Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan maritim terbesar yang pernah berdiri di Nusantara, terutama di wilayah Sumatra bagian selatan. Berdiri sejak abad ke-7 M, kerajaan ini dikenal sebagai pusat perdagangan dan penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara. Selain kekuatan politik dan ekonomi, Sriwijaya juga meninggalkan berbagai peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya yang hingga kini menjadi bukti kemegahan masa lalu.
Peninggalan sejarah Sriwijaya tersebar dalam bentuk prasasti, candi, arca, dan situs arkeologis lainnya yang memberikan gambaran penting mengenai kehidupan sosial, politik, dan keagamaan masyarakat pada masa itu. Artikel ini akan mengulas berbagai peninggalan penting Kerajaan Sriwijaya yang masih ada dan menjadi saksi bisu peradaban besar di masa lalu.
1. Prasasti-Prasasti Peninggalan Sriwijaya
Prasasti merupakan salah satu sumber utama informasi sejarah Sriwijaya. Sebagian besar prasasti ditulis dalam aksara Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno. Isinya mencakup berbagai hal seperti penaklukan wilayah, pembangunan keagamaan, dan ajaran moral bagi rakyat.
a. Prasasti Kedukan Bukit (683 M)
Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Tatang, Palembang. Prasasti Kedukan Bukit dianggap sebagai prasasti tertua dari Sriwijaya dan mencatat keberangkatan seorang pemimpin bernama Dapunta Hyang dengan pasukan menuju ekspedisi militer. Prasasti ini menunjukkan awal kemunculan Sriwijaya sebagai kerajaan besar dan memiliki kekuatan militer.
b. Prasasti Talang Tuo (684 M)
Prasasti ini ditemukan di Talang Tuo, sekitar 24 km dari Palembang. Isinya berisi tentang pembangunan taman Sriksetra oleh Dapunta Hyang untuk kesejahteraan semua makhluk. Prasasti ini mencerminkan nilai-nilai Buddha dan kepedulian terhadap lingkungan.
c. Prasasti Kota Kapur (686 M)
Ditemukan di Pulau Bangka, prasasti ini mencatat perintah dari raja Sriwijaya untuk menaklukkan wilayah di Jawa yang dianggap memberontak. Ini menunjukkan bahwa Sriwijaya memiliki pengaruh luas hingga ke wilayah luar Sumatra.
d. Prasasti Karang Berahi (686 M)
Ditemukan di daerah Jambi, prasasti ini memperkuat bukti kekuasaan Sriwijaya atas wilayah-wilayah di sepanjang sungai besar. Isinya menekankan pentingnya hukum dan perintah raja.
e. Prasasti Ligor (775 M)
Ditemukan di Nakhon Si Thammarat, Thailand Selatan, prasasti ini menunjukkan pengaruh Sriwijaya di Semenanjung Malaya dan menjadi bukti hubungan luar negeri yang kuat.
2. Candi-Candi dan Situs Keagamaan
Sebagai pusat agama Buddha Mahayana, Sriwijaya meninggalkan beberapa situs keagamaan yang menunjukkan pentingnya agama dalam kehidupan masyarakat saat itu.
a. Situs Candi Muaro Jambi
Terletak di Provinsi Jambi, kompleks candi ini diperkirakan merupakan pusat pendidikan agama Buddha di masa Sriwijaya. Meskipun diperkirakan pembangunannya dilanjutkan pada masa Kerajaan Melayu, situs ini menunjukkan kesinambungan tradisi Buddha sejak era Sriwijaya. Di Muaro Jambi ditemukan banyak stupa, candi bata merah, dan artefak Buddha.
b. Candi Gumpung dan Candi Tinggi
Masih dalam kompleks Muaro Jambi, kedua candi ini menunjukkan arsitektur khas Buddha. Candi Gumpung telah dipugar dan sering dijadikan lokasi studi sejarah oleh para arkeolog.
c. Candi Kota Kapur
Meski hanya tersisa reruntuhan, situs ini menguatkan posisi Pulau Bangka sebagai wilayah penting dalam jaringan keagamaan dan perdagangan Sriwijaya.
3. Arca dan Artefak Keagamaan
Selain prasasti dan candi, Sriwijaya juga meninggalkan berbagai arca dan artefak yang menggambarkan dewa-dewi Buddha serta ikonografi keagamaan lainnya.
a. Arca Buddha Gaya Amarawati
Beberapa arca Buddha gaya Amarawati ditemukan di wilayah Sumatra bagian selatan. Gaya seni ini berasal dari India Selatan dan menunjukkan hubungan budaya antara Sriwijaya dan India.
b. Arca Avalokitesvara
Arca ini menggambarkan Bodhisattva Avalokitesvara, lambang belas kasih dalam ajaran Buddha Mahayana. Salah satu arca terkenal ditemukan di Bingin Teluk, Sumatra Selatan. Ukurannya besar dan mencerminkan teknik seni tinggi pada masa itu.
4. Situs-Situs Pelabuhan Kuno
Sebagai kerajaan maritim, pelabuhan memegang peran vital dalam ekonomi dan penyebaran agama. Beberapa situs pelabuhan kuno yang berkaitan dengan Sriwijaya adalah:
a. Palembang
Sebagai pusat kekuasaan Sriwijaya, Palembang dipercaya sebagai pusat pelabuhan dan pemerintahan utama. Temuan-temuan arkeologi seperti perahu kuno, pecahan keramik Cina, dan struktur kayu menunjukkan aktivitas perdagangan internasional yang sangat aktif.
b. Sungai Musi
Sungai ini menjadi jalur utama transportasi dan perdagangan. Banyak artefak ditemukan di sepanjang aliran Sungai Musi yang menunjukkan aktivitas ekonomi dan budaya yang dinamis.
Baca juga: Bentuk Penjajahan di Indonesia: Sejarah dan Dampaknya
5. Nilai Penting Peninggalan Sejarah Sriwijaya
Peninggalan sejarah Sriwijaya tidak hanya memberikan informasi tentang masa lalu, tetapi juga memiliki nilai:
- Pendidikan sejarah: menjadi sumber utama dalam kurikulum sejarah nasional.
- Pariwisata budaya: situs-situs seperti Muaro Jambi menjadi tujuan wisata edukatif.
- Identitas nasional: menunjukkan kemegahan peradaban Nusantara dan peran penting Indonesia dalam jalur perdagangan kuno.
6. Upaya Pelestarian dan Tantangannya
Peninggalan Sejarah Kerajaan Sriwijaya, meskipun banyak peninggalan Sriwijaya yang masih ada, tidak sedikit pula yang mengalami kerusakan karena faktor alam, penjarahan, dan pembangunan modern.
Beberapa upaya yang dilakukan untuk pelestarian antara lain:
- Pemugaran candi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).
- Pendaftaran situs Muaro Jambi ke UNESCO sebagai Warisan Dunia.
- Pendirian museum Sriwijaya di Palembang untuk menyimpan dan menampilkan artefak penting.
Namun, masih dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan untuk menjaga dan mengembangkan potensi sejarah ini.
Kesimpulan
Kerajaan Sriwijaya meninggalkan jejak sejarah yang kaya melalui prasasti, candi, arca, dan situs pelabuhan kuno. Peninggalan Sejarah Kerajaan Sriwijaya ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai kehidupan politik, ekonomi, dan keagamaan pada masa kejayaan Sriwijaya. Prasasti seperti Kedukan Bukit dan Talang Tuo menceritakan tentang kekuasaan dan nilai-nilai moral, sedangkan candi seperti Muaro Jambi menjadi simbol pusat pendidikan agama Buddha di Asia Tenggara.
Melalui pelestarian dan pemanfaatan peninggalan ini, kita tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi juga membangun kesadaran sejarah untuk masa depan bangsa.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa prasasti tertua peninggalan Kerajaan Sriwijaya?
Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Palembang dan berangka tahun 683 M dianggap sebagai prasasti tertua Sriwijaya.
2. Di mana letak situs candi peninggalan Sriwijaya yang paling terkenal?
Situs Candi Muaro Jambi di Provinsi Jambi merupakan kompleks candi Buddha terbesar di Asia Tenggara yang berkaitan erat dengan Kerajaan Sriwijaya.
3. Apa saja bahasa dan aksara yang digunakan dalam prasasti Sriwijaya?
Bahasa yang digunakan adalah Melayu Kuno dan aksaranya adalah Pallawa.
4. Apa fungsi dari prasasti-prasasti Sriwijaya?
Prasasti digunakan untuk mencatat perintah raja, ekspedisi militer, pembangunan keagamaan, serta nilai-nilai moral dan hukum.
5. Apakah ada upaya pemerintah untuk melestarikan peninggalan Sriwijaya?
Ya, pemerintah melalui Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), Kemdikbud, dan pemerintah daerah melakukan pemugaran, penelitian, serta pengusulan situs ke UNESCO.
Referensi
- Coedès, George. The Indianized States of Southeast Asia. University of Hawaii Press, 1968.
- Miksic, John N. Ancient Southeast Asia. Routledge, 2016.
- Munoz, Paul Michel. Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula. Editions Didier Millet, 2006.
- Kemdikbud.go.id – Situs Muaro Jambi
- Perpusnas.go.id – Naskah Prasasti Sriwijaya
- UNESCO.org – Sriwijaya Heritage