Perkembangan moral peserta didik (ft/istimewa)

PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK

c. Norma-norma interpersonal

Norma-norma interpersonal adalah seperangkat aturan yang mengatur hubungan antarindividu dalam suatu kelompok atau masyarakat. Norma-norma ini biasanya berkaitan dengan nilai-nilai moral dan etika yang diterima oleh masyarakat.

Contoh dari norma-norma interpersonal adalah:

  1. Norma sopan santun: Aturan yang mengatur perilaku seseorang terhadap orang lain dalam berkomunikasi, seperti menggunakan bahasa yang sopan, tidak berbicara dengan suara yang keras, dan memberikan salam ketika bertemu.
  2. Norma saling menghormati: Aturan yang mengharuskan seseorang untuk menghormati hak-hak dan martabat orang lain. Misalnya, tidak melakukan tindakan yang merendahkan atau merugikan orang lain.
  3. Norma toleransi: Aturan yang menuntut seseorang untuk menerima perbedaan pendapat dan cara pandang orang lain, dan tidak melakukan diskriminasi terhadap kelompok tertentu.
  4. Norma kejujuran: Aturan yang mengharuskan seseorang untuk selalu berkata jujur dan tidak berbohong. Norma ini juga meliputi kewajiban untuk mengakui kesalahan atau kekurangan diri sendiri.
  5. Norma solidaritas: Aturan yang mengharuskan seseorang untuk memperhatikan dan membantu orang lain yang membutuhkan, baik secara finansial, moral, atau sosial.

Norma-norma interpersonal sangat penting dalam membentuk hubungan antarindividu yang baik dan harmonis dalam masyarakat. Mereka juga membantu dalam membentuk identitas sosial dan moral individu dan mempromosikan nilai-nilai positif dalam masyarakat. Oleh karena itu, norma-norma interpersonal harus dipatuhi oleh semua anggota masyarakat untuk menciptakan masyarakat yang adil, harmonis, dan berkeadilan.

d. Orientasi otoritas

Orientasi otoritas adalah salah satu tahap perkembangan moral menurut teori Lawrence Kohlberg. Tahap ini termasuk dalam level 1 atau tahap prakonvensional dalam perkembangan moral.

Pada tahap orientasi otoritas, individu menilai moralitas berdasarkan perspektif otoritas atau orang yang memiliki kekuasaan atau status yang lebih tinggi. Individu pada tahap ini cenderung mematuhi aturan dan norma moral karena takut akan hukuman atau sanksi yang diberikan oleh pihak otoritas.

Contohnya, seorang anak pada tahap ini mungkin akan menghindari perilaku yang dilarang oleh orang tua atau Pendidik karena takut akan dihukum atau mendapatkan sanksi. Ia tidak mempertimbangkan apakah perilaku tersebut benar atau salah, melainkan hanya berfokus pada menghindari konsekuensi negatif.

Perkembangan moral peserta didik. Namun, individu pada tahap orientasi otoritas masih belum mampu memahami norma moral secara abstrak atau melihat masalah dari sudut pandang orang lain. Mereka hanya mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh pihak otoritas tanpa mempertanyakan kebenaran atau keadilan aturan tersebut.

Secara umum, tahap orientasi otoritas menunjukkan bahwa individu pada tahap ini masih tergantung pada kekuasaan atau status orang lain dalam menentukan apa yang benar atau salah. Mereka belum mampu memahami konsep moralitas secara independen atau mempertimbangkan perspektif orang lain. Hal ini merupakan ciri khas dari tahap prakonvensional dalam perkembangan moral.

Baca juga KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK ABAD 21

e. Orientasi Kontrak sosial

Orientasi kontrak sosial adalah salah satu tahap perkembangan moral menurut teori Lawrence Kohlberg. Tahap ini termasuk dalam level 2 atau tahap konvensional dalam perkembangan moral.

Pada tahap orientasi kontrak sosial, individu mulai memahami bahwa norma moral bukan hanya sekadar perintah dari otoritas atau hukuman, tetapi ada di dalam kontrak sosial. Kontrak sosial adalah kesepakatan bersama dalam masyarakat tentang bagaimana individu-individu berinteraksi satu sama lain.

Perkembangan moral peserta didik. Individu pada tahap orientasi kontrak sosial melihat moralitas sebagai sebuah kesepakatan sosial di mana setiap orang harus mematuhi norma dan aturan tertentu demi kepentingan bersama. Mereka memahami bahwa norma-norma moral bukan hanya ditentukan oleh otoritas, tetapi juga dipertimbangkan oleh kepentingan bersama dan keadilan sosial.

Contohnya, seorang individu pada tahap ini mungkin akan mematuhi aturan atau norma moral tertentu karena ia memahami bahwa aturan tersebut bermanfaat bagi kepentingan bersama dan untuk mencapai tujuan bersama. Ia juga mungkin akan mempertimbangkan pandangan orang lain dan mencoba mencapai kesepakatan bersama dalam memecahkan masalah.

Namun, individu pada tahap orientasi kontrak sosial masih mengikuti norma dan aturan karena mereka mengharapkan keuntungan pribadi atau keuntungan yang diakui oleh masyarakat. Mereka belum mampu melihat masalah dari sudut pandang moralitas yang lebih abstrak atau universal.

Perkembangan moral peserta didik. Secara umum, tahap orientasi kontrak sosial menunjukkan bahwa individu pada tahap ini mulai memahami pentingnya kesepakatan sosial dan keadilan dalam membangun hubungan antarindividu yang baik dan harmonis dalam masyarakat. Hal ini merupakan ciri khas dari tahap konvensional dalam perkembangan moral.

Gambar Perkembangan moral peserta didik (ft/istimewa)
Gambar Perkembangan moral peserta didik (ft/istimewa)

f. Prinsip-prinsip etis universal

Prinsip-prinsip etis universal adalah serangkaian nilai atau prinsip moral yang diakui secara universal oleh banyak budaya dan agama di dunia. Prinsip-prinsip ini menggambarkan pandangan yang ideal tentang moralitas dan dianggap sebagai dasar untuk menjalankan kehidupan yang adil dan beretika.

Berikut adalah beberapa prinsip etis universal yang umum diakui:

  1. Keadilan: prinsip ini mengacu pada kesetaraan dalam perlakuan dan distribusi keuntungan dan beban di antara individu dan kelompok yang berbeda.
  2. Kemanusiaan: prinsip ini menghargai martabat setiap individu dan mengakui bahwa setiap orang mempunyai hak dan kebebasan yang sama dalam menjalankan hidupnya.
  3. Kesetiaan: prinsip ini mengacu pada pentingnya menjaga janji dan komitmen serta tidak mengkhianati kepercayaan dan kepercayaan yang diberikan oleh orang lain.
  4. Tanggung jawab: prinsip ini mengakui kewajiban untuk bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang diambil serta mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan tersebut terhadap orang lain dan lingkungan.
  5. Kehormatan: prinsip ini menghargai orang lain dan keberadaannya dengan cara yang baik dan menghindari perilaku yang merendahkan atau merugikan orang lain.
  6. Kepedulian: prinsip ini mengacu pada pentingnya memperhatikan kesejahteraan orang lain dan lingkungan, dan bertindak secara empati dan membantu orang yang membutuhkan.

Perkembangan moral peserta didik. Prinsip-prinsip etis universal ini dapat membantu individu dan masyarakat dalam membuat keputusan dan bertindak dengan cara yang adil dan beretika. Meskipun tidak semua budaya dan agama mengakui semua prinsip ini secara eksplisit, namun secara umum prinsip-prinsip ini dapat dijadikan pedoman moral yang diakui secara universal.

Pages: 1 2


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.