Home » Sejarah » Peran Kerajaan Mataram Islam dalam Perkembangan Islam di Jawa
Posted in

Peran Kerajaan Mataram Islam dalam Perkembangan Islam di Jawa

Peran Kerajaan Mataram Islam dalam Perkembangan Islam di Jawa (ft.istimewa)
Peran Kerajaan Mataram Islam dalam Perkembangan Islam di Jawa (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Kerajaan Mataram Islam adalah salah satu kerajaan besar yang memiliki peran penting dalam menyebarkan agama Islam dan membentuk kebudayaan Islam di Pulau Jawa. Berdiri sekitar akhir abad ke-16 dan mencapai puncak kejayaan pada abad ke-17, Mataram Islam tidak hanya berperan dalam bidang politik dan militer, tetapi juga menjadi motor utama dalam dakwah Islam dan transformasi budaya masyarakat Jawa.

Dalam artikel ini, kita akan mengulas bagaimana peran kerajaan ini dalam menyebarkan Islam, strategi dakwah yang digunakan, hubungan dengan ulama, pengaruh terhadap seni dan budaya, hingga warisan yang ditinggalkan bagi perkembangan Islam di Jawa.


Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam berdiri di pedalaman Jawa Tengah, berpusat di wilayah Kotagede (sekarang bagian dari Yogyakarta). Pendiri kerajaan ini adalah Panembahan Senopati (1587–1601), putra dari Ki Ageng Pemanahan, tokoh utama yang diberi tanah oleh Kesultanan Pajang.

Panembahan Senopati mendirikan Mataram Islam dengan cita-cita membangun kekuasaan Islam di wilayah pedalaman Jawa, berbeda dari kerajaan Islam sebelumnya seperti Demak dan Banten yang berpusat di pesisir. Meskipun berpusat di pedalaman, Mataram Islam memiliki strategi tersendiri dalam menyebarkan agama Islam ke berbagai daerah.


Islamisasi Lewat Jalur Kekuasaan dan Budaya

1. Penaklukan dan Penyatuan Wilayah

Di bawah kepemimpinan Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613–1645), Mataram Islam mencapai puncak kejayaan. Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan hingga mencakup sebagian besar Pulau Jawa, kecuali wilayah pesisir utara yang dikuasai VOC (Belanda) dan Kesultanan Banten.

Setiap wilayah yang ditaklukkan tidak hanya dijadikan bagian dari kekuasaan politik, tetapi juga menjadi wilayah penyebaran Islam. Sultan Agung mengutus para ulama dan guru agama untuk memperkenalkan Islam kepada masyarakat, terutama melalui pendekatan budaya dan adat lokal.

2. Peran Ulama dan Jaringan Pesantren

Mataram Islam bekerja sama erat dengan para ulama dan tokoh agama setempat. Para kiai dan santri memainkan peran penting dalam dakwah, terutama melalui pesantren yang tersebar di berbagai daerah.

Pesantren menjadi lembaga pendidikan Islam yang melahirkan kader-kader dakwah dan memperkuat pemahaman keislaman masyarakat. Pola ini terus berlanjut hingga kini dan menjadi salah satu warisan penting dari era Mataram.


Sultan Agung: Raja dan Tokoh Islam Visioner

Sultan Agung bukan hanya seorang raja besar, tetapi juga pemikir Islam yang berusaha menyatukan budaya Jawa dan ajaran Islam. Ia melakukan berbagai upaya untuk Islamisasi budaya Jawa:

  • Penyesuaian kalender Jawa dengan kalender Hijriyah, yang dikenal sebagai kalender Jawa-Islam, menunjukkan usaha sinkretik untuk menyatukan tradisi lokal dengan Islam.
  • Mendorong kesusastraan Islam, seperti karya-karya berbahasa Jawa yang berisi nilai-nilai Islam, termasuk Serat Centhini dan Serat Kalatidha.
  • Mengadakan perayaan keagamaan seperti Maulid Nabi Muhammad SAW di lingkungan keraton dan masyarakat luas.

Sultan Agung juga dikenal melakukan perlawanan besar terhadap penjajah VOC, tidak hanya sebagai perjuangan politik, tetapi juga sebagai jihad membela agama dan tanah air.


Islamisasi Melalui Budaya dan Seni

Peran Kerajaan Mataram Islam menggunakan pendekatan budaya sebagai sarana dakwah yang efektif. Pendekatan ini menjadikan Islam diterima dengan lebih mudah oleh masyarakat Jawa yang memiliki akar budaya kuat.

Beberapa bentuk budaya yang diislamkan antara lain:

  • Wayang Kulit: Pertunjukan wayang yang sebelumnya bercorak Hindu diadaptasi dengan nilai-nilai Islam, tokoh-tokohnya digambarkan lebih islami.
  • Tembang dan gamelan: Seni musik tradisional digunakan dalam pengajaran agama dan penyampaian nilai moral.
  • Upacara tradisional: Islam masuk dalam berbagai ritual seperti selamatan, slametan, dan tradisi syukuran lainnya.

Pendekatan ini menunjukkan bahwa Islam di Jawa tidak disebarkan dengan pemaksaan, tetapi melalui akulturasi budaya yang mendalam.

Baca juga: Sistem Administrasi dan Birokrasi Indonesia: Pengaruh dari Pemerintahan Kolonial Belanda


Pembentukan Struktur Keagamaan

Mataram Islam juga memperkenalkan sistem kelembagaan agama yang lebih terstruktur:

  • Jabatan penghulu dan imam mulai diperkenalkan di tingkat desa hingga kabupaten.
  • Peraturan-peraturan Islam diberlakukan, termasuk hukum keluarga, waris, dan muamalah.
  • Pembangunan masjid agung di setiap pusat pemerintahan lokal sebagai simbol penyebaran Islam.

Ini menjadikan Islam tidak hanya sebagai ajaran pribadi, tetapi juga bagian dari tata kehidupan masyarakat dan negara.


Warisan Kerajaan Mataram Islam dalam Kehidupan Islam di Jawa

Meskipun secara politik Mataram Islam pecah menjadi dua (Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta) pasca Perjanjian Giyanti (1755), pengaruh Islam yang diwariskan sangat kuat dan masih terasa hingga kini:

  1. Tradisi keagamaan seperti Sekaten dan Grebeg yang berasal dari era Mataram masih dilaksanakan di Yogyakarta dan Solo.
  2. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang berkembang pesat di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, berakar dari sistem yang diperkuat oleh Mataram.
  3. Bahasa dan sastra Jawa Islami masih dipelajari dan dilestarikan sebagai warisan literatur Islam Nusantara.

Kesimpulan

Peran Kerajaan Mataram Islam, sangat penting dalam menyebarkan dan memperkuat ajaran Islam di Pulau Jawa. Dengan pendekatan kekuasaan, budaya, pendidikan, dan lembaga keagamaan, Islam menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Jawa.

Peninggalan kerajaan ini masih sangat terasa dalam berbagai aspek kehidupan, dari tradisi budaya hingga sistem pendidikan Islam. Mataram Islam adalah bukti bahwa Islam dapat tumbuh kuat melalui harmoni dengan budaya lokal dan pendekatan dakwah yang bijaksana.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Kapan berdirinya Kerajaan Mataram Islam?
Kerajaan Mataram Islam berdiri sekitar tahun 1587 M, didirikan oleh Panembahan Senopati.

2. Siapa raja terbesar dari Mataram Islam?
Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613–1645) adalah raja terbesar Mataram Islam, terkenal karena perluasan wilayah dan upaya Islamisasi budaya Jawa.

3. Apa saja peran Mataram Islam dalam penyebaran Islam?
Perannya antara lain menyebarkan Islam lewat militer, pendidikan pesantren, kerja sama dengan ulama, serta pendekatan budaya seperti wayang, tembang, dan tradisi masyarakat.

4. Apakah peninggalan Mataram Islam masih ada?
Ya, peninggalannya masih terlihat dalam bentuk masjid agung, tradisi Sekaten, Grebeg, pesantren, dan budaya Islam Jawa lainnya.

5. Apa hubungan Mataram Islam dengan pesantren di Jawa?
Mataram Islam mendukung berdirinya pesantren sebagai pusat pendidikan Islam, yang melahirkan tokoh-tokoh ulama berpengaruh hingga saat ini.


Referensi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.