Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Metode Perhitungan Pendapatan Nasional, Berdasarkan arus kegiatan ekonomi negara, penghitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan tiga (3) metode pendekatan, antara lain:
1. Metode Pendekatan Pendapatan
Dalam metode ini cara yang dilakukan adalah dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima masyarakat sebagai pemilik faktor produksi atas penyerahan faktor produksinya kepada perusahaan.
Untuk mencari besarnya pendapatan nasional dirumuskan:
2. Metode Pendekatan Produksi
Perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai tambah (value added) yang diwujudkan oleh berbagai sektor dalam perekonomian, antara lain:
a. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan b. Pertambangan dan penggalian c. industri pengolahan d. listrik, gas dan air bersih e. Bangunan f. Perdagangan, restoran dan hotel g. pengangkutan dan komunikasi h. Keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan serta i. Jasa-jasa
Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan nilai tambah (value added) itu?
Sebagai contoh, untuk memproduksi kemeja harus diproduksi terlebih dahulu kain, benang dan kapas. Jika kita menjumlahkan nilai akhir produksi tiap-tiap komponen maka akan terjadi penghitungan ganda (double accounting), mengapa?
Hal ini disebabkan karena dalam nilai akhir kemeja sudah terkandung nilai kain, dalam nilai akhir kain sudah terkandung nilai akhir benang dan seterusnya. Oleh karena itulah untuk memperoleh total produk yang dihasilkan suatu negara harus dilihat dari nilai tambahnya. Perhatikan contoh perhitungan nilai tambah berikut ini.
Keterangan : Untuk masing-masing komoditas penghitungan nilai tambahnya didasarkan pada selisih nilai produksi perubahan tiap komoditas dari kapas sampai dengan kemeja. Misalkan:
- Nilai tambah kapas besarnya tetap Rp10.000,00 (karena nilai produksinya belum mengalami perubahan menjadi komoditas lain)
- Nilai tambah benang Rp5.000,00 → merupakan selisih antara nilai produksi kapas dengan benang
- Nilai tambah kain Rp2.500,00 → selisih antara nilai produksi benang dan kain
- Nilai tambah kemeja Rp7.500,00 → selisih antara nilai produksi kain dengan kemeja
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai tambah yang diperoleh dari perubahan komoditas kapas menjadi kemeja sebesarRp 25.000,00.
Dengan adanya perhitungan nilai tambah tersebut maka akan terhindar dari adanya perhitungan ganda. Dengan demikian metode ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan: Y = Pendapatan nasional NTB = Nilai tambah dari tiap-tiap sektor ekonomi
3. Metode Pendekatan Pengeluaran
Untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional dengan metode ini maka dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran masyarakat dari tiaptiap rumah tangga yang ada. Adapun pengeluaran yang dihitung bukan berasal dari nilai transaksi barang jadi, hal ini dimaksudkan untuk menghindari perhitungan ganda.
Empat sektor Rumah tangga sebagai pelaku ekonomi yang digunakan sebagai acuan dalam menghitung pengeluaran adalah :
a. Rumah tangga konsumen
Pada sektor rumah tangga ini pengeluaran yang dilakukan berupa pembelian barang atau jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang biasa di sebut dengan konsumsi.
b. Rumah tangga produsen atau perusahaan
Pengeluaran pada rumah tangga ini dilakukan sebagai pembentukan barang dan jasa yang digunakan untuk menghasilkan barang/jasa lebih lanjut atau yang diistilahkan dengan Investasi (I)
c. Rumah tangga pemerintah
Pengeluaran pemerintah ini terdiri dari:
- Pengeluaran konsumsi pemerintah, misalnya pembayaran gaji pegawai dan pembelian alat-alat kantor
- Pengeluaran pemerintah untuk investasi, misalnya pembuatan jalan, jembatan, saluran irigasi, pelabuhan dan lain-lain
Pengeluaran investasi oleh pemerintah maupun swasta nantinya oleh pemerintah dimasukkan dalam komponen pembentukan modal tetap domestik bruto dan komponen perubahan stok yang diistilahkan Goverment Expenditure (G)
d. Rumah tangga luar negeri / ekspor bersih (X-M).
Pengeluaran untuk rumah tangga ini merupakan selisih dari nilai ekspor terhadap nilai impor yang dilakukan oleh suatu negara dalam kegiatan perdagangan internasional.
Pengeluaran-pengeluaran dari keempat sektor perekonomian itulah yang merupakan komponen pendapatan nasional. Sehingga perhitungan pendapatan nasional ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Tabel PDB Indonesia tahun 1999 atas harga yang berlaku (trilyun rupiah)
Baca juga Dampak Positif dan Negatif Perdagangan Internasional
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Komponen Pendapatan Nasional
Komponen pendapatan nasional sebagai unsur pembentuk pendapatan nasional dilihat dari sumbernya terdiri dari konsumsi (C) dan Investasi (I) sehingga persamaan matematiknya.
Sedangkan dilihat dari penggunaanya komponen pendapatan nasional terdiri konsumsi (C) dan tabungan (S) dan persamaan matematisnya.
Baca juga Berbagai kebijakan perdagangan internasional
Komponen Konsumsi dipengaruhi oleh: a. Besarnya pendapatan bersih/neto b. Tingkat komposisi rumah tangga (usia dan jumlah) c. Tuntutan lingkungan (geografis dan sosial) d. Dugaan untuk masa depan (naik turunnya harga).
Komponen tabungan dipengaruhi oleh: a. Tingkat pendapatan dan tingkat konsumsi masyarakat b. Motif berjaga-jaga dari masyarakat untuk waktu yang akan datang. c. Tingkat suku bunga bank untuk tabungan.
Komponen investasi dipengaruhi oleh: a. Tingkat suku bunga bank untuk modal b. Kekuatan permintaan di pasar terhadap barang dan jasa c. Tingkat perkembangan teknologi yang mampu menjamin efisiensi produksi.