Home » Sejarah » Pertempuran Sunda Kelapa 1527: Kemenangan Fatahillah atas Portugis
Posted in

Pertempuran Sunda Kelapa 1527: Kemenangan Fatahillah atas Portugis

Pertempuran Sunda Kelapa 1527: Kemenangan Fatahillah atas Portugis (ft.istimewa)
Pertempuran Sunda Kelapa 1527: Kemenangan Fatahillah atas Portugis (ft.istimewa)

Pertempuran Sunda Kelapa pada tahun 1527 adalah salah satu peristiwa bersejarah penting dalam perjalanan panjang bangsa Indonesia. Dalam peristiwa ini, seorang panglima perang dari Kesultanan Demak bernama Fatahillah berhasil mengusir bangsa Portugis dari pelabuhan Sunda Kelapa, yang saat itu menjadi wilayah strategis Kerajaan Sunda Pajajaran. Pertempuran Sunda Kelapa 1527, kemenangan ini tidak hanya bersifat militer, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam penyebaran Islam di wilayah barat Pulau Jawa dan lahirnya kota yang kini dikenal sebagai Jakarta.

Artikel ini akan mengulas secara lengkap latar belakang, jalannya pertempuran, tokoh utama, dampak dari kemenangan Fatahillah, serta nilai sejarah yang terkandung dalam peristiwa tersebut.


Latar Belakang Pertempuran

1. Persaingan Dagang dan Politik

Pada awal abad ke-16, wilayah Nusantara menjadi pusat perhatian bangsa-bangsa Eropa karena kekayaan rempah-rempahnya. Portugis, yang pertama kali tiba di Malaka tahun 1511, berambisi menguasai jalur perdagangan rempah dan mencari sekutu di wilayah barat Jawa.

Di sisi lain, Kerajaan Sunda (Pajajaran) yang beragama Hindu masih berkuasa di wilayah barat Jawa dan menjalin kerja sama dengan Portugis untuk melindungi diri dari ancaman Kesultanan Demak — kerajaan Islam yang sedang berkembang pesat di Jawa bagian tengah.

2. Perjanjian Sunda-Portugis

Pada tahun 1522, Kerajaan Sunda dan Portugis menandatangani perjanjian kerja sama dagang dan militer. Salah satu isi penting perjanjian tersebut adalah Portugis diizinkan membangun benteng di pelabuhan Sunda Kelapa sebagai bentuk perlindungan terhadap ancaman luar, terutama dari Demak.

Namun pembangunan benteng ini belum terlaksana sepenuhnya ketika Demak, yang menganggap kehadiran Portugis sebagai ancaman penyebaran Islam dan dominasi lokal, memutuskan untuk melakukan serangan.


Tokoh Sentral: Fatahillah Sang Panglima

Fatahillah, atau yang dikenal juga dengan nama Falatehan, adalah seorang tokoh militer dan ulama yang berasal dari Pasai, Aceh. Ia adalah bagian dari gerakan penyebaran Islam di Nusantara dan dipercaya oleh Sultan Trenggana dari Demak untuk memimpin pasukan ke wilayah barat Jawa.

Fatahillah dikenal sebagai sosok yang cerdas, religius, dan memiliki strategi perang yang mumpuni. Ia berhasil menyatukan kekuatan militer dan dakwah dalam misinya menaklukkan Sunda Kelapa.


Jalannya Pertempuran Sunda Kelapa

Pada tahun 1527, Fatahillah memimpin pasukan dari Demak dan Cirebon menuju Sunda Kelapa. Ketika itu, pasukan Portugis belum sepenuhnya membangun benteng, sehingga posisi mereka cukup lemah.

Setibanya di Sunda Kelapa, pasukan Fatahillah melakukan penyerangan terencana yang melibatkan kekuatan darat dan laut. Pertempuran berlangsung sengit, tetapi tidak terlalu lama karena Portugis berada dalam posisi defensif yang buruk dan tidak mendapat dukungan penuh dari Kerajaan Sunda.

Fatahillah berhasil memukul mundur Portugis dan menguasai pelabuhan Sunda Kelapa. Sebagai tanda kemenangan, nama pelabuhan ini diubah menjadi Jayakarta, yang berarti “kemenangan yang sempurna”.


Dampak dari Kemenangan Fatahillah

1. Lahirnya Jayakarta (cikal bakal Jakarta)

Kemenangan Fatahillah atas Portugis tidak hanya bermakna militer, tetapi juga simbol perubahan identitas dan kekuasaan. Sunda Kelapa yang sebelumnya dikuasai Kerajaan Sunda dan berorientasi pada kerja sama dengan bangsa Eropa, berubah menjadi wilayah kekuasaan Islam.

Nama Jayakarta kemudian menjadi dasar berdirinya kota Jakarta yang kini menjadi ibu kota Republik Indonesia. Setiap tanggal 22 Juni diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Jakarta, merujuk pada peristiwa kemenangan Fatahillah ini.

2. Penyebaran Islam di Jawa Barat

Setelah berhasil menguasai Sunda Kelapa, Fatahillah melanjutkan penyebaran Islam di wilayah sekitarnya. Ia dikenal sebagai pendiri dan pemimpin beberapa pesantren dan pusat dakwah, serta menjadi tokoh penting dalam Islamisasi wilayah Jawa Barat yang sebelumnya didominasi oleh Hindu-Buddha.

3. Melemahnya Pengaruh Portugis

Kekalahan Portugis di Sunda Kelapa merupakan pukulan telak. Mereka kehilangan kesempatan untuk membangun basis kuat di Jawa dan harus berkonsentrasi di wilayah timur Indonesia seperti Maluku. Hal ini memperlemah ambisi Portugis dalam menguasai seluruh jalur rempah-rempah di Nusantara.


Sunda Kelapa: Pelabuhan Strategis

Pelabuhan Sunda Kelapa memiliki peran penting dalam perdagangan internasional pada abad ke-15 dan ke-16. Pelabuhan ini menjadi tempat bertemunya pedagang dari Tiongkok, India, Arab, hingga Eropa. Komoditas seperti lada, beras, kayu, dan hasil hutan banyak diekspor melalui pelabuhan ini.

Penguasaan atas Sunda Kelapa berarti penguasaan atas arus dagang dan kontrol ekonomi kawasan barat Jawa. Hal inilah yang menjadikan pertempuran untuk merebut pelabuhan tersebut sangat penting secara geopolitik.

Baca juga: Strategi VOC dalam Menguasai Nusantara: Monopoli Dagang dan Politik Adu Domba


Warisan Sejarah Pertempuran Sunda Kelapa

Hingga saat ini, pertempuran Sunda Kelapa tahun 1527 dikenang sebagai salah satu simbol perlawanan lokal terhadap kekuatan asing. Beberapa bentuk warisan yang bisa ditemukan hingga kini antara lain:

  • Nama Jakarta yang berasal dari Jayakarta, hasil kemenangan Fatahillah.
  • Monumen Fatahillah dan Museum Sejarah Jakarta yang terletak di Kota Tua.
  • Pelabuhan Sunda Kelapa yang masih aktif dan menjadi destinasi wisata sejarah.
  • Hari Jadi Jakarta (22 Juni) sebagai peringatan sejarah penting dalam pembentukan identitas nasional.

Nilai dan Pembelajaran dari Pertempuran Sunda Kelapa

  1. Semangat Perlawanan terhadap Penjajahan
    Pertempuran ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sejak dulu tidak pasif terhadap kekuatan asing yang datang untuk menguasai wilayahnya.
  2. Pentingnya Persatuan dalam Mencapai Tujuan
    Keberhasilan Fatahillah dicapai melalui kerja sama antara Demak, Cirebon, dan kekuatan lokal lainnya yang bersatu untuk menghadapi musuh bersama.
  3. Peran Strategi dan Kepemimpinan
    Kepemimpinan Fatahillah yang cerdas dan penuh visi menjadi kunci dalam keberhasilan penaklukan Sunda Kelapa. Ia mampu menggabungkan misi dakwah dengan perjuangan militer secara efektif.
  4. Perubahan Budaya dan Identitas
    Kemenangan ini juga menandai pergeseran budaya dan keagamaan di wilayah barat Jawa, mempercepat proses Islamisasi di kawasan tersebut.

Penutup

Pertempuran Sunda Kelapa tahun 1527 merupakan salah satu titik balik dalam sejarah Nusantara. Kemenangan Fatahillah bukan hanya tentang penaklukan pelabuhan strategis, tetapi juga mencerminkan semangat kemandirian, transformasi budaya, dan penyebaran agama Islam. Jayakarta, yang lahir dari kemenangan ini, kemudian berkembang menjadi Batavia di era kolonial, dan akhirnya menjadi Jakarta — pusat pemerintahan dan ekonomi Indonesia saat ini.

Sebagai bangsa, kita patut mengenang peristiwa ini sebagai bagian penting dari identitas dan perjalanan panjang sejarah Indonesia.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Siapa Fatahillah dan dari mana asalnya?
Fatahillah atau Falatehan adalah panglima perang dan ulama dari Pasai (Aceh), yang memimpin pasukan Kesultanan Demak dalam penaklukan Sunda Kelapa pada tahun 1527.

2. Mengapa Portugis ingin menguasai Sunda Kelapa?
Portugis ingin membangun benteng dan menguasai jalur perdagangan rempah-rempah di barat Jawa, serta menjalin aliansi dengan Kerajaan Sunda untuk memperluas kekuasaan mereka di Nusantara.

3. Apa yang terjadi setelah Sunda Kelapa direbut oleh Fatahillah?
Setelah direbut, nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta. Wilayah ini kemudian menjadi bagian dari kekuasaan Islam dan berkembang menjadi kota yang kini dikenal sebagai Jakarta.

4. Apa dampak jangka panjang dari pertempuran Sunda Kelapa?
Dampaknya antara lain melemahnya posisi Portugis di Jawa, penyebaran Islam di wilayah barat Jawa, dan munculnya Jayakarta yang kelak menjadi Batavia dan Jakarta.

5. Mengapa 22 Juni diperingati sebagai Hari Jadi Jakarta?
Karena pada tanggal 22 Juni 1527, Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa dari Portugis dan mengganti namanya menjadi Jayakarta, yang menjadi awal mula berdirinya kota Jakarta.


Referensi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.