Sejarah Indonesia kuno dipenuhi dengan kejayaan kerajaan-kerajaan besar yang meninggalkan jejak mendalam dalam kebudayaan dan peradaban Nusantara. Dua di antaranya adalah Kerajaan Kediri dan Kerajaan Singasari. Keduanya berdiri di wilayah Jawa Timur dan memiliki kontribusi besar dalam bidang politik, ekonomi, serta budaya. Bagaimana Perbandingan Kerajaan Kediri dengan Kerajaan Singasari?
Meski berasal dari masa yang berbeda, Kediri dan Singasari memiliki sejumlah kesamaan yang menunjukkan kesinambungan sejarah dan kebudayaan. Namun demikian, masing-masing juga memiliki perbedaan mencolok, baik dalam sistem pemerintahan, kekuasaan militer, maupun aspek keagamaan.
Artikel ini akan mengupas secara mendalam persamaan dan perbedaan antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Singasari, mulai dari latar belakang sejarah, sistem pemerintahan, ekonomi, budaya, hingga warisan sejarah yang masih bisa dilacak hingga hari ini.
Latar Belakang Sejarah
Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang (Mataram Kuno) setelah Raja Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua: Panjalu (Kediri) dan Jenggala, sekitar tahun 1045 M. Kediri berkembang pesat pada masa pemerintahan Raja Jayabaya (1135–1157 M), dikenal sebagai raja besar yang mencintai sastra dan spiritualitas.
Kediri dikenal sebagai pusat kegiatan budaya dan perdagangan yang penting di Jawa Timur. Kekuasaan Kediri akhirnya runtuh sekitar tahun 1222 M setelah dikalahkan oleh Ken Arok dari Tumapel (Singasari).
Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok setelah mengalahkan Kertajaya dari Kediri dalam Pertempuran Ganter pada tahun 1222 M. Singasari menjadi pusat kekuasaan baru yang melanjutkan warisan politik dan kebudayaan Kediri, tetapi juga mengembangkan ambisi ekspansi maritim di bawah raja-raja seperti Ranggawuni dan Kertanegara.
Singasari runtuh pada tahun 1292 setelah serangan dari Jayakatwang, keturunan Kediri, dan kemudian digantikan oleh Kerajaan Majapahit.
Persamaan antara Kediri dan Singasari
1. Letak Geografis di Jawa Timur
Kedua kerajaan ini sama-sama berlokasi di wilayah Jawa Timur, yaitu di sepanjang Sungai Brantas yang subur. Kediri berpusat di daerah sekitar Kediri dan Tulungagung, sedangkan Singasari di wilayah Malang.
Letak geografis yang strategis di jalur perdagangan sungai memungkinkan kedua kerajaan berkembang sebagai pusat ekonomi dan budaya.
2. Pengaruh Agama Hindu-Buddha
Baik Kediri maupun Singasari menganut Hindu dan Buddha sebagai agama resmi. Kediri lebih banyak berorientasi pada Hindu-Siwaisme, sedangkan Singasari menunjukkan sinkretisme antara Hindu dan Buddha, terutama pada masa Raja Kertanegara.
Hal ini tampak pada peninggalan arca dan candi dari kedua kerajaan yang mencerminkan perpaduan dua keyakinan besar tersebut.
3. Warisan Sastra dan Budaya
Kedua kerajaan memiliki warisan sastra dan budaya yang sangat penting. Kediri dikenal dengan Kakawin Bharatayudha dan Smaradhahana, sementara Singasari menghasilkan karya seperti Negarakertagama (meskipun ditulis saat Majapahit, berisi informasi tentang Singasari).
Dukungan terhadap kesusastraan dan seni menjadi ciri khas kedua kerajaan, menunjukkan peran penting para raja sebagai pelindung budaya.
Perbedaan antara Kerajaan Kediri dan Singasari
1. Asal-Usul Berdirinya
- Kediri lahir dari pembagian wilayah oleh Raja Airlangga kepada dua putranya, menjadikannya kelanjutan dari dinasti sebelumnya.
- Singasari didirikan melalui kudeta oleh Ken Arok, seorang tokoh karismatik dari rakyat biasa yang menumbangkan Kediri. Ini menandai perubahan radikal dalam struktur sosial dan politik.
2. Bentuk Pemerintahan dan Ekspansi
- Kediri berfokus pada pemerintahan yang terpusat dengan sistem sima (tanah perdikan) dan orientasi dalam negeri.
- Singasari, khususnya pada masa Kertanegara, memiliki visi ekspansi ke luar negeri melalui Ekspedisi Pamalayu dan pengaruh di luar Jawa, termasuk wilayah Sumatra dan luar Nusantara.
3. Militer dan Politik Luar Negeri
- Kediri tidak banyak dikenal dengan kebijakan ekspansi militer.
- Singasari aktif membangun armada dan menjalin relasi dengan kerajaan luar, bahkan pernah menolak utusan dari Dinasti Yuan (Mongol), yang kemudian menjadi pemicu invasi pada masa Majapahit.
4. Akhir Kekuasaan
- Kediri runtuh karena kekalahannya dari Ken Arok dan berdirinya Singasari.
- Singasari runtuh karena serangan internal dari Jayakatwang (keturunan Kediri), sebelum digantikan oleh Majapahit.
Baca juga: Mengungkap Fakta Sejarah: Apakah Indonesia Benar-Benar Dijajah Belanda Selama 350 Tahun?
Perbandingan Peninggalan Sejarah
Aspek | Kerajaan Kediri | Kerajaan Singasari |
Candi | Candi Gurah, Candi Mirigambar | Candi Singosari, Candi Jago |
Prasasti | Prasasti Sirah Keting, Ngantang | Prasasti Mula Malurung, Wurare |
Sastra | Kakawin Bharatayudha, Smaradhahana | Negarakertagama (memuat informasi Singasari) |
Tokoh Terkenal | Jayabaya, Kertajaya | Ken Arok, Kertanegara |
Pengaruh Terhadap Sejarah Nusantara
Pengaruh Kerajaan Kediri:
- Menjadi pusat kebudayaan Hindu yang kuat.
- Memberikan dasar-dasar sistem pemerintahan dan administrasi.
- Menghasilkan karya sastra monumental yang menginspirasi kerajaan-kerajaan berikutnya.
Pengaruh Kerajaan Singasari:
- Meletakkan dasar ekspansi luar Jawa yang dilanjutkan oleh Majapahit.
- Mengembangkan sinkretisme Hindu-Buddha yang menjadi identitas spiritual kerajaan besar Jawa.
- Menjadi jembatan transisi antara Kediri dan Majapahit dalam politik dan kebudayaan.
Pelajaran Sejarah dari Kedua Kerajaan
Dari Kediri dan Singasari, kita bisa memetik pelajaran tentang bagaimana:
- Perubahan politik dapat terjadi dari dalam maupun luar sistem (Ken Arok vs Jayakatwang).
- Kebudayaan tetap hidup meski kekuasaan berpindah tangan.
- Visi kepemimpinan sangat memengaruhi arah sejarah, seperti Jayabaya yang berfokus pada sastra dan Kertanegara yang bercita-cita membangun hegemoni maritim.
Kesimpulan
Kerajaan Kediri dan Kerajaan Singasari adalah dua kerajaan besar di Jawa Timur yang memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia. Keduanya memiliki kesamaan dalam hal letak geografis, pengaruh agama, serta perkembangan budaya dan sastra.
Namun, mereka berbeda dalam asal-usul kekuasaan, visi politik, strategi militer, dan pendekatan terhadap ekspansi wilayah. Kediri lebih berorientasi ke dalam dan budaya, sementara Singasari mulai membuka diri ke luar dan mengembangkan kekuatan maritim.
Perbandingan Kerajaan Kediri dengan Kerajaan Singasari pemahaman terhadap dua kerajaan ini memberikan wawasan berharga tentang dinamika politik dan budaya Nusantara yang kompleks serta menjadi fondasi bagi berdirinya kerajaan besar selanjutnya, yakni Majapahit.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apakah Kerajaan Kediri dan Singasari berada di lokasi yang sama?
Tidak sepenuhnya. Kediri berpusat di Kediri dan Tulungagung, sementara Singasari terletak di daerah Malang, meskipun keduanya berada di wilayah Jawa Timur.
2. Apa hubungan antara Kediri dan Singasari?
Singasari berdiri setelah mengalahkan Kediri. Ken Arok, pendiri Singasari, menggulingkan Raja Kertajaya dari Kediri.
3. Apakah Kerajaan Kediri lebih tua dari Singasari?
Ya. Kediri berdiri sekitar abad ke-11 M, sedangkan Singasari baru berdiri pada abad ke-13 M.
4. Siapa raja paling terkenal dari masing-masing kerajaan?
Jayabaya dari Kediri dikenal karena ramalan dan karya sastranya. Kertanegara dari Singasari dikenal karena ekspansi luar Jawa dan penolakannya terhadap Dinasti Mongol.
5. Apakah kedua kerajaan masih meninggalkan peninggalan fisik?
Ya. Kedua kerajaan meninggalkan candi, prasasti, dan karya sastra yang masih bisa ditelusuri hingga saat ini.
Referensi
- Poesponegoro, Marwati Djoened & Notosusanto, Nugroho. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Balai Pustaka.
- Zoetmulder, P.J. Kalangwan: Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Jakarta: Djambatan.
- Munandar, Agus Aris. Seni Bangunan dan Seni Rupa Masa Hindu-Buddha di Indonesia.
- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa – https://badanbahasa.kemdikbud.go.id
- BPCB Jawa Timur – https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjatim/