Penawaran Jasa dan Barang produksi yang ditawarkan kepada Konsumen
Penawaran Jasa dan Barang produksi yang ditawarkan kepada Konsumen. Di pusat pertokoan dijual beraneka ragam barang dan jasa yang disediakan para penjual untuk memenuhi kebutuhan konsumen, seperti buku tulis, sepatu olahraga, dan kaus.
Di pusat pertokoan terdapat banyak penjual yang menyediakan barang-barang tersebut. Jumlah buku tulis yang ingin dijual oleh seluruh penjual buku tulis membentuk penawaran buku tulis. Jumlah sepatu olahraga yang ingin dijual oleh seluruh penjual sepatu olahraga membentuk penawaran sepatu olahraga.
Demikian juga jumlah kaus yang ingin dijual oleh seluruh penjual kaus membentuk penawaran kaus. Dengan demikian, seperti halnya permintaan di pasar ada banyak sekali penawaran sebanyak jumlah barang dan jasa yang disediakan penjual.
1. Pengertian Penawaran
Setiap barang memiliki penawarannya masing-masing. Sifat penawaran setiap barang pada umumnya sama. Agar lebih mudah, kita juga mengambil contoh penawaran kaus untuk memahami apa yang dimaksud dengan penawaran.
Penjual (produsen) pada umumnya selalu berusaha untuk memperoleh keuntungan terbesar dalam menjalankan usahanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, para penjual akan cenderung menjual barang lebih banyak apabila harga barang tersebut naik dan sebaliknya.
Sebagai contoh, di pasar ada 20 penjual kaus. Apabila harga kaus per buahnya Rp25.000,00, dalam 1 hari masing-masing produsen bersedia menjual 5 kaus. Jadi, jumlah kaus yang akan ditawarkan produsen jika harganya Rp25.000,00 per buah sebanyak 100 kaus.
Sementara itu, seandainya harga per buah kaus menjadi lebih mahal, misalnya Rp50.000,00, dalam 1 hari jumlah kaus yang akan dijual masing-masing penjual akan menjadi lebih banyak.
Misalnya, tiap penjual menambah 2 atau 3 kaus. Dengan perkataan lain, masing-masing penjual menawarkan 7 atau 8 kaus sehingga jumlah kaus yang tersedia 150 kaus. Jadi, jumlah kaus yang akan ditawarkan produsen jika harganya Rp50.000,00 per buah sebanyak 150 kaus.
Seandainya harga kaus per buah menjadi lebih mahal lagi, misalnya Rp75.000 maka jumlah kaus yang akan ditawarkan produsen akan menjadi semakin banyak. Sekarang, masing-masing produsen menjual 10 kaus sehingga jumlah kaus yang tersedia 200 kaus.
Informasi di atas dalam bentuk tabel dapat dinyatakan sebagai berikut:
Tabel itu disebut daftar/skedul penawaran kaus. Informasi pada skedul penawaran kaus dapat digambarkan menjadi kurva penawaran kaus. Untuk menggambar kurva penawaran, dibutuhkan sumbu tegak dan sumbu mendatar. Sumbu tegak digunakan untuk menggambarkan harga (price/P), sedangkan sumbu mendatar untuk menggambarkan jumlah yang ditawarkan (quantity supplied/Qd).
Berdasarkan skedul penawaran kaus, kurva penawaran kaus dapat digambarkan. Kombinasi A, B, dan C akan membentuk tiga titik. Bila ketiga titik tersebut dihubungkan, akan membentuk kurva penawaran kaus sebagai berikut.
Berdasarkan skedul dan kurva penawaran, dapat dilihat bahwa apabila harga kaus naik maka jumlah kaus yang ditawarkan akan bertambah dan sebaliknya apabila harga kaus turun maka jumlah kaus yang ditawarkan akan berkurang pula.
Sifat penawaran kaus semacam ini juga berlaku untuk penawaran sebagian besar barang dan jasa yang disediakan penjual. Hal ini terjadi karena adanya hukum penawaran yang berbunyi, “Jika harga suatu barang naik maka jumlah yang ditawarkan akan naik dan sebaliknya. Jika harga turun maka jumlah yang ditawarkan akan turun”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penawaran merupakan skedul atau kurva yang menggambarkan jumlah barang yang ditawarkan penjual/produsen pada berbagai tingkat harga barang tersebut.
Seperti halnya permintaan, pengertian penawaran seperti ini didasarkan pada anggapan bahwa faktor selain harga yang juga memengaruhi jumlah yang ditawarkan tidak mengalami perubahan (asumsi ceteris paribus). Lebih jauh mengenai asumsi ceteris paribus dalam perilaku penawaran dapat kalian pelajari pada subbab berikut.
2. Perubahan Penawaran
Mari kembali pada contoh kasus penawaran kaus. Contoh kasus ini didasarkan pada anggapan ceteris paribus. Maksudnya adalah jumlah kaus yang ditawarkan penjual dianggap hanya dipengaruhi oleh harga. Padahal, yang sebenarnya tentu tidak demikian. Jumlah kaus yang ditawarkan produsen juga dipengaruhi oleh hal lain, misalnya harga input yang digunakan untuk memproduksi kaus tersebut.
Sebagai contoh, harga tekstil untuk membuat kaus naik. Akibat naiknya harga bahan baku untuk memproduksi kaus ini maka pada setiap tingkat harga jumlah kaus yang ditawarkan produsen akan turun karena biaya produksi menjadi lebih mahal.
Apabila harga kaus per unit Rp25.000,00, semula ke-20 produsen masing-masing menjual sebanyak 5 kaus maka setelah harga tekstil naik, masingmasing produsen hanya menjual 2 kaus. Jadi sekarang, jumlah kaus yang akan ditawarkan produsen jika harganya Rp25.000,00 per buah sebanyak 40 kaus.
Hal yang sama terjadi apabila harga kaus per buah lebih mahal, yaitu Rp50.000,00. Sebelumnya, ke-20 produsen masing-masing menjual 7 atau 8 kaus. Setelah harga tekstil naik, setiap produsen hanya bersedia menjual 4 atau 5 kaus. Jadi sekarang, jumlah kaus yang akan ditawarkan produsen jika harganya Rp50.000,00 per buah sebanyak 160 kaus.
Demikian juga apabila harga kaus per buah lebih mahal, yaitu Rp70.000,00. Sebelumnya ke-20 produsen masing-masing menjual 10 kaus. Setelah harga tekstil naik, setiap produsen hanya bersedia menjual 7 kaus. Jadi sekarang, jumlah kaus yang akan ditawarkan produsen jika harganya Rp50.000,00 per buah sebanyak 140 kaus.
Bila informasi di atas ditambahkan dalam daftar/skedul penawaran kaus, dapat dilihat sebagai berikut.
Dengan demikian, kurva penawarannya dapat digambarkan sebagai berikut.
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa akibat naiknya harga tekstil bahan baku untuk memproduksi kaus, kurva penawaran kaus bergeser ke kiri. Pergeseran ke kiri kurva penawaran mengandung arti terjadi penurunan penawaran kaus.
Hal sebaliknya terjadi apabila harga input turun. Pada setiap tingkat harga, jumlah kaus yang ditawarkan produsen lebih banyak karena biaya produksi menjadi lebih murah sehingga kurva penawaran bergeser ke kanan. Pergeseran ke kanan kurva penawaran mengandung arti terjadi kenaikan penawaran kaus.
Dengan demikian, apabila faktor yang semula tetap (ceteris paribus) mengalami perubahan, akan terjadi perubahan penawaran. Penawaran dikatakan naik apabila kurva penawaran bergeser ke kanan dan sebaliknya penawaran dikatakan turun apabila kurva penawaran bergeser ke kiri. Tahukah kalian faktor selain harga input yang memengaruhi penawaran konsumen? Mari kita identifikasi bersama pada subbab berikut!
Baca juga Sebagaimana hukum permintaan hukum penawaran tidak berlaku mutlak
3. Faktor yang Memengaruhi Penawaran
Skedul/kurva penawaran terbentuk berdasarkan hukum penawaran. Seperti telah kalian pelajari, hukum ini menggunakan asumsi ceteris paribus. Apabila faktor yang semula dianggap konstan mengalami perubahan maka akan terjadi perubahan penawaran. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. harga input; b. teknologi; c. pajak dan subsidi; d. perkiraan harga di masa yang akan datang; e. jumlah produsen.
Beberapa contoh bagaimana perubahan faktor-faktor tersebut menyebabkan perubahan penawaran dapat kalian cermati pada tabel berikut.