Setelah tidak lagi menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia pada tahun 2004, Megawati Soekarnoputri tetap menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam panggung politik nasional. Ia tidak menghilang dari percaturan kekuasaan, tetapi justru memantapkan perannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), serta tokoh nasional yang memiliki pengaruh besar dalam pembentukan kebijakan, arah koalisi politik, hingga regenerasi kepemimpinan nasional. Bagaimana kiprah Megawati Setelah Lengser: Perannya sebagai Ketua Umum PDI-P dan Tokoh Nasional?
Artikel Megawati Setelah Lengser ini membahas secara komprehensif peran Megawati setelah lengser dari jabatan presiden, termasuk kontribusinya dalam mempertahankan kekuatan PDI-P, membentuk arah politik nasional, serta warisannya dalam pengembangan demokrasi Indonesia.
Megawati Setelah Lengser: Awal Perjuangan Pasca-Kekuasaan
Setelah kekalahannya dalam pemilihan presiden 2004 melawan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Megawati tetap memimpin PDI-P. Kekalahan itu bukan akhir karier politiknya, tetapi menjadi titik awal konsolidasi kekuatan politik dari luar lingkaran pemerintahan.
Meski PDI-P menjadi oposisi selama 10 tahun (2004โ2014), Megawati berhasil menjaga kestabilan internal partai. Di saat banyak partai yang pecah atau kehilangan arah setelah berada di luar kekuasaan, PDI-P tetap solid sebagai kekuatan nasionalis terbesar.
Kepemimpinan Partai: Membangun PDI-P sebagai Mesin Politik Nasional
1. Disiplin Ideologi dan Organisasi
Megawati dikenal sebagai pemimpin partai yang sangat menekankan disiplin ideologi. Ia terus menanamkan nilai-nilai Marhaenisme dan ajaran Bung Karno kepada seluruh kader PDI-P. Ia juga mengembangkan sekolah partai untuk mendidik kader-kader muda, agar tidak hanya menjadi politisi pragmatis, tetapi juga memiliki wawasan ideologis dan karakter kepemimpinan.
Konsistensi dalam hal ideologi ini menjadikan PDI-P berbeda dari partai-partai lain yang sering terjebak dalam politik transaksional.
2. Penguatan Struktur Partai dari Pusat hingga Daerah
Megawati memperkuat struktur organisasi partai dari pusat hingga tingkat ranting. Di bawah kepemimpinannya, PDI-P memiliki sistem kaderisasi, perekrutan, dan komunikasi yang rapi. Keberhasilan partai dalam memenangkan tiga kali pemilu legislatif berturut-turut (2014, 2019, 2024) tak lepas dari strategi organisasi yang dibangunnya.
Strategi Politik Nasional: Dari Oposisi hingga Raja Pembuat Presiden
1. Mendukung Jokowi: Strategi Politik Jitu
Salah satu langkah paling strategis Megawati adalah mendukung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden pada 2014. Jokowi, yang saat itu merupakan Gubernur DKI Jakarta, bukanlah kader lama PDI-P, tetapi Megawati melihat potensi elektoral dan karakter rakyat dalam dirinya.
Keputusan Megawati ini terbukti sangat tepat. Jokowi memenangkan Pilpres 2014 dan kembali menang pada 2019. Keberhasilan ini menjadikan Megawati sebagai kingmaker โ tokoh penting di balik kemenangan presiden.
2. Pencalonan Ganjar Pranowo 2024
Pada 2023, Megawati kembali mengambil keputusan penting dengan mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai capres dari PDI-P untuk Pilpres 2024. Keputusan ini menegaskan posisinya sebagai tokoh penentu dalam proses demokrasi elektoral di Indonesia, meski tak lagi menduduki jabatan eksekutif atau legislatif.
Peran sebagai Tokoh Nasional: Di Luar Jabatan Resmi
1. Ketua Dewan Pengarah BPIP
Megawati dipercaya menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Lewat lembaga ini, ia berperan dalam menjaga dan membumikan nilai-nilai Pancasila di tengah tantangan globalisasi dan ideologi transnasional yang mulai menyusup.
Keterlibatannya dalam BPIP memperkuat perannya sebagai penjaga ideologi negara, warisan langsung dari ayahnya, Soekarno.
2. Penerima Penghargaan dan Simbol Negara
Megawati juga menerima berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri atas dedikasinya terhadap demokrasi, perdamaian, dan kepemimpinan nasional. Ia diundang dalam berbagai forum nasional dan internasional sebagai pembicara atau tokoh simbolis.
Pengaruh dalam Regenerasi Politik
1. Kaderisasi di PDI-P
Megawati secara konsisten memajukan tokoh-tokoh muda di tubuh PDI-P. Selain Jokowi, ia turut mempromosikan:
- Puan Maharani (anaknya) sebagai Ketua DPR RI.
- Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah dua periode dan capres 2024.
- Risma sebagai Menteri Sosial dan figur publik perempuan inspiratif.
2. Isu Dinasti Politik
Namun, keberpihakan Megawati terhadap keluarga, terutama Puan Maharani, juga mengundang kritik. Publik menyoroti kecenderungan PDI-P sebagai partai yang membangun dinasti politik, terutama ketika Puan menjadi salah satu kandidat kuat pengganti Megawati di masa depan.
Meski demikian, tak dapat disangkal bahwa regenerasi di tubuh PDI-P relatif lebih terstruktur dibandingkan partai lain.
Baca juga: Gus Dur Setelah Lengser: Perannya sebagai Tokoh Bangsa dan Pemikir Demokrasi
