Home » Sejarah » Mengenal Jembatan Ampera: Ikon Legendaris Kota Palembang
Posted in

Mengenal Jembatan Ampera: Ikon Legendaris Kota Palembang

Mengenal Jembatan Ampera: Ikon Legendaris Kota Palembang (ft.istimewa)
Mengenal Jembatan Ampera: Ikon Legendaris Kota Palembang (ft.istimewa)

Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, memiliki banyak daya tarik sejarah dan budaya. Namun, di antara sekian banyak simbol kota ini, Jembatan Ampera menempati posisi paling ikonik. Berdiri megah membentang di atas Sungai Musi, jembatan ini bukan hanya sarana penghubung antara wilayah Seberang Ulu dan Seberang Ilir, tetapi juga menjadi saksi bisu perjalanan sejarah dan perkembangan Kota Palembang dari masa ke masa. Mari kita mengenal jembatan Ampera?

Artikel Mengenal Jembatan Ampera ini akan mengulas sejarah, arsitektur, transformasi, serta nilai historis dan simbolik dari Jembatan Ampera—ikon legendaris yang telah menyatu dengan identitas masyarakat Palembang.


Sejarah Pembangunan Jembatan Ampera

Gagasan Pasca-Kemerdekaan

Pembangunan Jembatan Ampera merupakan bagian dari semangat pembangunan nasional di awal kemerdekaan Indonesia. Gagasan pembangunannya sudah muncul sejak masa kolonial Belanda, tetapi baru terealisasi pada awal 1960-an. Setelah kemerdekaan, kebutuhan akan infrastruktur penghubung antara dua sisi Sungai Musi semakin mendesak karena pertumbuhan kota yang pesat.

Bantuan dari Jepang

Pada tahun 1962, Pemerintah Indonesia akhirnya memulai pembangunan Jembatan Ampera dengan bantuan dana perang dari Pemerintah Jepang. Proyek ini dikerjakan oleh kontraktor asal Jepang, Fuji Car Manufacturing Co. Ltd., dengan melibatkan banyak insinyur Indonesia. Nama awal jembatan ini adalah Jembatan Musi, namun kemudian diubah menjadi Jembatan Ampera, singkatan dari Amanat Penderitaan Rakyat.

Peresmian oleh Presiden Soekarno

Jembatan ini diresmikan pada tahun 1965 oleh Presiden Soekarno, dan langsung menjadi kebanggaan warga Palembang. Saat itu, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Asia Tenggara dan menjadi salah satu ikon pembangunan era Orde Lama.


Desain dan Arsitektur Jembatan Ampera

Jembatan Ampera memiliki panjang 1.117 meter dengan lebar 22 meter dan tinggi menara sekitar 63 meter. Salah satu ciri khas utamanya adalah dua menara kembar yang menjulang tinggi di sisi kiri dan kanan jembatan. Kedua menara ini dulu berfungsi untuk mengangkat bagian tengah jembatan agar kapal besar bisa melintas di bawahnya.

Sistem Angkat (Lift Bridge)

Pada masa awal pengoperasiannya, Jembatan Ampera memiliki sistem angkat (lift bridge) yang sangat canggih untuk zamannya. Bagian tengah jembatan sepanjang 75 meter dapat dinaikkan ke atas menggunakan mesin hidrolik agar kapal-kapal besar bisa lewat. Proses pengangkatan ini membutuhkan waktu sekitar 30 menit dan dikendalikan dari menara pengawas.

Namun, sejak tahun 1970-an, mekanisme pengangkatan ini tidak lagi berfungsi karena faktor keselamatan dan meningkatnya lalu lintas kendaraan darat. Bagian mekanik jembatan pun akhirnya dinonaktifkan.


Peran Strategis Jembatan Ampera

Penghubung Dua Sisi Kota Palembang

Jembatan Ampera berperan vital dalam menghubungkan dua kawasan utama Kota Palembang—Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Sebelum jembatan ini ada, masyarakat hanya bisa menyeberang Sungai Musi menggunakan perahu atau rakit.

Kehadiran Jembatan Ampera mendorong pertumbuhan ekonomi, mempermudah mobilitas warga, serta mempercepat urbanisasi kedua sisi kota.

Pusat Aktivitas Ekonomi dan Pariwisata

Sekitar jembatan, terdapat pusat-pusat ekonomi tradisional seperti Pasar 16 Ilir dan Pasar Kuto, serta destinasi wisata seperti Benteng Kuto Besak, Masjid Agung Palembang, dan Kampung Kapitan. Pada malam hari, lampu-lampu warna-warni yang menghiasi Jembatan Ampera menjadikannya objek fotografi favorit wisatawan lokal maupun mancanegara.


Jembatan Ampera dalam Simbolisme dan Budaya

Bagi warga Palembang, Jembatan Ampera bukan hanya infrastruktur, tapi juga simbol identitas dan kebanggaan. Ia sering digambarkan dalam logo instansi pemerintah, koperasi, hotel, sekolah, bahkan dalam cendera mata khas Palembang. Jembatan ini juga menjadi inspirasi dalam seni, lagu daerah, hingga film dokumenter.


Renovasi dan Perawatan

Sebagai struktur berusia lebih dari 50 tahun, Jembatan Ampera telah mengalami berbagai renovasi dan perawatan. Pemerintah daerah bersama Kementerian PUPR secara rutin melakukan pengecekan terhadap struktur bangunan, pengecatan ulang, serta perkuatan pondasi agar tetap aman digunakan.

Pada tahun 2018 menjelang Asian Games, Jembatan Ampera dipercantik dengan pencahayaan LED yang bisa berubah warna, menjadikannya lebih estetik dan modern tanpa menghilangkan nilai sejarahnya.

Baca juga: Perang Demak-Majapahit: Runtuhnya Kerajaan Hindu Terakhir di Jawa


Jembatan Ampera dan Perubahan Kota Palembang

Seiring dengan pertumbuhan kota, Palembang telah membangun jembatan-jembatan lain seperti Jembatan Musi II, Musi IV, dan Musi VI, namun tidak ada yang menggantikan posisi ikonik Jembatan Ampera. Bahkan dengan kehadiran moda transportasi modern seperti Light Rail Transit (LRT) dan jalan tol, Jembatan Ampera tetap menjadi simbol dan pusat perhatian.

Setiap event besar di Palembang, seperti Festival Sriwijaya, Pekan Olahraga, hingga HUT Kota Palembang, selalu melibatkan Jembatan Ampera sebagai latar utama, baik untuk kegiatan budaya, parade, hingga atraksi air di Sungai Musi.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.