Pra Aksara Zaman Tembaga dan Zaman Besi

Pra Aksara Zaman Tembaga dan Zaman Besi di Indonesia

Pra Aksara Zaman Tembaga dan Zaman Besi, Indonesia tidak mengalami zaman tembaga. Hal ini dibuktikan dengan tidak ditemukannya peninggalan-peninggalan benda tembaga purba di Indonesia. Setelah zaman perunggu, bangsa Indonesia langsung memasuki zaman besi.

Zaman Besi

Pra Aksara Zaman Tembaga dan Zaman Besi, kebudayaan besi banyak menghasilkan benda yang berupa peralatan hidup dan senjata. Peralatan besi sangat jarang ditemukan. Hal ini karena besi mudah berkarat dan telah hancur ketika ditemukan. Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan.

Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.

Benda-benda besi

Zaman besi menghasilkan benda-benda peralatan hidup dan senjata seperti: tombak, mata panah, sabit, mata pisau, kapak, pedang dan mata bajak. Benda-benda besi ditemukan di Bogor, Besuki, Punung Jawa Timur dan daerah Gunung Kidul Yogyakarta.

Mata tombak

Ternyata diciptakan jauh lebih lama daripada yang diduga. Alat tersebut diciptakan sejak sekitar 500.000 tahun lalu, 200.000 tahun lebih tua dari dugaan. Hasil riset mengungkapkan, mata tombak dikembangkan untuk mengefektifkan fungsi tombak dalam membunuh.

Spesies manusia neanderthals dan homo sapiens memiliki keahlian membuat mata tombak pada zaman berikutnya karena kemampuan yang diturunkan dari nenek moyang sebelumnya.

Dari bentuk patahan dan pola kerusakan yang ada pada artefak, peneliti yakin bahwa mata tombak itu berasal dari masa 500.000 tahun lalu.

Mata Panah

Memiliki fungsi ekonomi antara lain sebagai alat untuk menangkap ikan. Terbuat dari batu serpih, tulang, dan kemunginan besar juga kayu yang diruncing bagian ujungnya dan dibuat bergerigi pada bagian pinggirnya.

Jadi memiliki bentuk yang berbeda dengan mata panah untuk berburu. Banyak ditemukan di dalam gu-gua yang ada di daerah patai atau sungai. Mata Sabit, digunakan untuk menyabit tumbuh-tumbuhan.

Pisau

Ialah alat yang digunakan untuk memotong sebuah benda. Pisau terdiri dari dua bagian utama, yaitu bilah pisau dan gagang atau pegangan pisau. Bilah pisau terbuat dari logam pipih yang tepinya dibuat tajam. Tepi yang tajam ini disebut mata pisau.

Pegangan pisau umumnya berbentuk memanjang agar dapat digenggam dengan tangan. Bentuk umum pisau mirip dengan pedang, bedanya adalah bahwa bilah pedang lebih panjang daripada bilah pisau.

Bila pisau terlalu kecil untuk memotong sesuatu, gergaji atau kapak diperlukan untuk membantu peralatan tersebut.

Kapak besi atau kadang

Disebut dengan kampak adalah sebuah alat yang biasanya terbuat dari logam yang diikat pada sebuah tangkai, dan biasanya tangkainya terbuat dari kayu. Kapak adalah salah satu alat manusia yang sudah sangat tua usianya, sama umurnya dengan saat manusia pertama kali membuat alat dari batu dan kayu.

Hanya bedaya jiak kapak tersebut di buat zaman batu maka kapak terbuat dari batu. Namun kiaika pada zaman besi ini maka kapak terbuat dari besi. Kapak sangat berguna dan penggunaannya cukup luas dimulai dari sebagai perkakas pemotong kayu sampai sebagai senjata perang.

Pedang

Adalah sejenis senjata tajam yang memiliki bilah panjang. Pedang dapat memiliki dua sisi tajam atau hanya satu sisi tajam saja. Di beberapa kebudayaan jika dibandingkan senjata lainnya, pedang biasanya memiliki prestise lebih atau paling tinggi.

Bilah pedang biasanya dibuat dari logam keras seperti besi atau baja. Meski begitu terdapat pedang dari emas yang digunakan sebagai hiasan saja. Untuk keperluan perkakas rumah tangga, manusia pra aksara pada zaman besi masih menggunakan gerabah dari tanah liat.

Budaya gerabah dari tanah liat ini rupanya tidak tergeser oleh alat-alat dari bahan logam. Namun dalam perkembangannya, pembuatan tanah liat menjadi lebih halus dan berkembang dalam bentuk gerabah dan perhiasan manik-manik.

Baca juga Pra Aksara pada Masa Zaman Logam di Indonesia

Peralatan gerabah dan manik-manik banyak ditemukan di Bali, Jawa Barat, Pulau Sumba, Sulawesi Selatan dan Sampung kabupaten Ponorogo Jawa Timur.


Comments

3 responses to “Pra Aksara Zaman Tembaga dan Zaman Besi di Indonesia”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.