Home » Sejarah » Majapahit dalam Sastra: Kitab Nagarakretagama dan Prasasti-prasasti Sejarah
Posted in

Majapahit dalam Sastra: Kitab Nagarakretagama dan Prasasti-prasasti Sejarah

Majapahit dalam Sastra: Kitab Nagarakretagama dan Prasasti-prasasti Sejarah (ft.istimewa)
Majapahit dalam Sastra: Kitab Nagarakretagama dan Prasasti-prasasti Sejarah (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah berdiri di Nusantara, dikenal karena kejayaannya dalam bidang politik, ekonomi, budaya, dan sastra. Salah satu peninggalan intelektual terpenting dari Majapahit adalah karya-karya sastra dan dokumen sejarah dalam bentuk kitab dan prasasti. Di antara karya tersebut, Kitab Nagarakretagama dan sejumlah prasasti memiliki nilai historis luar biasa dalam merekam peradaban dan pencapaian Majapahit.

Artikel ini akan mengulas peran penting sastra dan prasasti sebagai sumber utama dalam memahami kebesaran Kerajaan Majapahit, terutama melalui Kitab Nagarakretagama karya Mpu Prapanca dan berbagai prasasti penting lainnya.


Kitab Nagarakretagama: Mahakarya Sastra dan Sejarah

Latar Belakang dan Penulis

Kitab Nagarakretagama ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 M, pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, salah satu raja terbesar Majapahit. Kitab ini ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dan berbentuk puisi kakawin, yaitu karya sastra yang mengikuti metrum India.

Mpu Prapanca sendiri adalah seorang biksu Buddha yang sekaligus merupakan bagian dari lingkaran intelektual kerajaan. Dalam tulisannya, ia tidak hanya menuliskan peristiwa sejarah, tetapi juga menyusun pujian terhadap raja dan memperlihatkan kebesaran Majapahit dalam berbagai aspek kehidupan.

Isi dan Struktur Kitab

Kitab Nagarakretagama terdiri dari 98 pupuh (bagian) dan memuat sekitar 1.000 lebih bait. Isinya tidak hanya mencatat perjalanan Raja Hayam Wuruk ke berbagai daerah kekuasaan Majapahit, tetapi juga mendeskripsikan:

  • Struktur pemerintahan Majapahit
  • Daftar daerah taklukan Majapahit di Nusantara
  • Kehidupan istana dan keluarga raja
  • Praktik keagamaan (Hindu dan Buddha)
  • Upacara dan ritual kerajaan
  • Pujian terhadap Hayam Wuruk dan leluhur raja

Kitab ini menjadi sumber utama bagi sejarawan untuk memahami seberapa luas pengaruh Majapahit pada abad ke-14.

Nilai Historis dan Budaya

Kitab Nagarakretagama memiliki dua nilai penting:

  1. Nilai Historis: Menjadi rujukan utama dalam menelusuri luasnya wilayah kekuasaan Majapahit, termasuk daerah di luar Jawa seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga semenanjung Malaya.
  2. Nilai Budaya: Kitab ini juga menunjukkan bagaimana budaya Jawa pada masa Majapahit menyatu dengan nilai Hindu-Buddha, dan menjadi landasan kebudayaan Indonesia masa kini.

Kitab ini diakui secara internasional dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Bahkan, pada tahun 2005, UNESCO menetapkan Nagarakretagama sebagai Memory of the World.


Prasasti-prasasti Sejarah: Jejak Autentik Kejayaan Majapahit

Selain kitab sastra seperti Nagarakretagama, Kerajaan Majapahit juga meninggalkan banyak prasasti sebagai dokumen resmi yang diukir di batu atau tembaga. Prasasti-prasasti ini memiliki peran penting dalam mendokumentasikan kebijakan, hukum, dan peristiwa penting kerajaan.

1. Prasasti Kudadu (1294 M)

Prasasti ini mencatat peristiwa awal berdirinya Kerajaan Majapahit. Di dalamnya disebutkan bagaimana Raden Wijaya menerima perlindungan dari kepala desa Kudadu sebelum berhasil mengusir pasukan Mongol dan mendirikan kerajaan.

Prasasti ini menjadi bukti penting tentang legitimasi kekuasaan Raden Wijaya serta peran rakyat dalam sejarah pendirian Majapahit.

2. Prasasti Waringin Pitu (1369 M)

Prasasti ini dikeluarkan pada masa Hayam Wuruk dan memuat sistem pembagian administratif Majapahit. Disebutkan adanya 14 wilayah otonom (wilayah mandala) di bawah kendali pusat. Informasi ini sangat penting dalam memahami sistem birokrasi dan kontrol wilayah di Majapahit.

3. Prasasti Biluluk (1380 M)

Prasasti ini berkaitan dengan bidang keagamaan dan pengaturan hak istimewa bagi pemuka agama Buddha. Menunjukkan toleransi dan keharmonisan antara agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Majapahit.

4. Prasasti Jiwu dan Prasasti Canggu

Kedua prasasti ini menjelaskan pengaturan hukum adat, pajak, dan hak milik tanah, serta tanggung jawab pejabat desa. Prasasti Canggu misalnya menyebutkan adanya sistem pengangkutan barang melalui sungai yang dikelola oleh masyarakat dan diatur oleh kerajaan.


Sastra dan Prasasti sebagai Sumber Sejarah

Peran Sastra dan Prasasti dalam Rekonstruksi Sejarah

Sumber sastra seperti kakawin, dan prasasti seperti piagam raja, bukan hanya alat propaganda, tetapi juga sumber data primer yang dapat digunakan untuk:

  • Menentukan garis waktu (kronologi) sejarah
  • Memahami struktur sosial, politik, dan ekonomi
  • Melihat interaksi budaya dan agama
  • Menelusuri hubungan antardaerah dan pengaruh luar negeri
Kelebihan dan Keterbatasan

Sumber-sumber ini memiliki kelebihan karena dibuat oleh penulis atau pejabat yang hidup pada masa kejadian, tetapi juga memiliki keterbatasan, seperti kecenderungan memuji raja dan minimnya catatan tentang konflik internal.

Baca juga: Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia di Bawah Penjajahan Belanda


Majapahit dalam Ingatan Kolektif Bangsa

Majapahit tidak hanya hadir dalam catatan sejarah, tetapi juga dalam ingatan kolektif bangsa Indonesia. Konsep “Bhinneka Tunggal Ika” yang berasal dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular, juga berasal dari masa Majapahit. Hal ini memperlihatkan bahwa kebesaran Majapahit tidak hanya dalam wilayah kekuasaan, tetapi juga dalam kebudayaan dan pemikiran.

Kitab dan prasasti dari masa Majapahit merupakan warisan penting yang memperkaya identitas bangsa Indonesia. Mereka menjadi bukti bahwa Indonesia telah memiliki sistem pemerintahan, sistem hukum, dan budaya literasi yang maju sejak abad ke-14.


Kesimpulan

Kerajaan Majapahit meninggalkan warisan sastra dan prasasti yang luar biasa penting dalam memahami sejarah Nusantara. Kitab Nagarakretagama memberikan gambaran utuh tentang kebesaran Hayam Wuruk dan Majapahit secara umum, sementara prasasti-prasasti menyajikan bukti otentik yang mendukung narasi sejarah dari berbagai aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat.

Kedua jenis sumber ini saling melengkapi dan menjadi fondasi bagi para sejarawan untuk merekonstruksi masa lalu Indonesia dengan lebih akurat. Warisan ini tidak hanya penting bagi kalangan akademik, tetapi juga bagi masyarakat luas untuk memahami akar budaya dan sejarah bangsa Indonesia.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa itu Kitab Nagarakretagama?
Kitab Nagarakretagama adalah karya sastra berbentuk kakawin yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 M. Isinya mencatat perjalanan Raja Hayam Wuruk dan kejayaan Kerajaan Majapahit.

2. Apa saja isi penting dalam Kitab Nagarakretagama?
Kitab ini mencakup wilayah kekuasaan Majapahit, sistem pemerintahan, kehidupan istana, agama, dan penghormatan terhadap leluhur raja.

3. Apa perbedaan antara kitab dan prasasti?
Kitab biasanya ditulis di atas naskah daun lontar dan berbentuk karya sastra atau keagamaan. Sementara prasasti ditulis di atas batu atau tembaga dan berisi dokumen resmi seperti hukum, piagam, atau perintah raja.

4. Apa saja prasasti penting peninggalan Majapahit?
Beberapa prasasti penting adalah Prasasti Kudadu, Waringin Pitu, Biluluk, dan Canggu yang mencatat berbagai aspek politik, agama, dan sosial.

5. Mengapa warisan sastra dan prasasti Majapahit penting bagi Indonesia?
Karena menjadi sumber utama untuk memahami sejarah, budaya, sistem pemerintahan, dan identitas bangsa Indonesia sejak masa lampau.


Referensi

  • Prapanca, Mpu. Nagarakretagama. Terjemahan oleh Slamet Muljana.
  • Slamet Muljana. (2006). Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit. LKiS.
  • Drs. R. Soekmono. (1973). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta: Kanisius.
  • Pigeaud, Th.G.Th. (1960). Java in the 14th Century. The Hague: Martinus Nijhoff.
  • Ricklefs, M.C. (2001). A History of Modern Indonesia Since c.1200. Stanford University Press.
  • https://kebudayaan.kemdikbud.go.id
  • https://perpusnas.go.id
  • https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.