Home » Sejarah » Pengaruh Majapahit terhadap Kerajaan-Kerajaan di Bali
Posted in

Pengaruh Majapahit terhadap Kerajaan-Kerajaan di Bali

Pengaruh Majapahit terhadap Kerajaan-Kerajaan di Bali (ft.istimewa)
Pengaruh Majapahit terhadap Kerajaan-Kerajaan di Bali (ft.istimewa)

Majapahit, sebagai kerajaan terbesar di Nusantara pada abad ke-14 hingga abad ke-15, tidak hanya meninggalkan jejak sejarah di Pulau Jawa tetapi juga memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan kerajaan-kerajaan di Bali. Melalui ekspedisi militer, asimilasi budaya, serta penyebaran agama dan sistem pemerintahan, Majapahit secara langsung maupun tidak langsung membentuk fondasi politik dan budaya Bali yang masih bertahan hingga kini. Bagaimana Pengaruh Majapahit terhadap Kerajaan-Kerajaan di Bali?

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana pengaruh Majapahit masuk ke Bali, apa dampaknya terhadap kerajaan-kerajaan lokal, serta warisan budaya yang masih terasa hingga era modern.


Latar Belakang Hubungan Majapahit dan Bali

Kerajaan Majapahit berdiri sekitar tahun 1293 dan mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk (1350–1389) dan patih agungnya, Gajah Mada, yang terkenal dengan Sumpah Palapa-nya: menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.

Bali merupakan salah satu daerah yang menjadi target ekspansi Majapahit. Menurut kitab Negarakertagama, ekspansi ini terjadi sekitar tahun 1343. Saat itu, Bali diperintah oleh Raja Sri Astasura Ratna Bumi Banten dari Dinasti Warmadewa. Namun, karena perbedaan politik dan upaya perluasan kekuasaan, Bali akhirnya ditaklukkan oleh ekspedisi Majapahit yang dipimpin oleh Gajah Mada dan Arya Damar.

Kemenangan Majapahit atas Bali menandai dimulainya era baru di Pulau Dewata, yang ditandai dengan integrasi sistem politik, budaya, dan keagamaan dari Jawa Timur ke Bali.


Penaklukan Bali oleh Majapahit

Penaklukan Bali oleh Majapahit tidak hanya dilakukan dengan kekuatan militer, tetapi juga diikuti dengan penempatan para bangsawan dan pemuka agama dari Jawa ke Bali. Salah satu tokoh penting yang dikirim ke Bali adalah Dang Hyang Nirartha, seorang pendeta Hindu Siwa yang kemudian menjadi tokoh sentral dalam penyebaran ajaran Hindu di Bali.

Selain itu, Majapahit juga membawa serta golongan Ksatria, Brahmana, dan seniman ke Bali, yang kemudian membaur dengan masyarakat setempat. Banyak dari mereka diberi wilayah kekuasaan dan menjadi cikal bakal raja-raja lokal di berbagai kerajaan kecil di Bali.


Pengaruh dalam Sistem Pemerintahan

Setelah Bali menjadi bagian dari wilayah Majapahit, sistem pemerintahan di Bali mengalami perubahan besar. Majapahit memperkenalkan sistem pemerintahan kerajaan dengan struktur hierarkis, di mana raja memerintah dengan bantuan para menteri dan pejabat istana.

Hal ini menyebabkan munculnya banyak kerajaan kecil di Bali seperti Kerajaan Samprangan, Gelgel, Klungkung, Karangasem, dan Buleleng yang secara administratif dan budaya mengikuti pola pemerintahan Majapahit.

Hukum adat (awig-awig) yang digunakan di Bali juga banyak mengadopsi sistem hukum Majapahit, seperti Kutara Manawa dan Dharmaśāstra. Prinsip-prinsip tersebut masih digunakan dalam sistem adat dan keputusan desa hingga hari ini.


Pengaruh dalam Bidang Agama dan Kepercayaan

Salah satu pengaruh paling kuat dari Majapahit terhadap Bali adalah dalam bidang agama dan spiritualitas. Meskipun Hindu sudah ada di Bali sebelum kedatangan Majapahit, namun penyatuan ajaran Hindu-Siwa-Buddha dari Majapahit membuat praktik keagamaan di Bali menjadi lebih terstruktur dan sinkretik.

Candi dan pura yang dibangun setelah masa Majapahit mencerminkan gaya arsitektur dan simbolisme khas Jawa Timur. Selain itu, upacara keagamaan seperti Ngaben, Galungan, dan Kuningan berkembang lebih sistematis setelah pengaruh Majapahit menguat di Bali.

Pura-pura besar di Bali seperti Pura Besakih juga dikaitkan erat dengan warisan Majapahit, baik secara spiritual maupun arsitektural.


Pengaruh Budaya dan Kesenian

Majapahit membawa serta budaya seni yang sangat kaya ke Bali, termasuk:

  • Tari-tarian klasik, seperti Gambuh dan Legong
  • Wayang kulit dan kesusastraan Jawa kuno
  • Arsitektur pura yang khas dengan candi bentar, paduraksa, dan gapura
  • Sistem kasta Hindu yang diterapkan dalam masyarakat Bali

Kesenian ini kemudian berkembang menjadi budaya lokal Bali yang unik, dengan sentuhan Jawa kuno yang masih sangat terasa.

Baca juga: Mengungkap Fakta Sejarah: Apakah Indonesia Benar-Benar Dijajah Belanda Selama 350 Tahun?


Munculnya Kerajaan-Kerajaan Lokal Pasca Majapahit

Setelah keruntuhan Majapahit pada abad ke-15, banyak bangsawan dan pendeta dari Jawa melarikan diri ke Bali. Mereka mencari tempat perlindungan dari kekuasaan Islam yang berkembang pesat di Jawa, khususnya setelah berdirinya Kesultanan Demak.

Gelombang ini disebut sebagai “gelombang migrasi Majapahit ke Bali”, yang memperkuat lagi unsur budaya Jawa Majapahit di pulau ini. Para pelarian ini menetap dan membentuk pusat-pusat kekuasaan baru, salah satunya adalah Kerajaan Gelgel yang menjadi kerajaan paling berpengaruh di Bali selama beberapa abad.


Warisan Majapahit di Bali Saat Ini

Pengaruh Majapahit tidak hanya tercermin dalam aspek budaya dan pemerintahan, tetapi juga dalam identitas spiritual dan kultural masyarakat Bali. Beberapa bukti nyata warisan Majapahit di Bali antara lain:

  • Pura-pura kuno yang dibangun dengan gaya arsitektur Jawa Timur.
  • Tradisi desa adat yang masih menggunakan sistem pemerintahan tradisional warisan Majapahit.
  • Bahasa Kawi dan aksara Jawa kuno yang masih digunakan dalam teks-teks keagamaan di Bali.
  • Upacara keagamaan yang menggabungkan Siwaisme dan Buddhisme.

Kesimpulan

Pengaruh Majapahit terhadap kerajaan-kerajaan di Bali sangat besar dan menyeluruh. Tidak hanya dalam bentuk dominasi politik, tetapi juga melalui transmisi budaya, agama, sistem pemerintahan, dan seni. Bali saat ini adalah satu-satunya daerah di Indonesia yang masih mempertahankan warisan budaya Majapahit secara utuh dan hidup.

Ketika Majapahit runtuh, Bali menjadi penjaga terakhir dari nilai-nilai dan sistem budaya yang pernah membesarkan Nusantara. Oleh karena itu, memahami pengaruh Majapahit di Bali tidak hanya penting untuk sejarah Bali, tetapi juga untuk sejarah Indonesia secara keseluruhan.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Kapan Bali ditaklukkan oleh Majapahit?
Bali ditaklukkan oleh Majapahit sekitar tahun 1343 oleh Gajah Mada dan Arya Damar.

2. Apa pengaruh terbesar Majapahit terhadap Bali?
Pengaruh terbesar Majapahit adalah dalam bidang agama Hindu-Siwa-Buddha, sistem pemerintahan kerajaan, kesenian, serta budaya desa adat.

3. Mengapa Bali disebut sebagai pewaris budaya Majapahit?
Karena setelah Majapahit runtuh, banyak bangsawan dan pemuka agama pindah ke Bali dan melestarikan budaya, hukum, serta spiritualitas Majapahit di pulau ini.

4. Apa contoh nyata peninggalan Majapahit di Bali?
Contohnya adalah pura-pura seperti Pura Besakih, arsitektur candi bentar, bahasa Kawi, dan tradisi keagamaan Hindu-Bali.

5. Apakah pengaruh Majapahit masih terasa di Bali sekarang?
Ya, sangat terasa. Budaya, upacara keagamaan, struktur masyarakat, dan sistem pemerintahan desa adat di Bali masih mencerminkan pengaruh kuat dari Majapahit.


Referensi

  • Pigeaud, Theodore G.Th. Java in the 14th Century. The Hague: Martinus Nijhoff, 1960.
  • Pringle, Robert. A Short History of Bali: Indonesia’s Hindu Realm. Allen & Unwin, 2004.
  • Ardika, I Wayan. Sejarah Bali: Dari Prasejarah hingga Modern. Udayana University Press, 2017.
  • Cœdès, George. The Indianized States of Southeast Asia. University of Hawaii Press, 1968.
  • https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id
  • https://www.kemdikbud.go.id
  • https://www.babadbali.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.