Home » Sejarah » Perlawanan Kesultanan Malaka terhadap Portugis: Sebuah Pertempuran Sejarah
Posted in

Perlawanan Kesultanan Malaka terhadap Portugis: Sebuah Pertempuran Sejarah

Perlawanan Kesultanan Malaka terhadap Portugis: Sebuah Pertempuran Sejarah (ft.istimewa)
Perlawanan Kesultanan Malaka terhadap Portugis: Sebuah Pertempuran Sejarah (ft.istimewa)

Penaklukan Malaka oleh Portugis pada tahun 1511 merupakan peristiwa penting dalam sejarah Asia Tenggara. Namun, di balik keberhasilan Portugis merebut salah satu pelabuhan strategis di kawasan ini, tersimpan kisah perlawanan sengit dari Kesultanan Malaka. Perlawanan ini bukan hanya tentang mempertahankan kekuasaan politik, tetapi juga mempertahankan identitas budaya, agama, dan kedaulatan terhadap ancaman kolonialisme Eropa yang baru saja memasuki dunia timur. Bagaimana Perlawanan Kesultanan Malaka terhadap Portugis: Sebuah Pertempuran Sejarah?

Artikel Perlawanan Kesultanan Malaka terhadap Portugis ini akan mengulas secara komprehensif tentang perlawanan Kesultanan Malaka terhadap ekspansi Portugis. Kita akan membahas latar belakang konflik, tokoh-tokoh penting, strategi perlawanan, serta dampak jangka panjang yang ditimbulkan dari pertempuran tersebut dalam sejarah kawasan Asia Tenggara.


Latar Belakang Penaklukan Portugis atas Malaka

1. Posisi Strategis Malaka

Malaka pada abad ke-15 adalah salah satu pelabuhan terpenting di dunia. Terletak di jalur pelayaran antara India dan Tiongkok, Malaka menjadi pusat perdagangan internasional yang ramai dan makmur. Kesultanan Malaka berhasil membangun reputasi sebagai kekuatan maritim dan ekonomi yang disegani.

2. Ambisi Portugis

Setelah keberhasilan Vasco da Gama mencapai India pada tahun 1498, Portugis semakin berambisi untuk menguasai pusat-pusat perdagangan di Asia. Dengan dukungan Raja Manuel I, Portugis di bawah pimpinan Afonso de Albuquerque berencana merebut Malaka sebagai kunci penguasaan perdagangan rempah-rempah di kawasan.

3. Ketegangan Diplomatik

Sebelum penyerangan, Portugis telah mengirim utusan diplomatik ke Kesultanan Malaka. Namun hubungan antara kedua pihak memburuk akibat perlakuan tidak baik terhadap utusan Portugis dan dugaan mata-mata. Ketegangan ini kemudian memicu serangan militer langsung pada tahun 1511.


Penyerangan Malaka oleh Portugis (1511)

1. Kekuatan Armada Portugis

Afonso de Albuquerque datang dengan armada yang kuat: sekitar 18 kapal dan 1.200 prajurit, lengkap dengan senjata api, meriam, dan strategi perang modern. Mereka sangat siap menghadapi perlawanan Kesultanan Malaka.

2. Pertahanan Kesultanan Malaka

Sultan Mahmud Shah, penguasa Malaka saat itu, memiliki pasukan yang besar namun kurang modern dalam hal persenjataan. Pasukan Kesultanan terdiri dari prajurit lokal dan sukarelawan dari pelabuhan-pelabuhan sekitar. Meskipun mereka memiliki semangat tinggi, persenjataan mereka kalah jauh dibanding Portugis.

3. Pertempuran Sengit

Pertempuran terjadi selama beberapa minggu. Portugis menyerang dari laut dan melakukan pengepungan ke benteng dan istana. Meskipun pasukan Kesultanan bertempur habis-habisan, akhirnya Portugis berhasil menguasai kota Malaka pada bulan Agustus 1511. Sultan Mahmud Shah melarikan diri ke pedalaman dan kemudian ke Johor.


Perlawanan Kesultanan Malaka Pasca 1511

1. Pelarian dan Konsolidasi di Johor

Setelah jatuhnya Malaka, Sultan Mahmud Shah tidak menyerah. Ia mengungsi ke Johor dan mendirikan Kesultanan Johor sebagai penerus sah Kesultanan Malaka. Dari sana, ia mengorganisasi serangan-serangan terhadap Portugis di Malaka.

2. Serangan-serangan Terhadap Malaka

Antara tahun 1511 hingga 1526, Sultan Mahmud Shah dan kemudian putranya Sultan Alauddin Riayat Shah II melancarkan berbagai serangan terhadap Portugis di Malaka. Mereka bekerja sama dengan pedagang-pedagang Muslim, serta membentuk aliansi dengan kesultanan lain, seperti Aceh dan Jepara.

Serangan ini mencakup:

  • Gangguan terhadap kapal dagang Portugis.
  • Pengepungan kota Malaka dari darat dan laut.
  • Pemblokadean jalur pasokan Portugis.
3. Keterlibatan Kesultanan Lain

Kesultanan Malaka mendapatkan dukungan dari kerajaan-kerajaan lain yang merasa terancam oleh kehadiran Portugis. Kesultanan Aceh secara aktif melawan Portugis dan menyerang Malaka beberapa kali, bahkan hingga awal abad ke-17.

Kesultanan Demak dan Jepara dari Jawa juga mengirim armada untuk membantu perlawanan terhadap Portugis di Malaka. Hal ini menunjukkan bahwa perlawanan terhadap Portugis bukan hanya lokal, tetapi bersifat regional.


Strategi Perlawanan Kesultanan Malaka dan Sekutunya

1. Perang Gerilya dan Laut

Kekuatan utama Portugis ada pada armada dan senjata api. Namun, pasukan Kesultanan menggunakan taktik perang gerilya, menyerang pos-pos Portugis secara tiba-tiba dan kemudian mundur. Di laut, mereka menggunakan perahu-perahu kecil dan cepat untuk mengganggu kapal logistik Portugis.

2. Diplomasi dan Aliansi Regional

Sultan Mahmud Shah dan penerusnya membangun jaringan aliansi politik dengan kerajaan-kerajaan Melayu dan Nusantara. Mereka menyatukan kekuatan dalam menolak dominasi asing atas jalur dagang. Hal ini penting untuk mempertahankan eksistensi Islam dan budaya lokal.

3. Menyebarkan Sentimen Anti-Kolonial

Kesultanan Malaka dan Johor juga memanfaatkan sentimen keagamaan dan kebudayaan untuk membangkitkan semangat rakyat. Portugis dilihat sebagai penjajah Kristen yang mengancam kedaulatan dan agama Islam. Hal ini memperkuat dukungan rakyat terhadap perlawanan.

Baca juga: Hubungan Diplomasi Indonesia di Era Kepemimpinan Gus Dur


Dampak dari Perlawanan Kesultanan Malaka

1. Melemahnya Dominasi Portugis

Meskipun Portugis tetap menguasai Malaka hingga 1641, perlawanan yang terus-menerus menyebabkan:

  • Kerugian ekonomi dan militer.
  • Terhambatnya penguasaan jalur dagang secara penuh.
  • Berkurangnya pengaruh di wilayah sekitar.
2. Lahirnya Kesultanan Johor dan Aceh sebagai Pusat Baru

Perlawanan Kesultanan Malaka melahirkan kekuatan-kekuatan baru seperti Johor dan Aceh yang menjadi penantang serius dominasi Portugis dan kelak juga Belanda.

3. Menginspirasi Perlawanan Selanjutnya

Perlawanan Kesultanan Malaka menjadi inspirasi bagi kerajaan-kerajaan lain dalam menghadapi kekuatan kolonial. Semangat mempertahankan agama, tanah air, dan identitas budaya tetap hidup dan menjadi pondasi perjuangan panjang melawan kolonialisme Eropa.


Akhir Kekuasaan Portugis di Malaka

Setelah lebih dari satu abad menduduki Malaka, VOC Belanda bersama Kesultanan Johor berhasil merebut Malaka pada tahun 1641. Ini menjadi akhir kekuasaan Portugis di Semenanjung Malaya. Kekalahan tersebut menjadi bukti bahwa strategi kolonial yang hanya mengandalkan kekuatan militer tidak selalu berhasil dalam jangka panjang tanpa dukungan lokal.


Kesimpulan

Perlawanan Kesultanan Malaka terhadap Portugis adalah salah satu babak heroik dalam sejarah Asia Tenggara. Meskipun Malaka jatuh ke tangan penjajah, semangat perjuangan Sultan Mahmud Shah dan rakyatnya tidak pernah padam. Mereka melanjutkan perlawanan melalui Kesultanan Johor dan membentuk aliansi dengan kerajaan-kerajaan lain untuk menolak dominasi asing.

Perlawanan ini menunjukkan bahwa meskipun kekuatan militer Eropa sangat besar, persatuan, strategi gerilya, dan semangat mempertahankan kedaulatan mampu menjadi senjata yang efektif. Kisah ini patut dikenang sebagai inspirasi perjuangan melawan kolonialisme dan penjajahan dalam sejarah bangsa-bangsa Asia Tenggara.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Kapan Portugis berhasil menaklukkan Malaka?
Portugis merebut Malaka pada bulan Agustus tahun 1511 di bawah pimpinan Afonso de Albuquerque.

2. Siapa pemimpin Kesultanan Malaka saat Portugis menyerang?
Sultan Mahmud Shah adalah penguasa Malaka saat penyerangan Portugis.

3. Apa saja bentuk perlawanan Kesultanan Malaka terhadap Portugis?
Perlawanan dilakukan melalui serangan militer langsung, perang gerilya, pembentukan aliansi regional, serta penyebaran semangat perjuangan berbasis agama dan budaya.

4. Apakah Kesultanan Malaka berhasil mengusir Portugis?
Meskipun tidak berhasil merebut kembali Malaka, perlawanan mereka memperlemah dominasi Portugis dan menginspirasi kekuatan lain untuk melawan kolonialisme.

5. Kapan Portugis kehilangan kekuasaan atas Malaka?
Portugis akhirnya kehilangan Malaka pada tahun 1641 ketika VOC Belanda dan Kesultanan Johor berhasil merebut kota tersebut.


Referensi:


Artikel ini disusun sebagai bagian dari sumber belajar sejarah untuk siswa dan masyarakat umum. Tersedia juga di platform pembelajaran online buguruku.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.