Pulau Kalimantan tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga memiliki sejarah peradaban yang panjang. Sebelum kedatangan agama Islam dan kolonialisme Eropa, wilayah ini telah mengalami pengaruh besar dari peradaban Hindu dan Buddha yang datang melalui jalur perdagangan dan interaksi budaya. Bagaimana Pengaruh Hindu-Buddha dalam Kerajaan-Kerajaan Awal di Kalimantan?
Berbagai kerajaan awal yang tumbuh di Kalimantan, seperti Kutai Martadipura, Negara Dipa, dan Negara Daha, menunjukkan jejak kuat kebudayaan Hindu-Buddha dalam sistem pemerintahan, arsitektur, seni, serta kehidupan keagamaan masyarakat. Pengaruh ini membawa Kalimantan ke dalam jaringan budaya besar Asia Tenggara dan Nusantara.
Jalur Masuk Hindu-Buddha ke Kalimantan
Masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Kalimantan tidak terjadi secara langsung dari India, melainkan melalui para pedagang dan penyebar agama dari India yang singgah di Sumatra, Jawa, dan kemudian menyebar ke Kalimantan.
Jalur perdagangan maritim antara India dan Tiongkok melewati perairan Indonesia, termasuk Selat Makassar dan Laut Jawa, menjadikan Kalimantan bagian dari rute penting. Pedagang India tidak hanya membawa barang, tetapi juga ajaran agama dan budaya.
Kalimantan Timur, dengan pelabuhan-pelabuhan di sekitar Sungai Mahakam, menjadi lokasi strategis untuk penyebaran pengaruh budaya ini.
Kutai Martadipura: Kerajaan Hindu Tertua di Indonesia
Kerajaan Kutai Martadipura merupakan kerajaan bercorak Hindu tertua di Indonesia. Berdiri sekitar abad ke-4 M di Muara Kaman, Kalimantan Timur, kerajaan ini meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti Yupa yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Ciri-Ciri Pengaruh Hindu di Kutai Martadipura:
- Penggunaan Bahasa Sanskerta dan Aksara Pallawa dalam prasasti Yupa.
- Kasta dan sistem sosial yang meniru struktur masyarakat Hindu di India.
- Pemujaan terhadap dewa-dewa Hindu, seperti Dewa Siwa dan Wisnu.
- Upacara keagamaan berupa persembahan hewan kurban (aswamedha), yang ditulis dalam Yupa.
Raja Mulawarman disebut sebagai raja terbesar Kutai Martadipura, dikenal sebagai raja yang dermawan dan taat kepada ajaran Hindu. Prasasti Yupa mencatat bagaimana ia memberikan ribuan ekor sapi sebagai hadiah kepada para brahmana.
Negara Dipa: Jejak Hindu-Buddha di Kalimantan Selatan
Kerajaan Negara Dipa didirikan pada abad ke-14 M di Kalimantan Selatan. Letaknya berada di hulu Sungai Barito dan Sungai Negara. Kerajaan ini didirikan oleh Ampu Jatmika, seorang tokoh dari Jawa, yang membawa serta kebudayaan Hindu-Jawa ke wilayah Kalimantan.
Pengaruh Hindu-Buddha di Negara Dipa:
- Struktur kerajaan mengadopsi sistem raja sebagai titisan dewa.
- Penggunaan nama dan gelar sanskerta seperti “Raden,” “Prabu,” dan “Dewa.”
- Adanya upacara keagamaan dan ritual pemujaan kepada dewa-dewa Hindu-Buddha.
- Seni bangunan dan arsitektur kerajaan yang mengikuti pola candi.
Negara Dipa merupakan titik awal penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha di Kalimantan Selatan yang nantinya dilanjutkan oleh Negara Daha dan Kesultanan Banjar.
Negara Daha: Kelanjutan Tradisi Hindu-Buddha
Negara Daha adalah kelanjutan dari Negara Dipa yang berkembang di wilayah hilir Sungai Barito. Berdiri pada akhir abad ke-14, Negara Daha mewarisi struktur pemerintahan, kebudayaan, dan kepercayaan dari pendahulunya.
Raja terakhir Negara Daha yang terkenal adalah Raden Sukarama dan penerusnya, Pangeran Samudera, yang kemudian berperan dalam Islamisasi Kalimantan melalui berdirinya Kesultanan Banjar.
Walau kemudian Negara Daha mengalami Islamisasi, banyak elemen budaya dan struktur pemerintahan Hindu-Buddha tetap melekat dan diadaptasi dalam sistem kesultanan yang muncul sesudahnya.
Baca juga: Semarang dan Lawang Sewu: Keindahan Arsitektur Belanda yang Ikonik
Bentuk Pengaruh Hindu-Buddha di Kalimantan
Pengaruh Hindu-Buddha dalam Kerajaan tidak hanya tercermin dalam sistem pemerintahan, tetapi juga dalam:
1. Sistem Pemerintahan
Raja dianggap sebagai wakil dewa atau memiliki hubungan ilahi. Sistem kasta juga mulai dikenalkan, walaupun tidak seketat seperti di India. Posisi brahmana dan bangsawan sangat dihormati.
2. Kepercayaan dan Ritual
Pemujaan terhadap dewa-dewa Hindu seperti Wisnu dan Siwa dilakukan oleh masyarakat kerajaan. Ritual persembahan, pembakaran dupa, dan pembangunan tempat pemujaan menjadi praktik umum.
3. Bahasa dan Tulisan
Penggunaan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa pada prasasti menjadi bukti pengaruh literasi India kuno. Hal ini juga menandai masuknya budaya tulis ke dalam kehidupan masyarakat lokal.
4. Kesenian dan Arsitektur
Seni ukir, arca, dan bentuk bangunan yang menyerupai candi atau tempat pemujaan menandakan pengaruh Hindu-Buddha. Meskipun tidak sebanyak di Jawa, bentuk seni ini ditemukan dalam berbagai artefak arkeologis di Kalimantan.
Pengaruh Hindu-Buddha terhadap Peradaban Kalimantan
Secara keseluruhan, pengaruh Hindu-Buddha membentuk fondasi awal sistem sosial dan budaya Kalimantan. Beberapa warisan penting antara lain:
- Sistem hierarki pemerintahan yang berlanjut hingga era kesultanan.
- Seni dan sastra lokal yang mengambil bentuk puisi dan cerita epik.
- Pengetahuan astronomi dan arsitektur yang diperkenalkan melalui agama dan praktik keagamaan.
Meski kemudian Islam menjadi agama dominan, banyak unsur Hindu-Buddha tetap hidup dalam bentuk adat, simbol kerajaan, dan kepercayaan masyarakat pedalaman.
Warisan Hindu-Buddha di Kalimantan Saat Ini
Hingga kini, pengaruh Hindu-Buddha masih bisa ditemukan di Kalimantan, khususnya dalam:
- Nama-nama tempat, seperti Muara Kaman, yang memiliki sejarah panjang sejak era Kutai Martadipura.
- Tradisi dan upacara adat yang mencerminkan unsur animisme, Hindu, dan Buddha.
- Artefak dan peninggalan sejarah di museum seperti Museum Mulawarman di Tenggarong.
- Cerita rakyat dan legenda yang menyimpan unsur kosmologi Hindu-Buddha.
Kesimpulan
Pengaruh Hindu-Buddha dalam kerajaan-kerajaan awal di Kalimantan menunjukkan bahwa pulau ini bukan wilayah yang terisolasi, melainkan bagian dari jaringan budaya besar di Asia Tenggara. Kutai Martadipura, Negara Dipa, dan Negara Daha adalah bukti nyata bagaimana Kalimantan menerima dan mengadaptasi budaya luar, lalu mengolahnya menjadi bagian dari identitas lokal.
Jejak Hindu-Buddha yang kuat pada masa awal membentuk fondasi penting dalam perkembangan politik, sosial, dan spiritual masyarakat Kalimantan, yang tetap terasa hingga kini meski telah berganti zaman dan agama dominan.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa kerajaan Hindu-Buddha tertua di Kalimantan?
Kerajaan Hindu tertua di Kalimantan, sekaligus tertua di Indonesia, adalah Kutai Martadipura, berdiri sekitar abad ke-4 M.
2. Apa bukti pengaruh Hindu-Buddha di Kutai?
Bukti utamanya adalah prasasti Yupa yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta, serta menyebut nama raja Mulawarman dan pemujaan kepada dewa-dewa Hindu.
3. Apakah agama Hindu dan Buddha masih ada di Kalimantan saat ini?
Ada sebagian kecil penganut Hindu dan Buddha, terutama di kota besar. Namun, secara umum, pengaruhnya lebih terlihat dalam adat, budaya, dan sejarah, bukan sebagai agama mayoritas.
4. Bagaimana pengaruh Hindu-Buddha masuk ke Kalimantan?
Masuk melalui jalur perdagangan maritim yang menghubungkan India, Nusantara, dan Tiongkok. Para pedagang dan penyebar agama membawa budaya dan ajaran Hindu-Buddha ke Kalimantan.
5. Apa warisan budaya Hindu-Buddha yang masih bisa ditemukan di Kalimantan?
Warisan tersebut berupa artefak, tradisi adat, nama tempat, sistem pemerintahan kuno, dan cerita rakyat.
Referensi:
- Poesponegoro, Marwati Djoened & Notosusanto, Nugroho. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II dan III. Balai Pustaka.
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kutai_Martadipura
- https://buguruku.com