Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar dan paling berpengaruh dalam sejarah Nusantara. Berdiri sekitar abad ke-13 hingga awal abad ke-16, Majapahit tidak hanya dikenal sebagai kekuatan politik dan militer, tetapi juga sebagai pusat perdagangan regional yang strategis. Perdagangan Nusantara pada Masa Kerajaan Majapahit, lokasinya yang berada di wilayah Jawa Timur memungkinkan Majapahit mengontrol berbagai jalur dagang maritim dan mengembangkan hubungan dagang yang luas dengan kawasan Asia lainnya.
Majapahit memainkan peran penting dalam membentuk jaringan perdagangan internasional, mengembangkan pelabuhan-pelabuhan penting, dan mengelola berbagai komoditas dagang unggulan. Artikel Perdagangan Nusantara pada Masa Kerajaan Majapahit ini akan membahas secara lengkap strategi perdagangan Majapahit, jenis komoditas yang diperdagangkan, serta dampak ekonominya bagi kawasan Nusantara dan Asia Tenggara.
Letak Strategis dan Pengaruh Wilayah Majapahit
Kerajaan Majapahit berpusat di Trowulan, Jawa Timur. Posisi geografisnya yang dekat dengan Selat Madura, Laut Jawa, dan jalur pelayaran internasional membuat Majapahit sangat strategis. Dalam catatan sejarah, Majapahit disebut-sebut menguasai wilayah yang sangat luas, mulai dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga sebagian semenanjung Malaya dan Filipina.
Pengaruh Majapahit yang luas ini memungkinkannya mengontrol dan mengawasi perdagangan antarpulau serta mengenakan pajak dan bea atas kapal-kapal dagang asing yang melewati wilayah kekuasaannya.
Strategi Perdagangan Kerajaan Majapahit
1. Pengembangan Pelabuhan Strategis
Majapahit mengembangkan beberapa pelabuhan penting sebagai pusat transit dan distribusi barang, antara lain pelabuhan Canggu, Tuban, Gresik, dan Surabaya. Pelabuhan ini berfungsi sebagai simpul perdagangan antara pedagang lokal dan asing.
Pelabuhan Tuban dan Gresik, misalnya, terkenal sebagai pusat aktivitas dagang dan pelayaran internasional, yang sering dikunjungi oleh pedagang dari Tiongkok, India, Arab, hingga Champa dan Siam.
2. Hubungan Diplomatik dan Perdagangan Internasional
Majapahit menjalin hubungan dagang dengan negara-negara besar seperti Tiongkok (Dinasti Ming), India Selatan, Arab, dan kawasan Asia Tenggara lainnya. Hubungan ini tidak hanya bersifat komersial, tetapi juga diplomatik, seperti pengiriman utusan dan misi dagang.
Bahkan catatan Tiongkok menyebutkan bahwa utusan dari Majapahit membawa barang-barang berharga dan eksotis ke istana Tiongkok, dan sebaliknya, pedagang Tiongkok membawa keramik, sutra, dan logam mulia ke Majapahit.
3. Penguasaan Wilayah Penghasil Komoditas
Majapahit memastikan kendali atas wilayah-wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan komoditas dagang seperti Maluku (penghasil rempah), Kalimantan (rotan dan damar), Bali dan Nusa Tenggara (hasil pertanian dan peternakan), serta Sumatra bagian selatan (kapur barus dan emas).
Penguasaan ini memberi keunggulan kompetitif dalam perdagangan regional karena Majapahit mampu menjamin pasokan dan distribusi barang-barang bernilai tinggi.
4. Sistem Perpajakan dan Distribusi
Majapahit menerapkan sistem pajak atas hasil bumi dan bea cukai untuk aktivitas perdagangan di pelabuhan. Ini menciptakan pemasukan besar bagi kerajaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di pusat-pusat kota pelabuhan.
Distribusi barang dilakukan melalui jalur sungai, darat, dan laut yang efisien. Pedagang lokal memainkan peran penting dalam mendistribusikan barang dari pedalaman ke pelabuhan untuk kemudian diekspor ke luar negeri.
Komoditas Utama Perdagangan Majapahit
Majapahit dikenal sebagai eksportir dan pusat distribusi berbagai komoditas bernilai tinggi yang sangat diminati di pasar Asia. Berikut adalah beberapa komoditas utama yang diperdagangkan:
1. Rempah-rempah
Meski pusat rempah-rempah seperti pala dan cengkih berada di Maluku, Majapahit menjadi jalur transit penting dalam perdagangan rempah. Rempah dikumpulkan di pelabuhan-pelabuhan Majapahit untuk kemudian dijual ke pedagang asing.
2. Kapur Barus dan Kemenyan
Kapur barus dari Sumatra dan kemenyan dari Kalimantan serta Jawa sangat dibutuhkan di India, Tiongkok, dan dunia Arab untuk keperluan pengobatan dan ritual keagamaan.
3. Hasil Pertanian dan Perkebunan
Majapahit dikenal dengan pertaniannya yang maju. Beras, kelapa, tebu, dan hasil perkebunan lainnya menjadi komoditas ekspor penting, terutama ke wilayah Asia Tenggara.
4. Logam dan Kerajinan Logam
Majapahit memproduksi berbagai alat dan perhiasan dari logam seperti emas, perak, dan tembaga. Hasil kerajinan ini menjadi barang dagang bernilai tinggi di kawasan regional.
5. Kayu, Rotan, dan Gaharu
Kayu keras, rotan, dan gaharu menjadi barang ekspor utama ke Tiongkok dan India karena digunakan untuk mebel, bahan bangunan, dan keperluan parfum.
6. Keramik dan Tekstil
Majapahit juga memperdagangkan hasil keramik lokal dan tekstil tenun. Selain itu, mereka juga menjadi importir keramik dan kain dari Tiongkok serta India, yang kemudian dijual kembali ke daerah lain.
Pengaruh Ekonomi dan Budaya Perdagangan Majapahit
1. Munculnya Kota Dagang dan Urbanisasi
Berkembangnya perdagangan menyebabkan munculnya kota-kota pelabuhan besar yang padat dan multikultural, seperti Gresik dan Surabaya. Penduduknya terdiri dari pedagang lokal, pendatang asing, dan kelompok etnis yang beragam.
2. Penyebaran Budaya dan Agama
Perdagangan membawa pengaruh budaya luar seperti Hindu-Buddha dari India dan Tiongkok, serta Islam dari pedagang Gujarat dan Arab. Hal ini memperkaya budaya lokal dan mempercepat proses akulturasi.
3. Kesejahteraan Ekonomi
Sektor perdagangan berkontribusi besar terhadap kemakmuran ekonomi Majapahit. Pendapatan dari pajak dan ekspor barang meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendukung pembangunan istana, pura, serta infrastruktur lainnya.
Baca juga: Kerajaan Singasari: Jejak Kejayaan Kertanegara dalam Sejarah Nusantara
Kemunduran dan Akhir Era Majapahit
Meskipun Majapahit berjaya selama lebih dari dua abad, berbagai faktor menyebabkan kemundurannya:
- Perebutan kekuasaan internal, seperti Perang Paregreg, melemahkan stabilitas politik dan ekonomi.
- Bangkitnya kekuatan baru, seperti Kesultanan Malaka, yang mengambil alih jalur dagang utama di Selat Malaka.
- Perubahan orientasi perdagangan dunia, terutama setelah kedatangan bangsa Eropa yang membawa sistem monopoli dan kolonialisme.
Setelah abad ke-16, pengaruh Majapahit perlahan-lahan hilang, digantikan oleh kerajaan-kerajaan Islam seperti Demak dan Malaka.
Kesimpulan
Kerajaan Majapahit bukan hanya simbol kejayaan politik dan militer Nusantara, tetapi juga merupakan kekuatan ekonomi maritim yang tangguh. Dengan strategi dagang yang cermat, penguasaan jalur dan pelabuhan penting, serta pengelolaan komoditas unggulan, Majapahit mampu menjadi pusat perdagangan regional di Asia Tenggara.
Perdagangan Nusantara pada Masa Kerajaan Majapahit, warisan perdagangan Majapahit masih terasa hingga kini dalam bentuk pelabuhan-pelabuhan bersejarah, jejak budaya, dan integrasi ekonomi antarpulau di Indonesia. Memahami sejarah perdagangan Majapahit penting untuk menumbuhkan kesadaran akan potensi maritim Indonesia sebagai negara kepulauan yang strategis.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Mengapa Majapahit disebut kerajaan maritim meskipun pusatnya di pedalaman?
Karena Majapahit memiliki pelabuhan dagang penting di pesisir yang aktif terlibat dalam perdagangan laut internasional dan regional.
2. Apa komoditas utama yang diperdagangkan Majapahit?
Rempah-rempah, beras, logam, rotan, kerajinan logam, kapur barus, dan hasil hutan seperti gaharu.
3. Siapa mitra dagang utama Majapahit?
Majapahit berdagang dengan Tiongkok, India, Arab, Siam, Champa, dan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara lainnya.
4. Bagaimana pengaruh perdagangan terhadap kebudayaan Majapahit?
Perdagangan mendorong pertukaran budaya dan agama, seperti masuknya Islam dan pengaruh seni India dan Tiongkok.
5. Apa penyebab utama kemunduran ekonomi Majapahit?
Perpecahan internal, hilangnya kendali atas pelabuhan, serta munculnya kerajaan dagang Islam seperti Malaka.
Referensi
- Miksic, John N. Ancient Southeast Asia. Routledge, 2017.
- Ricklefs, M.C. Sejarah Indonesia Modern 1200–2008. Jakarta: Serambi, 2008.
- Coedes, George. The Indianized States of Southeast Asia. University of Hawaii Press, 1968.
- Nugroho, Agung Dwi. Majapahit: Antara Mitos dan Fakta Sejarah. Kompas, 2010.
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Majapahit: Peradaban Bahari Nusantara.
- https://p2k.unhamzah.ac.id
- https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/sejarah-majapahit/
