agar bisa menjadi pemimpin besar.

Berkat bantuan Mpu Lohgawe, Ken Arok kemudian bekerja di istana Tumapel sebagai pengawal Tunggul Ametung, penguasa Tumapel yang saat itu masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Di istana inilah Ken Arok jatuh cinta kepada Ken Dedes, istri Tunggul Ametung yang cantik jelita.

Menurut kisah dalam Pararaton, Ken Arok melihat tanda keagungan di tubuh Ken Dedes, yang disebut memiliki “wahyu keraton” atau pertanda akan melahirkan keturunan raja. Ken Arok pun berambisi untuk merebut Ken Dedes dan kekuasaan Tunggul Ametung.


Kudeta dan Pembunuhan Berencana

Untuk mewujudkan ambisinya, Ken Arok merancang rencana pembunuhan terhadap Tunggul Ametung. Ia memesan sebilah keris sakti dari Mpu Gandring, seorang empu terkenal. Namun karena keris belum selesai, Ken Arok membunuh Mpu Gandring lebih dulu dan mencuri keris tersebut.

Keris buatan Mpu Gandring ini kemudian digunakan Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung. Ia menyusun rencana sedemikian rupa agar pembunuhan itu tidak tercium dan seolah dilakukan oleh orang lain.

Setelah Tunggul Ametung terbunuh, Ken Arok menikahi Ken Dedes dan secara perlahan mengambil alih kekuasaan di Tumapel. Ia akhirnya memproklamirkan diri sebagai penguasa dan bersiap menantang Kerajaan Kediri.


Pendiri Kerajaan Singasari

Pada tahun 1222, Ken Arok memimpin pasukan Tumapel melawan Raja Kertajaya dari Kerajaan Kediri dalam Perang Ganter. Dalam peperangan ini, Ken Arok berhasil menang telak dan menggulingkan Kediri.

Kemenangan tersebut menjadi awal berdirinya Kerajaan Singasari, dengan Ken Arok sebagai raja pertama yang bergelar Sri Ranggah Rajasa Bhatara Amurwabhumi. Ia juga menjadi pendiri Dinasti Rajasa, dinasti yang nantinya melahirkan para raja besar Kerajaan Majapahit.

Sebagai raja, Ken Arok melakukan konsolidasi kekuasaan dan memperluas pengaruhnya ke wilayah-wilayah sekitarnya. Ia membangun fondasi politik yang kuat untuk menjadikan Singasari sebagai kekuatan baru di Jawa Timur.


Intrik dan Balas Dendam dalam Dinasti

Sayangnya, kehidupan Ken Arok sebagai raja tidak bertahan lama. Ia dibunuh oleh Anusapati, anak tiri sekaligus putra Ken Dedes dari Tunggul Ametung. Anusapati membalas kematian ayah kandungnya yang dibunuh Ken Arok dengan menggunakan keris Mpu Gandring—senjata yang sama yang dulu digunakan Ken Arok.

Pembunuhan ini menjadi awal dari siklus balas dendam berdarah dalam keluarga kerajaan. Dinasti Rajasa terus mengalami intrik dan saling membunuh antar anggota keluarga, hingga akhirnya mencapai stabilitas pada masa pemerintahan Wisnuwardhana dan puncaknya di era Raja Kertanegara.

Baca juga: Strategi Belanda dalam Menguasai Indonesia: Politik Adu Domba dan Monopoli Dagang


Ken Arok dalam Perspektif Sejarah dan Legenda

Ken Arok adalah figur yang sulit dipisahkan antara fakta sejarah dan mitos. Dalam literatur seperti Pararaton, ia digambarkan sebagai tokoh setengah dewa, penuh siasat, namun juga pembunuh berdarah dingin. Namun demikian, warisannya dalam membangun Dinasti Rajasa dan meletakkan dasar bagi Kerajaan Majapahit menjadikannya tokoh kunci dalam sejarah Indonesia.

Nilai Historis Ken Arok:
  • Mewakili perjuangan dari rakyat jelata menjadi penguasa.
  • Pelopor terbentuknya kerajaan besar di Jawa Timur pasca-Kediri.
  • Pendiri Dinasti Rajasa, cikal bakal Kerajaan Majapahit.

Warisan Ken Arok di Masa Kini

Ken Arok tetap dikenang dalam sejarah nasional sebagai tokoh pendiri kerajaan. Beberapa peninggalan yang berkaitan dengannya masih dapat ditemui di Malang dan sekitarnya, seperti:

  • Candi Kidal: Diyakini sebagai tempat pemakaman Ken Arok.
  • Candi Singosari: Berkaitan dengan raja-raja penerusnya, terutama Kertanegara.
  • Arca Dwarapala: Patung penjaga di pintu masuk kerajaan.
  • Prasasti-prasasti Dinasti Rajasa: Menyebut silsilah keturunan Ken Arok.

Kesimpulan

Ken Arok adalah tokoh bersejarah yang luar biasa. Perjalanan hidupnya dari rakyat miskin hingga menjadi raja menggambarkan keberanian, strategi, dan ambisi yang besar. Meskipun tindakannya penuh kontroversi, ia berhasil membangun kerajaan yang menjadi tonggak awal kejayaan Hindu-Buddha di Jawa Timur. Dinasti yang ia dirikan bahkan melahirkan Majapahit, kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara.

Dengan kisah yang penuh drama, mitos, dan pelajaran politik, Ken Arok tetap menjadi simbol perubahan sosial dan politik dalam sejarah klasik Indonesia.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Siapa sebenarnya Ken Arok?

Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari dan tokoh legendaris yang berasal dari rakyat biasa. Ia dikenal karena berhasil merebut kekuasaan melalui strategi cerdik dan ambisi besar.

2. Bagaimana Ken Arok bisa menjadi raja?

Ken Arok membunuh penguasa Tumapel, Tunggul Ametung, dan menikahi istrinya, Ken Dedes. Ia kemudian melawan Raja Kediri dan mendirikan Kerajaan Singasari.

3. Apa peran Mpu Gandring dalam kisah Ken Arok?

Mpu Gandring adalah empu yang membuat keris pesanan Ken Arok. Namun Ken Arok membunuhnya dan menggunakan keris itu untuk membunuh Tunggul Ametung. Keris ini dipercaya membawa kutukan tujuh keturunan.

4. Apa hubungan Ken Arok dengan Majapahit?

Ken Arok adalah leluhur Dinasti Rajasa, dinasti yang melahirkan para raja besar Majapahit, seperti Raden Wijaya dan Hayam Wuruk.

5. Di mana Ken Arok dimakamkan?

Ken Arok diyakini dimakamkan di Candi Kidal, yang terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur.


Referensi

  1. Soekmono, Drs. R. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta: Kanisius, 1988.
  2. Pigeaud, T.G. Th. Java in the 14th Century. The Hague: Martinus Nijhoff, 1960.
  3. Slamet Muljana. Ken Arok: Raja Singasari. Yogyakarta: LKIS, 2005.
  4. Ricklefs, M. C. Sejarah Indonesia Modern 1200–2008. Jakarta: Serambi, 2008.
  5. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id – Direktorat Jenderal Kebudayaan
  6. https://candi.perpusnas.go.id – Data Situs Candi Kidal dan Singosari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.